Kamis, 08 Maret 2012

GEOGRAFI PENDUDUKKEPENDUDUKAN INDONESIA A. Pengertian Penduduk Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: Orang yang tinggal di daerah tersebut Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam Geografi sosial, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial. PETA KONSEP KEPENDUDUKAN B. Pengumpulan Data Kependudukan di Indonesia Data yang menyangkut penduduk dengan berbagai karakteristiknya merupakan salah satu data pokok yang amat diperlukan untuk perencanaan di segala bidang, misalnya: kebutuhan akan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Data kependudukan dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut: 1. Sensus Penduduk Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, penyusunan, pengolahan, dan penerbitan data yang bersifat demografis, ekonomis, dan sosial dari suatu wilayah atau negara tertentu dan dalam waktu tertentu. Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi: a. Sensus de jure, yaitu pencacahan jiwa yang dilakukan di tempat penduduk tersebut tinggal secara resmi. b. Sensus de facto, yaitu pencacahan jiwa di tempat mereka ditemukan oleh petugas lapangan. Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi: a. Metode Canvasser, yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang luas. b. Metode Householder, yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaan dapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya. Sensus penduduk dilakukan dalam jangka waktu 5 atau 10 tahun. Di Indonesia, sensus penduduk dilakukan setiap 10 tahun. Berikut ini data hasil sensus penduduk Indonesia tahun 1930 sampai tahun 2005. No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 1. 1930 60.700.000 2. 1961 97.000.000 3. 1971 119.208.229 4. 1980 147.490.298 5. 1990 179.378.946 6. 2000 206.264.595 7. 2005 218.868.791*) Sumber: BPS tahun 2000 Keterangan: *) hasil survei penduduk antarsensus (Supas) Sensus Penduduk Indonesia 2010 (disingkat SP2010) adalah sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia pada tanggal 1 Mei - 15 Juni 2010. Awalnya sensus ditargetkan selesai pada 31 Mei 2010. Namun pada tanggal 31 Mei 2010, BPS memperpanjang waktu sensus penduduk Indonesia sampai tanggal 15 Juni 2010. Ada beberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni. Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010. Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka. Sensus ini menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader (ICR/OMR). Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga. Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun. BPS memperhitungkan biaya Sensus Penduduk 2010 hanya 1,5 dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa. BPS mengerahkan 700.000 tenaga pencacah. Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah penduduk yang sudah menetap di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan; kecuali diplomat asing). BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang. Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus 2010 di sidang paripurna DPR. Hasil sensus 2010 Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Distribusi penduduk Indonesia: Pulau Persentase Pulau Jawa 58% Pulau Sumatra 21% Pulau Sulawesi 7% Pulau Kalimantan 6% Bali dan Nusa Tenggara 6% Papua dan Maluku 3% Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Pulau Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km². Data sensus yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Data yang dihimpun pada bidang ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data social budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia). Data-data dari sensus tersebut digunakan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang. Hal tersebut sangat berperan penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, baik di bidang kependudukan, sosial budaya, dan ketenagakerjaan. 2. Registrasi Penduduk Registrasi penduduk merupakan pencatatan yang terus menerus mengenai kejadian vital yang dialami penduduk berupa kelahiran, kematian, dan perpindahan. Registrasi penduduk didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah Indonesia. Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah dan hambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis kependudukan. Penerangan pada masyarakat sangat diperlukan mengenai pentingnya melaporkan kejadian vital yang terjadi di rumah tangganya, sehingga dengan adanya keterbukaan dan penyempurnaan pelayanan akan membantu memberikan hasil pencatatan penduduk yang lebi baik. Data yang dihasilkan akan dapat digunakan sebagai pembanding dan pelengkap seri data kependudukan, baik dari hasil survei maupun sensus. Data tersebut juga dapat digunakan untuk menentukan kebijakan penduduk. 3. Survei Penduduk Survei penduduk atau survei sampel merupakan pengumpulan data dari sebagian populasi yang pemilihan sampel atau respondennya dilakukan dengan metode statistik tertentu sehingga tetap dapat melakukan pendugaan atas populasinya. Survei dapat dilakukan kapan saja tanpa dibatasi oleh waktu. Dengan survei dapat dilakukan penghematan atas biaya, tenaga, dan waktu, karena pengumpulan data hanya dari sebagian populasi. Pernyataan yang diajukan kepada responden dapat memuat jenis atau item yang amat rinci dan khusus. Dalam pemilihan sampel, yang harus diperhatikan adalah sampel harus mewakili populasi, harus mempunyai tingkat kebenaran (reliability) yang dapat diukur, harus sesuai dengan keadaan, dan harus efisien. Contohnya, Survei Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Survei Angkatan Kerja, dan lain sebagainya. C. Komposisi Penduduk Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, yang meskipun terdiri atas individu-individu yang berbeda tetapi tidak bisa hidup sendiri. Jadi, suatu hal yang naluriah jika terbentuk kelompok-kelompok dalam lingkungan manusia. Pengelompokan inilah yang juga mengubah dinamika antroposfer. Terbentuknya pengelompokan manusia didasarkan pada dua hal, yaitu hal yang alami (biologis) dan dari kepentingan maupun kondisi lingkungan. Persamaan kondisi lingkungan ataupun kepentingan menjadi kriteria terbentuknya kelompok. Contoh pengelompokan antara lain pengelompokan penduduk berdasarkan ciri ekonomi meliputi jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Data ini berguna untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk. Pengelompokan ini bermanfaat bagi pemerintah untuk perencanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan. Contoh pengelompokan bisa berdasarkan batas administrasi seperti desa, kota, kabupaten, dan provinsi. Setiap kriteria pengelompokan ini mempunyai tujuan untuk berbagai kemudahan. Pengelompokan jenis lain, yaitu berdasarkan kondisi alami atau biologis. Pengelompokan ini dengan sendirinya ada sejak manusia lahir. Tahukah kamu kriteria apakah yang digunakan untuk pengelompokan tersebut? Perhatikanlah penghuni kelasmu. Kamu akan menemukan bahwa kalian berbeda dalam jenis kelamin. Kemudian perhatikan pula penghuni rumahmu atau penduduk di sekelilingmu, kamu akan menemukan mereka berbeda dari segi umur. Dari segi umur kamu bisa membedakan mana penduduk yang masih anak-anak, penduduk dewasa maupun penduduk usia lanjut. Sedangkan dari jenis kelamin, kamu bisa membedakan laki-laki dan perempuan. Nah, dua kriteria inilah yang termasuk kriteria alami. Dalam bidang kependudukan, dua kriteria ini menjadi dasar menyusun komposisi penduduk. 1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Bagi suatu daerah ataupun cakupan yang lebih luas yaitu negara, komposisi penduduk digunakan sebagai perencanaan pembangunan kependudukan sehingga dinamika penduduk bisa terdeteksi. Contoh sederhana, yaitu dari suatu data komposisi penduduk bisa diketahui kalau sebagian besar penduduk di suatu daerah tergolong usia sekolah. Melihat kenyataan ini, maka langkah pembangunan bijak yang harus diambil oleh pemerintah adalah membangun infrastruktur dan fasilitas pendidikan. Itulah contoh sederhana mengapa penduduk perlu dikelompokkan dalam komposisi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Kamu juga bisa mengetahui dinamika penduduk Indonesia dengan melihat komposisi penduduk Indonesia. Cermatilah data pada tabel berikut. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada Pertengahan Tahun 2006 Dari tabel komposisi penduduk pada tabel tersebut dapat dilihat penduduk kelompok umur di bawah lima tahun (5–9 tahun) mempunyai jumlah terbanyak, sedang jumlah paling sedikit pada kelompok umur > 80 tahun. Dari tabel tersebut juga tampak bahwa umur penduduk muda lebih banyak dibandingkan dengan penduduk tua. Ada kecenderungan bahwa kelompok umur makin tua, maka makin sedikit jumlahnya. Nah, sekarang cobalah ceritakan bagaimana dinamika penduduk Indonesia seperti yang digambarkan pada table di atas. Mungkin akan terasa sulit bagimu mengetahui kondisi komposisi penduduk Indonesia melalui data yang disajikan dalam tabel. Nah, ternyata ada cara jitu untuk menggambarkan komposisi penduduk agar lebih mudah terbaca. Cara tersebut dengan piramida penduduk. 2. Piramida Penduduk Komposisi penduduk suatu wilayah atau negara dapat disajikan dalam bentuk diagram yang berbentuk piramida. Piramida penduduk menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur. Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa dicapai oleh penduduk di suatu wilayah. Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas penduduk. Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut. a. Berbentuk Segitiga (Limas) Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda atau berciri ekspansif. Penduduk tumbuh cepat karena terjadi penurunan tingkat kematian bayi tetapi tingkat kelahiran masih tinggi. Piramida penduduk negara kita Indonesia, termasuk kelompok ini. b. Berbentuk Sarang Tawon (Batu Nisan) Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia, dan Swiss c. Bentuk Segi Empat Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju. Dengan melihat bentuk piramida penduduk, maka akan diketahui apakah negara itu bercirikan penduduk tua atau muda. Suatu Negara disebut berpenduduk tua apabila sebagian besar penduduk di Negara itu sudah berumur tua. Sedang suatu negara disebut berpenduduk muda apabila sebagian penduduk negara itu masih berumur muda. 3.Pentingnya Mengetahui Komposisi Penduduk Banyak hal tentang dinamika penduduk yang bisa dideteksi melalui piramida penduduk. Bukan hanya mengenai komposisi penduduk tetapi juga mengenai perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan yang lebih dikenal dengan istilah sex ratio dan juga mengenai angka beban ketergantungan. a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio jenis kelamin merupakan angka perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Berapa rasio jenis kelamin di kelasmu? Kamu dapat menentukannya dengan mudah. Caranya, hitung jumlah siswa laki-laki dengan jumlah siswa perempuan, kemudian bandingkan keduanya. Atau apabila ditulis rumusnya sebagai berikut. apabila ditulis rumusnya sebagai berikut. Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu wilayah dipengaruhi beberapa faktor, yaitu rasio jenis kelamin pada kelahiran (sex ratio birth), tingkat kematian antara penduduk lakilaki dengan perempuan, dan tingkat migrasi antara penduduk lakilaki dengan perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelahiran di beberapa negara berkisar 103–105 bayi laki-laki per 100 bayi perempuan pada saat lahir. b. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Penduduk tidak produktif menjadi tanggungan penduduk produktif. Siapa yang dianggap penduduk produktif dan tidak produktif? Dalam komposisi penduduk menurut kelompok umur, penduduk dapat dibagi menjadi tiga kelompok umur besar. Ketiga kelompok yang dimaksud sebagai berikut. 1) Kelompok umur muda ( < 14 tahun). 2) Kelompok umur dewasa (15–64 tahun). 3) Kelompok umur tua ( > 65 tahun). Kelompok umur muda dan umur tua merupakan penduduk tidak produktif, sedang kelompok umur dewasa merupakan penduduk yang produktif. Jadi, penduduk kelompok umur muda dan umur tua dianggap menjadi beban tanggungan penduduk kelompok produktif. Angka beban tanggungan (ABT) atau dependency ratio menunjukkan jumlah penduduk tidak produktif yang menjadi tanggungan penduduk produktif dalam 100 jiwa. Penentuan besarnya ABT di suatu wilayah dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut. D. Kualitas Penduduk Indonesia Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap tingkat kemajuan suatu negara. Hal ini terkait dengan kemampuan penduduk untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kualitas penduduk suatu negara dapat diketahui dari faktorfaktor yang memengaruhinya, yaitu tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan, dan tingkat kesehatan. 1. Tingkat Pendapatan Penduduk Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besarnya pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk dalam waktu satu tahun. Pendapatan per kapita dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan dan kemajuan perekonomian suatu negara. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin tinggi kesejahteraan penduduknya karena dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan yang lain secara layak. Pendapatan per kapita, dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: PCI : Capita Income (Pendapatan per kapita) GNP : Gross National Product (Pendapatan Nasional Penduduk) P : Jumlah penduduk. Bank Dunia (World Bank) telah membuat klasifikasi negara-negara berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan per kapita ke dalam lima kategori. a. Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita US$520 atau kurang. b. Kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah (lower– middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$521 sampai US$1,740. c. Kelompok negara berpendapatan menengah (middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$1,741 sampai US$2,990. d. Kelompok negara berpendapatan menengah ke atas (upper–middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$2,991 sampai US$4,870. e. Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita antara US$4,871 sampai US$25,480 bahkan lebih. Menurut BPS, pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada tahun 2005 adalah 1,308 dolar Amerika Serikat, mengalami kenaikan dari tahun 2004 yang berjumlah 1,066 dolar Amerika Serikat. Berdasarkan World Bank, pendapatan per kapita Indonesia masuk dalam kriteria lower middle economies atau kelompok Negara berpendapatan menengah ke bawah. Mengapa pendapatan penduduk di Indonesia masih rendah? Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sampai saat ini sumber daya alam tersebut belum sepenuhnya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Sumbersumber kekayaan negara masih banyak yang dikelola oleh pihak asing sehingga pendapatan negara masih rendah. Selain itu, jumlah penduduk yang besar dan pertambahan penduduk yang tinggi merupakan permasalahan tersendiri bagi pemerataan pembangunan dan peningkatan pendapatan per kapita. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan per kapita, antara lain dengan meningkatkan keterampilan penduduk agar dapat membuka lapangan kerja sendiri, sehingga tidak bergantung pada orang lain. Selain itu, penyediaan lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran, serta menekan laju pertumbuhan penduduk dengan pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB). Dengan usaha-usaha tersebut diharapkan pendapatan nasional akan meningkat dan kesejahteraan juga akan meningkat. 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu negara. Cepat atau lambatnya suatu negara dalam meningkatkan kemajuan ekonominya sangat tergantung pada keberhasilan negara tersebut memberikan pendidikan kepada penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, menunjukkan semakin tingginya kualitas penduduk di negara tersebut. Pendidikan akan meningkatkan kemampuan penduduk untuk mengolah sumber daya alam yang dimiliki sehingga akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Berikut ini data yang menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Indonesia berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2003. No Tingkat Pendapatan Persentase(%) 1. Tidak/Belum Pernah Sekolah 8,5 2. Belum tamat SD/MI 21,87 3. Tamat SD/MI 33,42 4. Lulus SMP/MTs 16,65 5. Tamat SMA/SMK/MA 16,17 6. Lulus Perguruan Tinggi 3,39 Sumber: Data SUSENAS Tahun 2003 Berdasarkan data di atas tampak bahwa kualitas penduduk Indonesia dari segi pendidikan masih tergolong rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini di antaranya disebabkan oleh: a. Tingkat pendapatan penduduk rendah Rendahnya kemampuan ekonomi orang tua menyebabkan adanya kesulitan untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Walaupun sudah ada berbagai program bantuan pendidikan untuk keluarga tidak mampu, namun belum semuanya terjangkau bantuan pemerintah. Anak-anak lebih diarahkan untuk mencari tambahan penghasilan dibandingkan untuk sekolah. b. Tidak seimbangnya jumlah murid dengan sarana dan prasarana pendidikan Di daerah-daerah yang aksesibilitasnya tidak mudah, sangat sedikit jumlah sekolah dan tenaga pengajar. Rendahnya layanan pendidikan ini juga dipengaruhi oleh topografi wilayah dan adanya permasalahan antarberbagai kelompok masyarakat. c. Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anakanaknya. Ada beberapa orang tua yang tidak memahami pentingnya pendidikan, sehingga tidak mau mengeluarkan uang untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. 3. Tingkat Kesehatan Kualitas penduduk dalam hal kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas seseorang. Tinggi rendahnya tingkat kesehatan penduduk suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan. Semakin rendah angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan, berarti semakin baik tingkat kesehatan penduduk. Menurut BPS, pada tahun 2005 tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah mengalami penurunan dari 51 per 1.000 pada tahun 1990. Begitu pula angka kematian ibu saat melahirkan juga mengalami penurunan dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 307 pada tahun 2005. Angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan tersebut menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang masih rendah. Rendahnya tingkat kesehatan penduduk ini, antara lain disebabkan masih banyaknya lingkungan yang kurang sehat yang memudahkan penyebaran berbagai penyakit menular. Untuk itu diperlukan kesadaran penduduk untuk selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungannya. Selain itu, rendahnya tingkat kesehatan penduduk juga disebabkan oleh terbatasnya layanan kesehatan oleh tenaga medis terutama di daerah-daerah pedesaan yang terpencil. Di Indonesia penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan baru sekitar 43%. Sedangkan sisanya belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal. Untuk meningkatkan tingkat kesehatan penduduk, pemerintah melakukan berbagai upaya di antaranya melaksanakan program perbaikan gizi, khususnya untuk anak-anak balita. Program ini dilaksanakan bersamaan dengan posyandu yang telah digalakkan di daerah pedesaan. Di Indonesia, anak balita gizi buruk tahun 2004/ 2005 berjumlah 1,8 juta jiwa dan meningkat menjadi 2,3 juta jiwa pada periode 2005/2006. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah agar permasalahan tersebut dapat diatasi dan generasi yang akan dating menjadi generasi yang berkualitas. Angka kematian bayi merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menangani kesehatan ibu dan anak. Sedangkan angka harapan hidup merupakan rata-rata umur penduduk suatu negara juga merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menerapkan kebijaksanaannya di bidang kesehatan. Baik angka kelahiran maupun angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas sosial lainnya. Suatu wilayah jika fasilitas kesehatannya rendah maka dapat menurunkan harapan hidup penduduknya. Angka Harapan hidup di Indonesia tahun 2000 Upaya lain yang dilakukan dengan peningkatan kesadaran penduduk untuk berperilaku hidup sehat. Selain itu, penambahan sarana dan prasarana kesehatan juga diperlukan untuk meratakan pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat. Upaya nonmedis juga harus dilakukan melalui program penyediaan air bersih dan perbaikan sanitasi lingkungan, berupa pembangunan jamban keluarga, pembuatan sumur, penyediaan tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya. E.Dinamika Penduduk Di mana pun tempat di Bumi ini, suatu kelahiran maupun kematian merupakan fenomena alami yang kapan saja bisa terjadi. Kelahiran dan kematian menjadi bagian dari dinamika penduduk suatu wilayah. Begitu juga dengan migrasi penduduk. Ketiga angka dari parameter ini akan menggambarkan dinamika penduduk sekaligus menggambarkan permasalahan-permasalahan penduduk yang mungkin timbul. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk dapat dilihat dari pertumbuhan penduduk. A. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk menunjukkan perkembangan jumlah penduduk di suatu wilayah selama periode waktu tertentu. Angka kelahiran dan kematian merupakan faktor alami yang memengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu wilayah. Selain factor alami tersebut, ada juga faktor nonalami yang memengaruhi pertumbuhan penduduk seperti migrasi, baik migrasi lokal maupun migrasi internasional. 1. Kelahiran atau Fertilitas Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Beberapa ukuran dasar fertilitas yang sering digunakan sebagai berikut. a. Angka Kelahiran Kasar atau (Crude Birth Rate/CBR) Angka kelahiran kasar merupakan penentuan tingkat kelahiran bayi tanpa membeda-bedakan golongan dan umur dalam satu tahun dari setiap 1.000 orang penduduk suatu wilayah. Angka kelahiran seperti ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut. Keterangan: CBR = Angka kelahiran kasar. B = Jumlah kelahiran selama 1 tahun. P = Jumlah penduduk. b. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) Perhitungan angka kelahiran yang mempertimbangkan umur dan jenis kelamin disebut angka kelahiran menurut kelompok umur atau Age Specific Fertility Rate (ASFR). ASFR menunjukkan jumlah kelahiran dari setiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu selama setahun. Untuk menentukan angka kelahiran menurut kelompok umur tertentu digunakan rumus sebagai berikut. Apakah angka kelahiran kasar di negara berkembang dan negara maju sama? Berdasarkan penelitian yang dilakukan PBB, menunjukkan angka kelahiran kasar di negara berkembang lebih tinggi dibanding negara maju. Nah, berikut ini adalah besarnya perbandingan angka kelahiran di negara berkembang dan Negara maju. Tabel 4.1 Klasifikasi Angka Kelahiran Kasar (CBR) Kategori Negara Angka Kelahiran Kasar (per 1.000 penduduk) Negara Maju 11 Negara berkembang 24 Dunia 21 Sumber: demography.anu.edu.au Mengapa angka kelahiran di setiap wilayah tidak sama? Tentu ada faktor-faktor yang memengaruhinya. Apa saja itu? 1) Perkawinan di usia muda. Perkawinan di usia muda biasanya terjadi di daerah pedesaan, karena banyak orang tua yang merasa malu apabila anak gadisnya yang menginjak dewasa belum mendapatkan jodoh. Wanita yang kawin di usia muda mempunyai kesempatan melahirkan lebih lama sehingga kemungkinan mendapatkan anak lebih banyak. 2) Anggapan bahwa banyak anak berarti banyak rezeki. Penilaian orang tua yang menganggap anak mendatangkan rezeki, sehingga mereka berkeinginan untuk mempunyai banyak anak agar mendapatkan banyak rezeki. 3) Kebutuhan tenaga kerja. Untuk mengolah lahan pertanian yang luas, para petani membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Agar biaya yang dikeluarkan lebih hemat, mereka akan mempekerjakan anggota keluarga, terutama anak-anaknya. 4) Kurangnya informasi tentang keluarga berencana. Banyak pasangan suami istri yang kurang mendapatkan informasi tentang pentingnya perencanaan dalam keluarga, sehingga mereka kurang memperhitungkan dampak dan konsekuensi dari jumlah anak yang banyak. 5) Keinginan memperoleh anak laki-laki. Beberapa golongan masyarakat menganggap bahwa anak lakilaki sebagai penentu status dan penerus nama keluarga. Di beberapa kasus, banyak pasangan suami istri yang akan berusaha terus-menerus tidak membatasi kelahiran sampai mendapatkan anak laki-laki. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas), antara lain: 1) Pelaksanaan program keluarga berencana. 2) Adanya undang-undang perkawinan yang membatasi usia pernikahan, untuk wanita minimal 16 tahun dan laki-laki minimal berusia 19 tahun. 3) Adanya anggapan anak menjadi beban keluarga. 4) Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri, yaitu tunjangan yang diberikan hanya sampai anak ke 2. 5) Penundaan usia perkawinan. 2. Kematian atau Mortalitas Kematian atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk berkurang. Seseorang tidak akan mengetahui kapan ia mati. Kadang kematian terjadi saat manusia masih bayi, ketika umur dewasa, atau sudah tua. Tinggi rendahnya tingkat kematian ditunjukkan oleh jumlah kematian penduduk dalam setahun. Tingkat kematian penduduk di suatu wilayah dapat dibedakan sebagai berikut. a. Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) Angka kematian kasar (CDR) menunjukkan jumlah orang yang mati dalam setiap 1.000 penduduk di suatu wilayah. CDR dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: CDR = Angka kematian kasar. D = Jumlah kematian dalam setahun. P = Jumlah penduduk Tabel 4.2 Klasifikasi Angka Kematian Kasar (CDR) Kategori Negara Angka Kematian Kasar (per 1.000 penduduk) Negara maju 10 Negara berkembang 11 Dunia 19 Sumber: demography.anu.edu.au b. Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) Angka kematian bayi menunjukkan jumlah kematian bayi dari setiap 1.000 kelahiran. Penentuan angka kematian bayi menggunakan rumus sebagai berikut. Apakah batasannya IMR di suatu wilayah dikatakan rendah, sedang, atau tinggi? Nah, berdasarkan jumlah kematian bayi, IMR dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1) IMR < 35 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi rendah. 2) IMR 35–75 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi sedang. 3) IMR 75–125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi tinggi. 4) IMR > 125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi sangat tinggi. c. Angka Kematian Menurut Umur atau Age Specific Death Rate (ASDR) Angka kematian khusus (ASDR) menunjukkan jumlah kematian penduduk usia tertentu dari setiap 1.000 jiwa penduduk dalam satu tahun. Besarnya angka kematian khusus ditentukan dengan rumus sebagai berikut. Tinggi rendahnya tingkat kematian dipengaruhi oleh factor pendukung dan penghambat kematian. a. Faktor pendukung kematian (promortalitas) Promortalitas merupakan faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah kematian. Tingginya kematian bisa saja terjadi secara natural maupun karena kurangnya perhatian pada kesehatan dan prasarana pendukungnya. Apa jadinya jika sarana dan prasarana kesehatan kurang serta kesadaran masyarakat terhadap kesehatan rendah? b. Faktor penghambat kematian (antimortalitas) Antimortalitas merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kematian. Faktor penghambat kematian bisa kamu temukan jika kamu telah menyimpulkan faktor-faktor yang mendukung kematian. Karena faktor penghambat kematian berbanding terbalik dengan pendukung kematian. Coba temukan faktor-faktor penghambat kematian! 3. Migrasi Dinamika penduduk tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian, tetapi juga dipengaruhi oleh mobilitas penduduk dalam bentuk perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain yang disebut migrasi. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perpindahan penduduk, antara lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jangka waktu perpindahan pun tidak terbatas, ada yang hanya menetap beberapa waktu atau dalam jangka waktu yang lama dengan berbagai batas administrasi baik antarkota maupun antarnegara. Berikut ini adalah berbagai jenis migrasi. a. Migrasi Internasional (Migrasi Ekstern) Migrasi jenis ini merupakan perpindahan penduduk dari dan ke suatu negara. Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Imigrasi Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari negara lain ke suatu negara dengan tujuan untuk menetap. Contoh: Orang Inggris menikah dengan orang Indonesia kemudian menetap di Indonesia. 2) Emigrasi Emigrasi merupakan perpindahan penduduk atau keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap. Contoh: Orang Indonesia yang bekerja dan menetap di Arab Saudi. 