BAB I
PENDAHULUAN
Daya tahan, keindahan, keragaman, dan letaknya yang tersebar luas
membuat mineral, batuan, kerang, fosil menjadi subjek yang ideal untuk para
kolektor amatir. Siapa pun yang ingin menghabiskan waktu santainya untuk
mengkoleksi koral dan karang di pantai layaknya anak-anak, mereka akan terkejut
dengan bentuk dan warna yang berbeda yang bisa ditemukan disana, hal ini dapat
memberikan perasaan yang menyenangkan ketika menemukannya, mempelajari dan
mengindentifikasi hasil-hasil alam yang mengagumkan yang berada dilingkungan
sekitar kita.
Tentu saja, batu mulia, batuan, kerang dan fosil, secara umum,
terbentuk dari mineral-mineral. Tetapi dalam bentuk yang berbeda dan dalam
jenis yang berbeda-beda pula, sebagai salah satu dari hasil proses anorganik,
seperti bongkahan granite, atau merupakan hasil dari reaksi beberapa organisme,
seperti kerang, atau kombinasi dari keduanya seperti fosil.
Di dalam buku ini terdapat 4 golongan mineral dan batu mulia, batuan,
kerang, fosil yang telah dipilih untuk memberikan gambaran yang contohnya
diambil dari seluruh dunia. Informasi yang lebih detil tentang bentuk, warna
dan cara terbentuknya setiap mineral, batuan, kerang serta contoh lainnya
dengan disertai gambar serta warna yang jelas.
Setiap masing-masing golongan memiliki ciri khas tersendiri yang
melatarbelakangi bagaimana batuan, kerang atau fosil itu terbentuk, dan
bagaimana cara mengidentifikasikannya dan mengingat ciri khasnya.
Bagian I
BARANG-BARANG TAMBANG DAN PERMATA MURNI
Bahan-bahan tambang merupakan
komponen-kompoenen dasar yang berada dibawah bumi dibawah kaki kita berpijak.
Ada sekitar 3000 jenis bahan tambang yang berbeda, dengan bentuk-bentuk jarak
dari yang terbentuk dengan baik kristal-kristal yang berkilau, kwarsa
transparan yang tak berbentuk, berwarna kuning cerah yang rapuh. Oleh karena
itulah yang kita sebut dengan istilah mineral? sebuah meniral didifinisikan
sebagai sesuatu yang dibentuk secara alami, padad, bahan inorganik dengan suatu
komposisi yang tetap atau yang bervariasi bentuknya dengan suatu jarak
tertentu, dan suatu sifat struktur atom tertentu.
Beberapa barang-barang tambang telah
memiliki nilai sepanjang sejarah untuk keindahannya, daya tahan, dan
kelangkaannya. Batu permata murni ini, diciptakan untuk dipakai sebagai
perhiasan permata, digunakan untuk menghiasi atau mendekor objek-objek
tertentu, diukir dengan sangat indah yang sangat dikagumi atau dikoleksi
sebagai suatu ungkapan rasa terkesan yang sangat mendalam.

Sifat
komposisi dan struktur atomik dari suatu barang tambang diungkapkan didalam
sifat-sifat fisiknya, seperti bentuknya yang berbentuk kristal, warnanya dan
kekerasannya dan itulah bentuk-bentuk fisik ini yang digunakan didalam
identifikasi, untuk menghargai bagaimana sifat-sifat fisik ini dihasilakan dan untuk memahami beberapa
istilah-istilah tekhnik yang digunakan didalam buku ini, itu merupakan hal yang
penting untuk melihat cara yang mana
kristal-kristal ini dibentuk dan didefinisikan atau ditetapkan.

Banyak bahan-bahan tambang yang
memiliki struktur kritalik, meskipun demikian itu memiliki bentuk yang tidak
biasanya untuk kristal-kristal yang sempurna yang terbentuk didalam kondisi
alami, bentuk kristal-kristal tersebut didalam suatu contoh bahan tambang
yang akan memberikan para kolektor
suatu petunjuk nilai yang sangat berharga untuk identitasnya. Jika suatu
bahan tambang dibuat dari suatu masa yang kecil, kristal yang terbentuk tidak
baik seperti permukaannya yang tidak
bisa dikenali, itu diistilahkan dengan massive (secara besar-besaran).
Kebiasaan sebuah kristal adalah biasanya bentuknya diambil. Kebiasaan
dapat digambarkan sebagai satu
bentuk atau lebih bentuk-bentuk kristal yang ditetapkan oleh
seperangkat permukaan yang parallel dan siku-sikunya. Emerald (Jambrut),
sebagai contoh, ditemukan sebagai sebuah prisma persegi enam (lihat diagram)
dibuat dua bentuk. Suatu entuk terdiri dari sejumlah permukaan-permukaan yang
dapat dikenali dan diistilahkan dengan istilah “bentuk yang tertutup” jika itu
dapat menutup ruang atau “membuka” jika
itu tidak dapat.
Jika kamu memutar sebuah tabung gula
berbentuk kubus pada suatu poros lurus yang sedang berputar melalui tengah dari
dua permukaan yang berlawanan, kamu
dapat melihat empat sisi segi empat yang dapat dikenali, satu sama lain. Oleh karena itu sebuah kubus dikatakan
memiliki empat kali simetri. Seterusnya
pengujian akan menunjukkan bahwa ada tiga semacam poros dari empat kali simetri itu.
Bentuk-bentuk simetri ini sebagai dasar dari klasifikasi dari sistem-sistem kristal.
Ada tujuh sistem kristal: kubik
(isometric), tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic, hexagonal dan
trigonal, seperti yang digambarkan dalam kotak pada halaman 8.
Sebuah kristal memiliki sejumlah
permukaan, masing-masing permukaan yang
diberikan sejumlah bentuk berdasarkan
pada poros perpotongannya. Jumlah ini disebut dengan Milliar index
PERMUKAAN KUBUS
|