3) Remigrasi Remigrasi merupakan kembalinya penduduk dari suatu Negara ke negara asalnya. Contoh: Orang Indonesia yang kembali ke Indonesia setelah lama bekerja di Malaysia. b. Migrasi Nasional (Migrasi Intern) Migrasi jenis ini merupakan perpindahan penduduk yang terjadi masih dalam wilayah satu negara. Jenis migrasi ini meliputi: 1) Transmigrasi Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk yang diprakarsai dan diselenggarakan oleh pemerintah, dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang belum padat penduduknya. Transmigrasi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: a) Transmigrasi Umum Merupakan transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah mulai dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi. b) Transmigrasi Spontan Merupakan transmigrasi yang dilakukan penduduk atas biaya, kesadaran, dan kemauan sendiri. c) Transmigrasi Sektoral Merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal transmigran dengan pemerintah daerah yang dituju transmigran. d) Transmigrasi Swakarsa Merupakan transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh transmigran atau pihak lain (bukan pemerintah). e) Transmigrasi Khusus Merupakan transmigrasi dalam rangka pembangunan proyek-proyek tertentu, seperti transmigrasi bedol desa. Program transmigrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah bertujuan untuk: a) Meningkatkan produksi pertanian dengan mengolah lahan transmigrasi. b) Meratakan persebaran penduduk. c) Meratakan pembangunan daerah. d) Mengurangi jumlah pengangguran dari daerah asal. e) Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduk. Keberhasilan program transmigrasi dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: a) Terjadi akulturasi atau perpaduan budaya dengan baik tanpa disertai konflik. b) Terjadi peningkatan kesejahteraan hidup para transmigran. c) Pengurangan tekanan penduduk pada daerah yang ditinggalkan. d) Peningkatan jumlah penduduk yang ditransmigrasikan ke tempat lain tiap tahunnya, lebih banyak daripada pertambahan penduduk yang ditinggalkan. 2) Urbanisasi Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Terjadinya urbanisasi karena kota mempunyai daya tarik untuk dituju dan desa mempunyai daya dorong untuk ditinggalkan. a) Daya tarik kota antara lain: (1) Tersedianya lapangan pekerjaan formal maupun informal di kota lebih banyak dibandingkan di desa. (2) Tingginya upah tenaga kerja di kota. (3) Ketersediaan fasilitas yang lengkap. (4) Ketersediaan berbagai hiburan. b) Daya dorong dari desa, antara lain: (1) Lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian semakin sempit. (2) Lahan pertanian di desa semakin sempit. (3) Upah tenaga kerja di desa pada umumnya lebih rendah. (4) Kurangnya berbagai fasilitas umum. (5) Kurangnya berbagai hiburan. (6) Kegiatan pertanian di desa bersifat musiman. (7) Dorongan penduduk untuk memperbaiki taraf hidup. 3) Jenis-Jenis Migrasi Lain Selain transmigrasi dan urbanisasi, masih terdapat beberapa jenis migrasi intern lainnya, yaitu: a) Ruralisasi yaitu kembalinya pelaku urbanisasi menuju daerah asalnya. b) Forensen yaitu orang-orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota yang setiap harinya nglaju (pulang pergi). c) Turisme yaitu orang yang bepergian ke luar untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di daerah atau negara yang dituju. d) Week end yaitu perginya orang-orang kota untuk mencari tempat yang udaranya sejuk ke luar kota di akhir minggu. e) Evakuasi yaitu perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan. 4. Menghitung Pertumbuhan Penduduk Dalam periode tertentu, jumlah penduduk suatu wilayah selalu mengalami perubahan. Perubahan jumlah penduduk ini disebut pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total. a. Pertumbuhan Penduduk Alami Pertumbuhan penduduk alami suatu wilayah terjadi karena ada selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Sedang penduduk yang keluar dan masuk di wilayah itu tidak diperhitungkan karena relatif sedikit. Penentuan pertumbuhan penduduk alami menggunakan rumus sebagai berikut. b. Pertumbuhan Penduduk Total Pertumbuhan penduduk total menunjukkan besarnya pertumbuhan penduduk suatu wilayah selama satu tahun dengan memerhatikan faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Penentuan pertumbuhan penduduk total suatu wilayah sama dengan penentuan pertumbuhan penduduk alami ditambah selisih jumlah penduduk yang keluar dengan penduduk yang masuk ke suatu wilayah. Rumus penentuan pertumbuhan penduduk total sebagai berikut. c. Proyeksi Jumlah Penduduk Dalam perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat sering dibutuhkan data jumlah penduduk pada waktu mendatang. Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu wilayah pada waktu mendatang dapat diperoleh dengan menggunakan metode matematika yang dikenal dengan rumus proyeksi jumlah penduduk. Rumus-rumus proyeksi jumlah penduduk sebagai berikut. 1) Rumus Aritmatika Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap pertumbuhan penduduk setiap tahun adalah sama. 2) Rumus Geometrik Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar bunga majemuk pertumbuhan penduduk (bunga berbunga). 3) Rumus Eksponensial Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap bahwa terjadi pertumbuhan penduduk konstan dan kontinu setiap hari. F. Dampak Dinamika Penduduk Ternyata aktivitas manusia sebagai unsur antroposfer sangat beragam. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan wujud dinamika manusia dalam menjalani proses kehidupannya. Tidak jarang aktivitasaktivitas tersebut menimbulkan dampak yang tidak kecil bagi lingkungan, bahkan dampak tersebut dapat secara berkesinambungan merusak lingkungan yang ada. Nah, setelah mempelajari beberapa bentuk dinamika penduduk di depan, sekarang mari kita temukan bersama dampak-dampak yang bisa ditimbulkannya. 1. Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi Pertumbuhan penduduk merupakan satu hal yang tidak bisa dimungkiri, karena hal tersebut akan terjadi terus-menerus. Yang menjadi permasalahan, apabila pertambahan penduduk ini tidak terkendali hingga mencapai titik ledakan penduduk yang ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tiba-tiba. Berbagai masalah timbul akibat adanya ledakan penduduk, dan pada umumnya permasalahan berawal dari tidak seimbangnya antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. Pada akhirnya, permasalahan yang muncul akan menyangkut aspek fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan dari lajunya pertumbuhan penduduk? a. Peningkatan Pengangguran Peningkatan pengangguran yang pesat disebabkan adanya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang mampu menampung jumlah pencari kerja yang meningkat. Pertumbuhan penduduk berarti juga peningkatan jumlah tenaga kerja. Apa jadinya jika peningkatan jumlah tenaga kerja tidak diimbangi dengan semakin luasnya kesempatan kerja? b. Meningkatnya Kemiskinan Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya. Akibatnya, dalam upaya pemenuhannya terjadi kompetisi hingga pada akhirnya terjadi kenaikan harga kebutuhan. Kondisi ini mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang. c. Penurunan Tingkat Kesehatan Jangankan untuk membiayai pemeliharaan kesehatan, untuk pemenuhan kebutuhan pokok saja menjadi sulit apabila terjadi ledakan penduduk. Akibatnya, akan terjadi penurunan tingkat kesehatan seperti gizi buruk, terjangkitnya penyakit busung lapar di masyarakat dan permasalahan kesehatan lainnya. d. Menurunnya Tingkat Pendidikan Pesatnya peningkatan penduduk mengakibatkan tingginya jumlah anak usia sekolah. Peningkatan ini akan menimbulkan masalah seperti kesempatan memperoleh pendidikan yang makin sempit dan tingginya biaya pendidikan yang akan membebani masyarakat. e. Penurunan Kesejahteraan Peningkatan penduduk diiringi dengan peningkatan kebutuhan hidup yang menuntut untuk terpenuhi. Banyaknya kebutuhan tentunya akan mengurangi pendapatan, hingga pada akhirnya terjadi penurunan kesejahteraan secara umum. f. Peningkatan Kebutuhan Pangan dan Tempat Tinggal Untuk bertahan hidup manusia perlu makan dan tempat tinggal. Ledakan penduduk secara langsung memberikan dampak meningkatnya kebutuhan akan dua hal tersebut. Banyak dampak yang kita lihat akibat meningkatnya kebutuhan tersebut. Pembukaan lahan baru untuk permukiman marak dilakukan. Ketersediaan tempat tinggal yang terbatas juga mengakibatkan banyaknya perumahan liar dan kumuh. 2. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk dan atau penyebaran penduduk dapat berbentuk migrasi, baik melalui kebijakan pemerintah, seperti transmigrasi maupun atas keinginan sendiri, seperti urbanisasi. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak bagi daerah tujuan maupun daerah yang ditinggalkan. a. Dampak bagi Daerah yang Ditinggalkan Adanya migrasi lokal (urbanisasi, transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak positif dan negatif bagi daerah yang ditinggalkan maupun daerah tujuan. 1) Dampak Positif a) Berkurangnya jumlah penduduk. Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan penduduk di wilayah padat. b) Berkurangnya jumlah pengangguran. Migrasi biasanya dilakukan oleh penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dengan mencari pekerjaan. Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah asal migrasi, akan menjadi berkurang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk wilayah tersebut pun bisa terangkat. 2) Dampak Negatif Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah yang ditinggalkan, ternyata hal tersebut juga diikuti dengan munculnya dampak negatif. a) Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak pembangunan, karena pada umumnya sebagian besar penduduk yang melakukan migrasi adalah penduduk usia kerja. b) Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang melakukan migrasi. c) Wilayah yang ditinggal pada umumnya merupakan wilayah agraris di mana setiap hari lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu musim panen tiba para penggarap pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah menganggur). Kondisi inilah yang mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi. Akibatnya, tenaga penggarap pun akan berkurang. b. Dampak bagi Daerah Tujuan 1) Dampak positif, yaitu: a) Jumlah tenaga kerja meningkat. b) Terjadi percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada akhirnya dapat membentuk budaya baru. 2) Dampak negatif, yaitu: a) Terjadi peningkatan kepadatan penduduk. b) Kepadatan lalu lintas meningkat. c) Munculnya permukiman kumuh dan pedagang kaki lima. d) Berkurangnya lapangan pekerjaan. G. Penyajian Data Kependudukan Banyak cara yang digunakan untuk menyajikan data kependudukan. Tetapi, secara umum data kependudukan dapat disajikan dalam tiga bentuk yaitu tabel, grafik/diagram, dan peta. 1. Tabel Penyajian data dengan tabel merupakan cara yang paling mudah. Penyajian dengan tabel biasanya digunakan untuk kepentingan analisis perbandingan. Misalnya untuk membandingkan tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Nah, agar kamu lebih paham, cermatilah contoh berikut ini. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Hasil Sensus No Tahun Sensus Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 1930 60.700.000 2 1961 97.000.000 3 1970 119.208.229 4 1980 147.490.298 5 1990 179.378.946 6 1995*) 194.754.808 7 2000 206.264.595 *) Survei Penduduk Antar-Sensus (Supas). Tabel 4.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun, 1980, 1990, 1995, 2000, dan 2000 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2004. Keterangan: Jml = Jumlah penduduk (jiwa). Pdt = Kepadatan penduduk (jiwa/km2). Provinsi Irian Jaya Barat masih tercakup dalam wilayah provinsi Papua. Provinsi Sulawesi Barat masih tercakup dalam wilayah provinsi Sulawesi selatan. 2. Grafik/Diagram Penyajian data kependudukan akan lebih mudah dipahami jikavditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram. Tentu kamu sudah btahu jenis-jenis grafik atau diagram bukan? Grafik atau diagram pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran. a. Diagram Garis Seperti namanya, diagram garis berbentuk garis. Biasanya digunakan untuk melihat perkembangan data penduduk. Diagram ini memuat data-data yang berkesinambungan atau kontinu seperti data jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus tahun 1930–2000 (lihat tabel 4.3) disajikan dalam bentuk diagram garis seperti gambar di bawah ini. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.6 Diagram garis pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus tahun 1930–2000. b. Diagram Batang Diagram batang hampir sama dengan diagram garis dalam pembuatannya. Diagram batang digunakan untuk menyajikan kuantitas data penduduk sehingga panjang batang yang digambar sesuai jumlah atau nilai data penduduknya. Sebagai contoh, diagram batang jumlah penduduk menurut kelompok usia serta diagram batang berbentuk piramida seperti di bab sebelumnya. Pertumbuhan Penduduk Jawa dan Luar JawaTahun 1930–1990 Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.7 Grafik batang jumlah penduduk menurut kelompok usia c. Diagram Lingkaran Diagram lingkaran digunakan untuk menampilkan beberapa jenis data dan membandingkan kuantitasnya. Diagram lingkaran dibuat dalam bentuk lingkaran (360°) dan jenis data penduduk yang digambarkan disesuaikan dengan nilainya. Data penduduk yang ditampilkan pada diagram lingkaran disajikan dalam persen (%). 3. Peta Data atau informasi kependudukan yang ditampilkan dalam bentuk peta akan lebih menarik dan mudah dibaca karena menunjukkan lokasinya. Penyajian data atau informasi penduduk dalam bentuk peta menghasilkan peta penduduk. Beberapa bentuk simbol bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi kepadatan penduduk. Simbol piktorial misalnya, atau dapat juga dengan arsiran bersifat kuantitaf serta gradasi warna. Pemilihan simbol yang tepat menjadi hal penting dalam penyajian data, tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan. Berikut ini adalah contoh data atau informasi penduduk yang ditampilkan dalam bentuk peta. Peta kepadatan penduduk Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN


Daya tahan, keindahan, keragaman, dan letaknya yang tersebar luas membuat mineral, batuan, kerang, fosil menjadi subjek yang ideal untuk para kolektor amatir. Siapa pun yang ingin menghabiskan waktu santainya untuk mengkoleksi koral dan karang di pantai layaknya anak-anak, mereka akan terkejut dengan bentuk dan warna yang berbeda yang bisa ditemukan disana, hal ini dapat memberikan perasaan yang menyenangkan ketika menemukannya, mempelajari dan mengindentifikasi hasil-hasil alam yang mengagumkan yang berada dilingkungan sekitar kita.
Tentu saja, batu mulia, batuan, kerang dan fosil, secara umum, terbentuk dari mineral-mineral. Tetapi dalam bentuk yang berbeda dan dalam jenis yang berbeda-beda pula, sebagai salah satu dari hasil proses anorganik, seperti bongkahan granite, atau merupakan hasil dari reaksi beberapa organisme, seperti kerang, atau kombinasi dari keduanya seperti fosil.
Di dalam buku ini terdapat 4 golongan mineral dan batu mulia, batuan, kerang, fosil yang telah dipilih untuk memberikan gambaran yang contohnya diambil dari seluruh dunia. Informasi yang lebih detil tentang bentuk, warna dan cara terbentuknya setiap mineral, batuan, kerang serta contoh lainnya dengan disertai gambar serta warna yang jelas.
Setiap masing-masing golongan memiliki ciri khas tersendiri yang melatarbelakangi bagaimana batuan, kerang atau fosil itu terbentuk, dan bagaimana cara mengidentifikasikannya dan mengingat ciri khasnya.






Bagian I
BARANG-BARANG TAMBANG DAN PERMATA MURNI

            Bahan-bahan tambang merupakan komponen-kompoenen dasar yang berada dibawah bumi dibawah kaki kita berpijak. Ada sekitar 3000 jenis bahan tambang yang berbeda, dengan bentuk-bentuk jarak dari yang terbentuk dengan baik kristal-kristal yang berkilau, kwarsa transparan yang tak berbentuk, berwarna kuning cerah yang rapuh. Oleh karena itulah yang kita sebut dengan istilah mineral? sebuah meniral didifinisikan sebagai sesuatu yang dibentuk secara alami, padad, bahan inorganik dengan suatu komposisi yang tetap atau yang bervariasi bentuknya dengan suatu jarak tertentu, dan suatu sifat struktur atom tertentu.
            Beberapa barang-barang tambang telah memiliki nilai sepanjang sejarah untuk keindahannya, daya tahan, dan kelangkaannya. Batu permata murni ini, diciptakan untuk dipakai sebagai perhiasan permata, digunakan untuk menghiasi atau mendekor objek-objek tertentu, diukir dengan sangat indah yang sangat dikagumi atau dikoleksi sebagai suatu ungkapan rasa terkesan yang sangat mendalam.
*      SIFAT-SIFAT
            Sifat komposisi dan struktur atomik dari suatu barang tambang diungkapkan didalam sifat-sifat fisiknya, seperti bentuknya yang berbentuk kristal, warnanya dan kekerasannya dan itulah bentuk-bentuk fisik ini yang digunakan didalam identifikasi, untuk menghargai bagaimana sifat-sifat fisik ini  dihasilakan dan untuk memahami beberapa istilah-istilah tekhnik yang digunakan didalam buku ini, itu merupakan hal yang penting untuk melihat cara  yang mana kristal-kristal ini dibentuk dan didefinisikan atau ditetapkan.
*      SISTEM-SISTEM KRISTAL
            Banyak bahan-bahan tambang yang memiliki struktur kritalik, meskipun demikian itu memiliki bentuk yang tidak biasanya untuk kristal-kristal yang sempurna yang terbentuk didalam kondisi alami, bentuk kristal-kristal tersebut didalam suatu contoh  bahan tambang  yang akan memberikan para kolektor  suatu petunjuk nilai yang sangat berharga untuk identitasnya. Jika suatu bahan tambang dibuat dari suatu masa yang kecil, kristal yang terbentuk tidak baik seperti permukaannya yang  tidak bisa dikenali, itu diistilahkan dengan massive (secara besar-besaran).
            Kebiasaan sebuah kristal  adalah biasanya bentuknya diambil. Kebiasaan dapat digambarkan  sebagai satu bentuk  atau lebih  bentuk-bentuk kristal yang ditetapkan oleh seperangkat permukaan yang parallel dan siku-sikunya. Emerald (Jambrut), sebagai contoh, ditemukan sebagai sebuah prisma persegi enam (lihat diagram) dibuat dua bentuk. Suatu entuk terdiri dari sejumlah permukaan-permukaan yang dapat dikenali dan diistilahkan dengan istilah “bentuk yang tertutup” jika itu dapat menutup ruang  atau “membuka” jika itu tidak dapat.
            Jika kamu memutar sebuah tabung gula berbentuk kubus pada suatu poros lurus yang sedang berputar melalui tengah dari dua permukaan  yang berlawanan, kamu dapat melihat empat sisi segi empat yang dapat dikenali, satu sama lain. Oleh karena itu sebuah kubus dikatakan memiliki empat kali  simetri. Seterusnya pengujian akan menunjukkan bahwa ada tiga semacam  poros dari empat kali simetri itu. Bentuk-bentuk simetri ini sebagai dasar dari klasifikasi  dari sistem-sistem kristal.
            Ada tujuh sistem kristal: kubik (isometric), tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic, hexagonal dan trigonal, seperti yang digambarkan dalam kotak pada halaman 8.
            Sebuah kristal memiliki sejumlah permukaan, masing-masing permukaan  yang diberikan sejumlah bentuk berdasarkan  pada poros perpotongannya. Jumlah ini disebut dengan Milliar index
PERMUKAAN KUBUS

Dua bentuk yang terbuka yang mana merupakan kombinasi untuk membuat prisma hesagonal atau persegi enam bentuk pada jambrut
 
.
Gambar 1. Bentuk Permukaan Kubus













SISTEM-SISTEM KRISTAL
KLASIFIKASI
BENTUK PERMUKAAN DAN ORIENTASI POROS
BENTUK
CONTOH
ISOMETRIK
(atau kubik)



TETRAGONAL







HEXAGONAL






TRIGONAL






ORTHORHOMBIC




MONOCLINIC





TRICLINIC

























Semua ada tiga poros yang memiliki panjang yang sama dan pada siku yang benar  satu sama lain


Poros-poros yang ada pada posisi siku yang benar untuk satu sama lain, dua pada bidang adalah sama didalam panjangnya sedangkan yang ketiga adalah garis tegak lurus  untuk bidang  ini dan pada panjang yang berbed

Ada  empat poros didalam satu bidang dan titik potong atau pertemuan pada 600 poros yang keempat  adalah tegak lurus  dan tidak sama didalam panjang  pada yang lainnya . ada enam bidang pada simetri tersebut.
mirip dengan sistem hexagonal. Ada tiga poros pada 600 untuk masing-masing yang lainnya didalam bidang yang sama. Poros yang keempat adalah tegak lurus, ada tiga bidang simetri.


Tiga poros dengan panjang yang tidak sama. Dua adalah siku pada sebelah kanan dengan satu yang lainnya dan yang ketiga adalah garis tegak lurus.

Ada tiga poros dengan panjang yang tidak sama . dua pada titik perpotongan pada sudut/siku yang miring pada satu bidang dan yang ketiga adalah tegak lurus.

Tiga poros dengan panjang yang tidak sama, semua naik atau meninggi satu dengan yang lainnya pada setiap sudut yang berbeda





















Tabel 1. Sistem Kristal












*      WARNA
            Beberapa warna sangat ditekankan dan memiliki tujuan-tujuan diognosa, ketika yang lainnya memiliki nilai yang kurang atau lebih rendah. Bahan tambang dengan suatu sifat warna yang termasuk malachite atau hijau dan pyrites atau kuning seperti kuningan; bahan-bahan tambang yang memiliki variable warna termasuk fluorspar, barites dan kuarsa.

Gambar 2. Warna Mineral
 


DISAMPING: Malachite adalah suatu warna hijau yang sangat kuat diantara dua warna dan lapisannya adalah sama.
 

Ketika cahaya putih, dibuat dari semua warna-warna lainnya yang spekral, berpindah memlalui sesuatu yang transparan atau mineral yang tembus cahaya, beberapa dari warna-warna tersebut mungkin diserap didalam struktur kristal.  Warna-warna yang muncul mengkombinasikan memberikan warna mineral tersebut. Jika tidak ada bagian dari spektrum (seluruh dari aneka warna pandangan) diserap kristal tersebut akan muncul tanpa warna. “Penyerapan spektrum”  dihasilakan ketika cahaya putih melalui atau menembus sebuah batu permata  yang dapat dilihat dengan menggunkan sebuah instrument atau alat yang disebut dengan spectroscope. Garis-garis hitam dilihat didalam bagian  dari spektrum yang telah diseap oleh batu permata tersebut. Spectroscope mungkin digunakan untuk membedakan antara batu-batu dengan warna yang mirip.
Sebuah batu permata murni dilihat dari cahaya putih yang mungkin keluar  untuk menjadi satu warna tetapi melihatnya sebuah penyaring warna atau filter warna yang mungkin ditampakkan warna-warna menutupinya yang dapat membantu untuk mengenali batu tersebut. Sebuah filter warna Chelsea, sebagai contoh, membuyarkan semua spektrum kecuali merah dan hijau melalui filter tersebut sebuah jambrut yang asli muncul warna merah sedangkan yang palsu muncul warna hijau. Tampilnya dalam warna ultraviolet / ultra unggu dan juga penggunaan sinar-x atau sistem semacam ronsen juga dapat ditambahkan untuk mengidentifikasi.
Kemampuan dari sebuah batu permata murni untuk memancarkan cahaya putih kedalam warna-warna spektrum disebut disperse. Itu biasanya diukur  dengan menemukan dengan perbedaan  didalam memancarkan indeks  batu tersebut untuk sebuah warna cahaya merah, yang mana dipantulkan sedikit, dan biru yang paling banyak.
*      PEMBIASAN DAN PEMANTULAN CAHAYA
            Prilaku sebuah cahaya yang masuk kedalam sebuah kristal tergantung pada struktur atomic pada bagian dalam  pada bahan tambang tersebut dan dapat digunakan sebagai suatu alat atau tolak ukur untuk mengenalinya.
            Isometric (kubik) bahan-bahan tambang  dan bahan-bahan tambang non-kristal merupakan isotropic (memiliki ukuran optic yang sama pada semua arah). Ketika cahaya masuk kedalamnya ia akan menurun dan atau merdeup dan akan berubah (sinar cahaya diikat atau dipantulkan). Tiap-tiap sinar cahaya yang menurun atau meredup tersebut  dan dipantulkan dengan jumlah yang sama dan bahan tambang tersebut  dikatakan menjadi singly refractive / pemantulan atau pembiasan satu demi satu. Cahay yang masuk kedalam bahan tambang tersebut  yang berbentuk kristal didalam beberapa dari enam sistem kristal yang lainnya adalah pancaran nya kedalam dua cahaya dan masing-masing cahaya  dipancarkan oleh satu jumlah yang berbeda. Kristal-kristal ini dikatakan menjadi doubly reflective / pemantulan atau pembiasan cahaya dua demi dua cahaya.
            Pembiasan batu permata murni yang memiliki pemantulan dua demi dua pemantulan cahaya  mungkin muncul menjadi warna-warna yang berbeda dan corak yang berbeda dari induk warna / warna body batu permata tersebut ketika dilihat dari arah yang berbeda. Mereka dikatakan menjadi pleochoric. Batu permata murni yang menunjukkan dua warna  adalah dichroic dan memiliki kelas-kelas semitri kristal yaitu tetragonal, trigonal atau hexagonal. Batu permata murni yang menunjukkan tiga warna  disebut trichroic dan memiliki kelas-kelas semitri kristal orthorhombic, monoclinic atau triclinic.
            Indeks Pembiasan (IP) menunjukkan sejumlah cahaya yang mana cahaya tersebut diikat oleh sebuah batu permata atau bahan tambang lainnya dan itu diukur oleh sebuah refractometer. Sebuah pemantulan atau pembiasan cahaya dari sebuah batu permata yang memiliki sifat satu demi satu pembiasannya  memiliki satu indeks pembiasan tetapi yang memiliki dua demi dua pemabiasan cahaya memiliki jarak indeks pembiasannya. Perbedaan antara pembiasan minimum dan maksimum  menunjukkan  seperti didalam sebuah kristal  yang disebut dengan birefringence-nya. Ketika birefringence itu merupakan sebuah pemanutulan cahaya yang tinggi  yang dapat dilihat untuk memutuskan pemancaran pada bagian-bagian yang berbeda   pada bagian belakan batu permata tersebut karena suatu kemunculan atau pemunculan yang dabel pada pemukaan bagian belakang.
            Cahaya yang dipantulkan dari serabut atau serat pada rongga bagian tengah  didalam batu permata atau bahan tambang tersebut mungkin muncul sebagai mata kucing (chatoyancy) atau suatu bintang (asterism) ketika suatu pemotongan dengan sebuah domed top atau bagain ujung yang melengkung (encabochon). Permata yang cahayanya berbentuk Mata-kucing dapat dilihat ketika cahaya itu dipantulkan dari susunan-susunan yang dimasukkan merupakan parallel  seperti didalam mata-kucing chrysoberyl. Sedangkan yang berbentuk bintang dapat dilihat ketika beberaparangkaian serat atau serabut yang parallel memancarkan cahaya.
              
Gambar 3. Pembiasan dan Warna

*      SIFAT-SIFAT YANG LAINNY

Luster. Luster mengambarkan cara yang mana didalam cahaya yang dipantulkan tersebut dibuyarkan pada bagian permukaan pada sebuah material bahan tambag atau sebuah batu permata muarni. Istilah yang digunakan adalah metallic (seperti polished metal), adamantine (brilliant, seperti intan), vitreous (seperti gelas yang pecah), resinous (seperti resin atau lilin), pearly, silky, splendent  (pembiasan brilliant), shining (memancarkan suatu bentuk tertentu tetapi tidak jelas), glistening (memancarkan cahaya tetapi bukan sebuah bentuk tertentu) dan glimmering (tidak sempurna pemantulannya dari bagian-bagain bahan yang dicoba).
            Streak.  Streak merupakan warna yang dihasilkan ketika sebuah bahan tambang di-powder (kecikan atau diremuk), baik dengan cara dihancurkan atau dnegan membelah menjadi potongan-potongan pada poselin yang tidak dilapisi – sebuah streak yang datar. Ini seringkali agak berbeda dari warna-warna yang muncul  pada permukaan bahan tambang atau batu permata tersebut.
            Transparency merupakan bahan tambang yang baik dapat dilihat secara transparan – objek-objek yang ada dapat dilihat dnegan jelas melalui bahan percobaan, semitransparent – objek-objek dapat dilihat tetapi tidak jelas, translucent – cahaya yang lewat melalui bahan percobaan tetapi objek-objek  tidak dapat dilihat, atau opaque – tidak ada cahaya yang lewat melalui bahan percpobaan.
             Cleavage beberapa bahan tambang yang cenderung hancur dengan mudah dan bahkan sepanjang dengan bidang-bidang yang terbentuk dengan baik yang lemah yang disebut dengan bidang cleavage. Ini dihubungkan dengan struktur kristal pada bahan tambang tersebut. Cleavage baik yang sempurna, jelas, tidak jelas, atau tidak ada dan bidang-bidang cleavage diberi nomer menggunkan milliaran indek

Fracture beberapa bahan tambang memberikan suatu jenis yang jelas dari break atau fracture ketika memukulkan sebuah palu. Fracture atau pecahan mungkin digambarkan  sebagai conchoidal (shell-like/seperti shel), subconchoidal (conchodal tidak jelas), even (permukaan yang datar tetapi agak kasar), uneven (permukaan kasar  dan tidak teratur), hackly (dengan ujung-ujung yang tajam) atau earhy (permukaan gundul dan mudah patah atau rapuh).
            Hardness ahli bahan tambang dari Jerman Friedrich Mohs telah mengembangkan suatu skla atau ukuran untuk kwlitas kekerasan dari bahan tambang. Ia mengambil sepuluh bahan tambang  dan menempatkannya secara berurutan dan agar agar masing-masing dapat digores oleh masing masing itu pada bagian atasnya tetapi pada saat mengores  diukur dengan skalaketentuan dibawah ini.
Skala Kekerasan Mineral

Tenacity merupakan hubungan tes yang lain untuk tenacity. Bahan-bahan tambang diistilahkan dengan sectile jika mereka mudah dipotong dengan sebuah pisau, brittle jika mereka diremukkan dengan memukul menggunakan sebuah palu, malleable jika potongan yang dipotong  dapat diratakan dengan memukul menggunakan palu atau flexible jika mereka akan dilengkungkan tanpa mematahkannya.
Twinning kadang-kadang sebuah kristal akan muncul menjadi dua arah yang berbeda  dari satu permukaan. Ini dikenal sebagai twinning  dan khususnya secara umum didalam sistem isometric. Kristal  seperti dapat dikenali dengan adanya sudut-sudut atau siku-siku  re-entrant atau siku-siku yang mengikutinya kembali.
Specific grafity atau grafitas atau daya tarik khusus dari sebuah bahan tambang merupakan perbandingan beratnya  dari suatu volume air yang sama. Sebuah bahan percobaan  fluorite, oleh karena itu, dengan sebuah grafitas khusus yaitu diatas 3, akan menjadi jauh lebih ringan  dari pada sebuah bentuk dari ukurannya, say, galena, yang mana memiliki sebuah grafitas khusus  mencapai 7.6.
Magnetism beberapa bahan tambang magnetic dan sifat-sifatnya yang dapat digunakan untuk mengenali batu-batu dari warna yang sama. Pyrope garnet yang memiliki kandungan magnet sedang dan dapat dipisahkan dari non-magnet red spinel. Sinhalite dari brown peridot yang mana memiliki kandungan magnet sedang.  
Gambar, Simbol untuk Struktur Kristal
BAB III


CONTOH BATUAN SEDIMENTASI


*      CONGLOMERATE ( KONGLOMERAT)


 
   
Ciri-ciri khusus                : Berukuran bulat besar, berkerikil atau pipih,               susunan matrik sangat halus,terkadang menyerupai               beton yang kasar.
Warna                              : Tidak tetap, tergantung pada jenis dari fragmen                           batu.
Tekstur dan Butiran       : Tidak tetap
Komposisi                         : Batu berfragmen-fragmen bundar dengan susun               matrik sangat halus
Daerah pembentukkan   : Terdapat di pantai, endapan kerakal dan kerikil               dari deposit danau dan sungai. Terkadang               ditemukan dekat endapan deposit batu pasir dan               arkose.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Agregat
      

*      BRECCIA (BREKSI)

    

Ciri-ciri khusus                : Mirip dengan konglomerat, tapi fragmen-fragmen               batunya angular dan susunan   matrik sangat halus.              Dibedakan dari pengelompokan (padanan vulkani)               dengan sedimen asalnya sendiri.
Warna                              : Tidak tetap, tergantung pada jenis dari fragmen                                             batu.
Tekstur dan Butiran       : Berfragmen menyudut dengan susunan               matrik sangat halus.
Komposisi                         : Fragmen batuan terdiri atas bermacam bentuk               breksi. Secara normal matrik terdiri atas               pasir atau endapan lumpur, tersemen oleh               silika atau kalsit (kalsium carbonate).
Daerah pembentukkan   : Terdapat di screes dan di zona patahan. Terkadang                                             ditemukan di dekat batu konglomerat, arkose dan                                             batu pasir.
Variasi Jenis                    : Penamaan jenis batu menurut penyusunnya.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Agregat





*      SANDSTONE ( BATU PASIR)

          (Translator by Dina Susilawati)
Ciri-ciri khusus                : Butiran pasir terdiri atas campurat silika dan kalsit.               Mungkin juga tanpa tersemen dengan  halus dan               tersemen dengan campuran kasar.
Warna                              : Kecoklat-coklatan, kadang-kadang kemerah-                          merahan   karena   oksidasi   besi, kadang  kehijau-                          hijauan karena oksidasi besi dan  tercampur                          dengan glaukonit
Tekstur dan Butiran       : Berpasir dengan ukuran (diameter) butir lebih dari   2 mm  .
Komposisi                         : Butiran pasir (kuarsa), yang tersemen oleh silika               dan   kalsit (kalsium carbonate).
Daerah pembentukkan   : Tersusun atau tersemen dari campuran endapan               deposit  pantai, sungai delta, danau dan gurun pada               masa lalu.
Variasi Jenis                    : Batu pasir kuarsa, terdiri dari kuarsa                           dengan butiran menyudut atau membulat,                           batu pasir lignit, arkose dan batu pasir kapur yang                           telah disemen dengan  kalsit dalam jumlah  sangat                           besar.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Industri bahan bangunan


*      GREYWACKE (BATU PASIR GREWWACKE)


 
           
Ciri-ciri khusus              : Sedikit jenis abu-abu gelap kehijauan, butiran batu pasir yang baik.
Warna                            : Pergantian jenis-jenis dari abu-abu gelap menjadi abu-abu kehijauan yang gelap
Tekstur dan Butiran     : Granular dan berbutir halus
Komposisi                       : Kuarsa, plagioclase, batuan dari kuarsa , masssa batuan yang tersusun dari mineral aluminium silikat bercampur dengan potassium, kalium, sodium, dan barium, tanah liat dan mineral-mineral lain yang begitu kecil untuk ditentukan tanpa sebuah mikroskop
Daerah pembentukkan : Dibentuk di bawah dari samudera membatasi palung benua  oleh longsor dari sediment bagian laut. Terjadi pada  penyatuan dengan serpihan hitam dari kedalaman asli laut
Variasi Jenis                    : Feldispathic, greywacke, massa batuan yang                         tersusun dari mineral aluminium silikat bercampur                         dengan potassium, kalium, sodium, barium, dan                         lithic greywacke yang mana kaya akan pengendapan                         batuan kecil.
Tempat ditemukan        : Tersebar di seluruh dunia, terutama di jajaran                                            pegunungan  lipatan yang terbentuk pada masa lalu.
Kegunaan                       : Tidak mempunyai kegunaan yang penting.


*      SHALE (SERPIH)
  

Ciri-ciri khusus              : Membagi secara mudah ke dalam piring-piring tipis             sepanjang bidang garis lintang, dirumuskan dengan             baik  ke  stratifikasi asli. Endapan butiran batuan             mengkilap keabu-abuan sangat baik.
Warna                            : Mengkilat untuk jenis-jenis serpihan dari abu-abu.
Tekstur dan Butiran     : Butiran yang baik
Komposisi                       : Campuran yang kompleks dari mikroskopis mineral tanah liat ditambah mika dan kuarsa.
Daerah pembentukkan : Diperoleh dari penyimpanan Lumpur tua, itu terjadi pada kebanyakan rangkaian sedimentasi dengan batu pasir dan batu kapur yang baik.
Variasi Jenis                   : Kemungkinan batu lumpur
Tempat ditemukan        : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                       : Sumber pembuatan fosil






*      ARKOSE


 
 

Ciri-ciri khusus                : Kaya akan batu pasir dalam massa batuan yang   tersusun   dari mineral aluminium silikat   bercampur dengan   potasium, kalium, sodium dan   barium. Dasarnya adalah   sesuatu yang tersedia,   tetapi fosil-fosil yang langka.   Mencairnya zat   asam hidrolika, yang mana disebabkan   oleh   semen yang mengeras
Warna                              : Mengkilap kecoklatan, abu-abu atau pink
Tekstur dan Butiran       : Biasanya butirannya sedang (2 mm / 1/16 dalam                rata-rata) tapi butirannya baik. Butiran mineral                tidak dapat bersatu.
Komposisi                         : Terdiri atas batu pasir kuarsa yang memuat                seperempat massa batuan yang tersusun dari                mineral alimunium silikat bercampur dengan                potasium, kaliu, sodium, dan barium dengan               pengerasan atau semen oksida besi,               mungkin juga terdapat mika.
Daerah pembentukkan   : Diperoleh dari perubahan cuaca, pemindahan dan                penyimpanan dari batuan granit.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Batu bangunan, milstone untuk menghaluskan                                             jagung


*      LIMESTONE (BATU GAMPING)
  
      Ciri-ciri khusus              : Batuan padat terkecil yang buih-                                          bila berada dalam zat  asam hidrolik yang kaya                                           dalam fosil-fosil.
Warna                            : Putih kekuning-kuningan atau abu-abu. Batuan jenis hitam kaya dengan hidrokarbon.
Tekstur dan Butiran     : Berubah-ubah, padat, oolitic terdiri dari kristal, granula bumi, pisalitic keras
Komposisi                       : Kebanyakan terdiri dari kalsium karbonat.
Daerah pembentukkan : Disimpan dalam laut-laut tua oleh endapan atau oleh penambahan dari karang yang mengeras, dll. Terumbu karang disekitar sumber air panas.
Variasi Jenis                : Terdiri dari kristal batu kapur yang mana mempunyai granublastic kristal kalsium karbonat,crinoidal limestone yang mana kaya dengan endapan dari fosil crinoids, oolitic batu kapur yang mempunyai ooliths kecil dari kalsium karbonat, pisolite yang besar (lebih dari  4 mm / 1/8 inci), dan karang batu kapur yang mana kaya dengan fosil terumbu karang.
Tempat ditemukan     : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                    : Sumber pembuatan semen, konstruksi bangunan (secara local), kapur tulis.

*      CHALK ( BATU KAPUR)


 

Ciri-ciri khusus                : Berwarna putih, batu akan berbuih di dalam cairan               hidroklorit.sering mengandung  bongkol yang               kecil-kecil dan di dalamnya kaya akan fosil.
Warna                              : Putih kekuning-kuningan atau keabu-abuan
Tekstur dan Butiran       : Batu berbutir halus, berbatu karang, mudah               dihancurkan, berpori-pori atau berongga.
Komposisi                         : Kebanyakan mengandung kalsium karbonat               dengan sejumlah kecil lanau. Sering mengandung               bongkol-bongkol kecil batu api.
Daerah pembentukkan   : Pengendapan di laut dengan akumulasi dari               penimbunan kerang-kerang kecil dan organisme               mikroskopis laut yang   terjadi pada masa lalu.
Tempat ditemukan          : UK, Prancis, dan Denmark
Kegunaan                         : Sumber bahan baku semen.






*      COAL (BATU BARA)


 
 

Ciri-ciri khusus                : Batu dengan warna hitam, kotor, keras sampai                yang mudah dihancurkan. Nyala api kuning terang               jika di bakar.
Warna                              : Hitam kecoklatan tidak mengkipap (seperti tanah)                                              sampai  sub metalik yang berkilauan.
Tekstur dan Butiran       : Berukuran besar keras sampai rapuh.
Komposisi                         : Tersusun oleh fosil tumbuhan
Daerah pembentukkan   : Di hutan-hutan yang tumbuh dengan subur di               delta-delta  pada daerah tropis. Kebanyakan terjadi               pada masa pertengahan zaman karbonasi batuan,               meskipun beberapa batu bara terdapat pada               masa/zaman batuan lainnya.
Variasi Jenis                    : Batu arang yang membara dengan jernih dengan                            warna lembut hitam kecoklatan; Batu bara yang                            rapuh,   hitam,   kadang    berkilauan /  mengkilap;                           Antrasit.
Tempat ditemukan          : USA (Pennsylvania), Rusia bagian selatan,               Ukraina, UK(United Kingdom), Cina dan               Afrika.
Kegunaan                         : Bahan bakar industri dan pemenuhan keperluan                                             domestik.


*      DOLOMITE (DOLOMIT)
  
Ciri-ciri khusus                : Gamping keras berwarna muda, sering berongga-               rongga  kecil. Terkadang bergabung dengan                deposit evaporit dari  gypsum dan halid.
Warna                              : Putih cream sampai hingga coklat muda
Tekstur dan Butiran       : Kasar sampai halus
Komposisi                         : Kalsium karbonat, kadang kala dengan sejumlah               kecil  silika dan mineral lainnya.
Daerah pembentukkan   Pada daerah interbedding yang kaya akan kalsit               limestone, tetapi mungkin deposit dengan bentuk               yang keras.
Variasi Jenis                    : Kadang dikenal dengan magnesium limestone
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Agregat
    











*      SHELLY LIMESTONE


 
  
                                                                         
Ciri-ciri khusus                : Merupakan batu fosil karang berwarna abu-abu               pucat. Berbuih bila berada di dalam cairan zat               asam hidroklorit
Warna                              : Putih keabu-abuan sampai abu-abu kekuning-                          kuningan  atau kuning tua
Tekstur dan Butiran       : Kulit kerang
Komposisi                         : Kebanyakan keseluruhannya mengandung               hancuran fosil kulit kerang yang disemen              dengan kalsium karbonat.
Daerah pembentukkan   : Terbentuk dari akumulasi pengangkutan laut               berupa fosil  kulit kerang yang tebal dan kalsit               (kalsium carbonate) lain yang kaya akan endapan               organisme di perairan  dangkal.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Sumber dari fosil






*      SEPTARIAN NODULES


 
  

Ciri-ciri khusus                : Berstruktur seperti bola yang disertai fragmen                 kulit kerang atau nukleus . Tersusun dari pasir                atau lempung yang disemen oleh kalsit               dan silika yang mengalami penyusutan pada                rongga internal pada umumnya mengandung               kalsit, mungkin adakalanya  terlihat bongkol-              bongkol kecil yang hancur atau pecah.
Warna                              : Tidak tetap, abu-abu sampai kuning tua bahkan                           sampai warna coklat gelap, dengan kalsit petih                           kekuning-kuningan yang mengisi bagian dalam                           rongga
Tekstur dan Butiran       : Biasanya berbutir halus
Komposisi                         : Tidak tetap, tergantung asalnya. Campuran pasir,                lana  dengan kalsit.
Daerah pembentukkan   : Lempung yang terendapkan dengan sangat                                             baik.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Hiasan dan semir




BAB II
PEMBAHASAN


sedimentary rocks atau sering disebut Batuan Sediment Batuan. Sedimen  terbentuk secara alamiah di permukaan Bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan mengeras menjadi batuan. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air (arus sungai ataupun arus laut), angin atau es (glacier). Sebagian besar batuan sedimen memperlihatkan ciri perlapisan. Walaupun hanya 5% kerak Bumi dibangun oleh batuan sedimen, namun 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen. Batuan sedimen diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu :
1.      batuan sedimen klastik, yang berasal dari fragmen-fragmen batuan sebelumnya.
2.      batuan sedimen kimiawi atau dikenal juga dengan batuan sedimen evaporit, yang terbentuk biasanya di laut atau di danau dari presipitasi bahan mineral yang terlarut.
3.      batuan sedimen organik, yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya fosil dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Sifat-sifat utama batuan sedimen, yaitu :
1.      Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.
2.      Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas.
3.      Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4.      Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya gypsum, kalsit, dolomit dan rinjang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya strujtur pelapisan adalah :
1.      Adanya perbedaan warna mineral
2.      Adanya perbedaan ukuran besar butir
3.      Adanya perbedaan komposisi mineral
4.      Adanya perubahan macam batuan
5.      Adanya perubahan struktur sedimen
6.      Adanya perubahan kekompakan
Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, pengelompokkan ini berdasarkan  cara terbentuknya batuan tersebut. Setiap kelompok tersebut mempunyai tempat pengendapan tersendiri, mulai pengendapan di lingkungan darat, sungai, danau, sampai lingkungan laut. Pembagian batuan sedimen tersebut seperti :
1.      Batuan sedimen dendritus (klastik)
Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanis. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk di lingkungan darat  atau di lingkungan air laut. Contoh batuannya seperti batu pasir dan batu lempung (clay).
2.      Batuan sedimen evaporit
Proses untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan  danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan selalu memungkinkan terjadi pengayaan unsur-unsur tertentu. Suatu contoh adalah larutan garam yang akan semakin pekat apabila lingkungan tempat itu berupa danau yang tidak ada saluran pembuangannya. Dan faktor yang terpenting adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Bahan-bahan batuan yang terlarut di dalam air akan mengkristal membentuk mineral seperti gipsum dan halit. Gipsum adalah bahan mineral industri yang dipakai sabagai bahan plester; halit adalah bahan dasar garam dapur.
3.      Batuan sedimen batu bara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Di mana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan untuk terbentuknya batu bara khusus sekali, harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau tumbuhan itu mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
4.      Batuan sedimen silika
Batuan ini terdiri dari rinjang (chert), radiolaria, dan tanah diatom. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
5.      Batuan sedimen karbonat
Batuan ini terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari material penyusunnya.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua macam :
1.      Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2.      Batuan sedimen nonklastik
Batuan sedimen nonklastik yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Proses pembentukkannya adalah kimiawi dan organis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi terutama dalam hal tekstur, pembagiantekstur meliputi :
a.      Warna
Pada dasarnya warna sangat pentind pada setiap batuan. Khususnya batuan sedimen akan membantu di dalam beberapa hal seperti masalah lingkungan pengendapan. Contoh warna pada batuan sedimen yaitu merah, hijau (lingkungan oksidasi), abu-abu tua atau pun hitam (lingkungan reduksi).
b.      Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan, beberapa istilah yang biasa digunakan untuk kekompakan batuan yaitu,
Dense                    : sangat padat
Hard                      : keras dan padat. Contuh kuarsit
Medium hard        : agak keras, tetapi masih dapat digores dengan jarum baja.
Soft                       : lunak, dengan mudah dapat digores atau dipecahkan
Friable                   : keras tetapi dapat diremas dengan tangan
Spongy                  : berongga
c.       Bentuk butir (shape)
Yang biasa digunakan adalah perbandingan antara panjang, lebar dan tebal. Maka akan menghasilkan kelas  seperti oblate, equiaxial, triaxial, dan prolate.
d.      Kebundaran
Kebundaran dapar dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan tersebut seperti : wellrounded (sangat membundar), rounded (membundar), subrounded (membundar tanggung), subangular (menyudut tanggung), dan angular (menyudut).
e.       Butiran
Butiran di dalam batuan sedimen klastik bisa terdiri dari pecahan-pecahan fragmen batuan, mineral, kristal dan cangkang-cangkang fosil atau zat organik. Butiran pada umumnya ditentukan oleh ukuran butir seperti : bongkah (boulder), berangkal (couble), kerakal (peabble), pasir sangat kasar (very coarse sand), pasir kasar (coarse sand), pasir sedang (medium sand), pasir halus (fine sand), pasir sangat halus (veri fine sand), lanau (silt), dan lempung (clay).


F.Matrik
Semacam butir (klastik), tetapi sangat halus sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat diantara butiran sebagai massa dasar. Umumnya terdiri atas lumpur atau sedimen halus lain yang mengelilingi butiran.
f.       Semen
Semen adalah bukan butir, tapi material pengisi rongga antar butir, biasanya dalam bentuk amorf atau kristalin. Bahan-bahan semen biasanya adalah kalsit, solomit, sulfat, oksida, silika, firit, lempung, silit, siderit.
g.      Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya dila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan yaitu : well sorted (terpilah baik), medium sorted (terpilah sedang), dan poor sorted (terpilah buruk).
h.      Kemas (fabric)
Ada 2 macam kemas yaitu kemas terbuka (butiran tidak saling bersentuhan / mengambang di dalam matrik) dan kemas tertutup (butiran saling bersentuhan saru dengan yang lainnya.
i.        Porositas
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan. Pembagian porositas biasanya dipergunakan sebagai berikut : negligible (0-5 %), poor (5-10 %), fair (10-15%), good (15-20%), very good (20-25%), dan exellent (25-40%).
j.        Permeabilitas
Cara mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan amati kecepatan air merembes. Biasanya isilah yang dipergunakan adalah fair (1,0-10md), good (10-100 md), dan very good (100-1000 md).






Struktur batuan sedimen
Berdasarkan asalnya struktur batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Struktur sedimen primer
Terbentuk karena proses sedimentasi  dengan demikian dapat merefleksikan mekanisasi pengendapan antara lain : perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, dan perlapisan tersusun.
b.      Struktur sedimen sekunder
Terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya seperti rekah kerut atau jejak binatang.
c.       Struktur organik
Terbentuk oleh keadaan organisme seperti molusca, cacing atau binatang lainnya.
Genesa struktur-struktur batuan sedimen
a.      Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
b.      Graded bedding (perlapisan pilihan)
Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan keatas semakin halus disebut normal grading , sebaliknya apabila dari halus keatas semakin kasar disebut inverse grading. Graded bedding disebabkan oleh arus turbin, dimana fraksi halus terdapat dibagian atas juga tersebar di seluruh batuan tersebut. Secara genesa graded bedding oleh arus turbin juga terjadi oleh kerja suspensi juga oleh pengaruh arus turbulensi.
c.       Laminasi
Pelapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pengendapannya dengan energi yang konstant (homogen).


d.      Cross lamination / Cross bedding
1.      Cross lamination
Merupakan lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urutan-urutan sistematik, pelapisan dalam disebut fareset bedding yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi. Terbentuk karena pemindahan riple/gelombang-gelombang pori yang masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.
2.      Cross bedding
Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding. Cross bedding dihasilkan oleh migrasi riple yang cukup besar  atau oleh gelombang yang membawa pori dimana masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm.
Pelapisan ini sering disebut dengan pelapisan silang siur yaitu pelapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan di atasnya atau di bawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.
e.       Clastic imbrication
Suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kemanpakan penjajaran material seperti susunan genting disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
f.       Primary current kineation
Struktur sedimentasi yang berbentuk garis di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelurusan suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.


g.      Fosil orientation
Struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh penggenangan yang energi transportasinya berkurang.
h.      Load cast
Struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen di atasnya.
i.        Flute cast
Struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong dengan ukuran 2-10 cm, struktur ini terbentuk pada batuan dasar akibat pengaruh aliran turbulen .
j.        Mud cracks
Struktur sedimen yang berupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinya. Hal ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
k.      Tool marks
Material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak yang menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapisan pasir ke bawah.
l.        Rain print
Suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering di atasnya terendapkan batu pair atau siltstone,
m.    Flame structure
Struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir. Kenampakan struktur ini terlihat pada cross section dari shale yang memasuki batu pasir akibat tekanan lateral.

n.      Ball pillow
Suatu bentukan akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut oillow dan bila sudah lepas disebut ball structure
o.      Convolute bedding
Struktur deformasi dari suatu lapisan yang membentuk lapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2-25 cm.
p.      Scours
Struktur sedimen yang terbentuk pada tubuh sedimen di mana terbentuknya lebih awal yang kemudian tererosi oleh arus berikutnya.
q.      Channels
Struktur sedimen yang mempunyai ciri erosional yang berkelak-kelok atau bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukuip besar.
r.       Dish and pillow structure
Struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
s.       Low relief erosion surface
Struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
t.        Syndepositional fold and slumps
Suatu bentuk lipatan kecil pada batu pasir yang terjadi karena perlapisan batu pasir tersebut belum terkonsolidasi benar kemudian terjadi pengangkatan hingga miring yang menyebabkan batu pasir meluncur kebawah membentuk struktur slumps dan fold.
u.      Hard ground mass
Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen yang relatif lebih lunak.

Beberapa contoh dari batuan sedimen

*      Batu bara
Proses pembentukan batu bara yaitu dari perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

*      Batu pasir
Batu pasir (sandstone) adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.

*      Batu pasir greywacke
Greywak  merupakan batuan yang keras dan bewarna kelabu hingga gelap, dan kebanyakkannya menunjukkan lapisan bergaris, konvolut dan laminasi arus. Iainya juga selalu berlapis dengan batu lumpur. Greywak  merupakan batuan yang mempunyai butirannya berukuran dari sangat kasar hingga ke sangat halus. Butiran selalunya bersudut .
Tidak seperti batu pasir jenis lain, greywak mempunyai banyak jenis-jenisnya, yaitu  batu pasir arkos tanpa matrik (matrik-free arkos),  arenit arkos, hingalah batu pasir arkos bermatrik lempung, arenit wak-arkos (arkosic wackes). Greywak tanpa matrik merupakan greywak matang dan dikelaskan sebagai arenit litit.
Greywak merupakan batu pasir yang mempunyai kandungan matrik yang melebihi 15%. Ia dicirikan oleh matirk yang berbutir halus, yang terdiri dari  intergrowth klorit, serisit dan juga kuarza serta feldspar yang berukuran  lumpur. Daripada butiran rangka, kuarza adalah butiran yang paling dominan berbanding dengan serpihan batuan dan juga feldspar. Kuarza merupakan separuh daripada keseluruhan butiran dan terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk. Selalunya ia berbentuk bersudut dan mempunyai pemadaman bergelombang (undulatory). Feldspar biasanya terdiri daripada jenis sodic plagioklas dan biasanya berkeadaan segar. K-feldspar kurang atau tiada. Chert serta batu kapur mikrit serta kuarza polihablur dan kuarzit berbutir halus juga kadang-kadang ditemui dengan banyaknya.
Matrik merupakan bahagian atau sifat yang penting dalam batu pasir greywak, yaitu melebihi 15% dan mencapai 50% matrik. Matrik dalam greywak terdiri daripada klorit, serisit, kuarza dan feldspar berbutir halus. Dalam batu pasir jenis lain, ruang antara butiran diisi oleh simen, seperti  kuarza. sehingga matrik dalam greywak kadang-kadang tidak terlihat. Ini karena terdapat serpihan batuan, contohnya batu lumpur. Ini kerana komposisi dan ukuran komponen dalam serpihan batu lumpur sama dengan ukuran dan komposisi matrik. Ini mengakibatkan jumlah matrik yang  akan berlebihan daripada yang sepatutnya.
*      Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor,terutama ion besi
            Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit
              Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.
*      Arkos
batu pasir arkos merangkumi 15% daripada keseluruhan batu pasir di dunia. Batu pasir disebut arkos bila kandungan feldsparnya mencapai 25% atau lebih, mengandungi banyak kuarza, dan sedikit serpihan batuan. Detrital mika juga biasa ditemui dengan sedikit matrik.
Arkos yang sebenarnya berbutir kasar dan terdiri daripada butiran kuarza dan feldspar. Feldspar kebanyakannya terdiri daripada jenis potassium feldspar (terutamanya mikroklin). Terdapat feldspar yang telah berubah kepada kaolinit ataupun serisit. Bila arkos disimen oleh bahan karbonat, mengkin terdapat sedikit perubahan pada mineral feldspar, samada di sekeliling bahagian tepi butiran ataupun keseluruhan butiran feldspar terubah kepada mineral lain. Kuarza polihablur dan serpihan batuan kuarza/feldspar adalah biasa ditemui. Kadang-kadang batu pasir arkos menunjukkan warna pink kerana kehadiran feldspar di dalamnya. Walau bagaimanapun, batuan yang berasal daripada granir atau gneiss yang terdiri dari feldspar putih atau gray boleh menyebabkan batu pasir arkos bewarna cerah di singkapan. Ia mempunyai tekstur pengasingan yang sangat buruk hinggalah ke pengasingan yang baik, dengan butiran yang bersudut hingga separa bulat. Butiran rangkanya bersaiz kasar. Teksturnya bergantung kepada sejauh mana diangkut.
Banyak batu pasir arkos yang dicirikan oleh detrital mika, samada muskovit ataupun biotit. Mika ini berkecenderungan dengan perlapisan dan mungkin bengkok atau melengkung disebabkan tekanan daripada butiran yang berdekatan. Biotit kadang-kadang terubah kepada klorit.
*      Batu kapur
Batu kapur  (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan "shell" yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite).
Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang "granular". Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.











BAB IV
KESIMPULAN


1.      5% dari kerak bumi dibangun oleh batuan sedimen namun hanya 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen
2.      Batuan sedimen dapat digolongkan dalam 5 bagian ayitu sedimen klastik, sedimen evaporit dan sedimen batu bara, sedimen bersilika dan sedimen karbonat.
3.      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi batuan sedimen yaitu melalui teksturnya yang meliputi warna, bentuk butir, butir, kebundaran, porositas, permeabilitas, pemilahan, matrik, semen, kekompakan, dan kemas. Hal ini akan berkaitan dengan lingkungan pengendapan dari batuan sedimen tersebut.
4.      Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air (arus sungai ataupun arus laut), angin atau es (glacier).
5.      Sifat-sifat utama batuan sedimen, yaitu :Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas.Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
















LAMPIRAN-LAMPIRAN



DOLOMIT
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.

Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit

Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.

Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya terdapat juga potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.

- Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa marmer dolomit. Cadangan masih berupa   sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.

- Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa dalam batugamping. Cadangan berupa sumberdaya   dengan kandungan MgO = 11 - 18%.

- Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukittinggi - Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.

- Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan   putih serta termasuk batugamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.

- Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan batugamping dolomitan.

- Propinsi Jawa Timur;
· Gn. Ngaten dan Gn. Ngembang, Tuban, formasi batu-gamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta m3, kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m3;
· Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan MgO = 18%;
· Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu – Tuban). Terdapat di Bukit Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m, bersifat lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak (9,5 - 20,8%);
· Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin;
· Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah. Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng   berumur Pliosen, warna putih, agak lunak, sarang. Ada di bawah batugamping dengan kandungan MgO 9,32 -20,92%.
· Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5 - 90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan dolomit   terdapat dalam formasi batu-gamping Pliosen, tebal + 35 m dan jcadangan sekitar 70 juta m3.

- Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan lensa-lensa dalam batugamping.

- Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%,   dan merupakan lensa-lensa dan kantong-kantong dalam batugamping.
1.     Ulasan
2.     Statistik
3.     Potensi
4.     Profil Perusahaan
































DAFTAR PUSTAKA


www.google.com; Data pertambangan mineral dan batu bara ( Dolomit)
www.google.com; Sedimentary rockc
www.google.com; Struktur srdimrn
www.google.com; Batu bara
www.google.com; Batuan sedimen, Balai informasi dan konservasi kebumian,.                               Karangsembung
www.google.com; Batuan sedimen