Gambar 1. Bentuk Permukaan Kubus
SISTEM-SISTEM
KRISTAL
KLASIFIKASI
|
BENTUK PERMUKAAN DAN
ORIENTASI POROS
|
BENTUK
|
CONTOH
|
ISOMETRIK
(atau kubik)
TETRAGONAL
HEXAGONAL
TRIGONAL
ORTHORHOMBIC
MONOCLINIC
TRICLINIC
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Semua ada tiga poros yang memiliki panjang yang
sama dan pada siku yang benar satu
sama lain
Poros-poros yang ada pada posisi siku yang
benar untuk satu sama lain, dua pada bidang adalah sama didalam panjangnya
sedangkan yang ketiga adalah garis tegak lurus untuk bidang ini dan pada panjang yang berbed
Ada empat poros didalam satu bidang dan titik
potong atau pertemuan pada 600 poros yang keempat adalah tegak lurus dan tidak sama didalam panjang pada yang lainnya . ada enam bidang pada
simetri tersebut.
mirip dengan sistem hexagonal. Ada tiga poros pada 600
untuk masing-masing yang lainnya didalam bidang yang sama. Poros yang
keempat adalah tegak lurus, ada tiga bidang simetri.
Tiga poros dengan panjang yang tidak
sama. Dua adalah siku pada sebelah kanan dengan satu yang lainnya dan yang
ketiga adalah garis tegak lurus.
Ada tiga poros dengan panjang yang
tidak sama . dua pada titik perpotongan pada sudut/siku yang miring pada satu
bidang dan yang ketiga adalah tegak lurus.
Tiga poros dengan panjang yang tidak
sama, semua naik atau meninggi satu dengan yang lainnya pada setiap sudut
yang berbeda
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Tabel 1. Sistem Kristal

Beberapa warna sangat ditekankan dan memiliki
tujuan-tujuan diognosa, ketika yang lainnya memiliki nilai yang kurang atau
lebih rendah. Bahan tambang dengan suatu sifat warna yang termasuk malachite
atau hijau dan pyrites atau kuning seperti kuningan; bahan-bahan tambang yang
memiliki variable warna termasuk fluorspar, barites dan kuarsa.

|
|

Ketika cahaya putih, dibuat dari semua
warna-warna lainnya yang spekral, berpindah memlalui sesuatu yang transparan
atau mineral yang tembus cahaya, beberapa dari warna-warna tersebut mungkin
diserap didalam struktur kristal.
Warna-warna yang muncul mengkombinasikan memberikan warna mineral
tersebut. Jika tidak ada bagian dari spektrum (seluruh dari aneka warna
pandangan) diserap kristal tersebut akan muncul tanpa warna. “Penyerapan
spektrum” dihasilakan ketika cahaya
putih melalui atau menembus sebuah batu permata
yang dapat dilihat dengan menggunkan sebuah instrument atau alat yang
disebut dengan spectroscope. Garis-garis hitam dilihat didalam bagian dari spektrum yang telah diseap oleh batu
permata tersebut. Spectroscope mungkin digunakan untuk membedakan antara
batu-batu dengan warna yang mirip.
Sebuah batu permata murni dilihat dari
cahaya putih yang mungkin keluar untuk
menjadi satu warna tetapi melihatnya sebuah penyaring warna atau filter warna
yang mungkin ditampakkan warna-warna menutupinya yang dapat membantu untuk mengenali
batu tersebut. Sebuah filter warna Chelsea, sebagai contoh, membuyarkan semua
spektrum kecuali merah dan hijau melalui filter tersebut sebuah jambrut yang
asli muncul warna merah sedangkan yang palsu muncul warna hijau. Tampilnya
dalam warna ultraviolet / ultra unggu dan juga penggunaan sinar-x atau sistem
semacam ronsen juga dapat ditambahkan untuk mengidentifikasi.
Kemampuan dari sebuah batu permata murni
untuk memancarkan cahaya putih kedalam warna-warna spektrum disebut disperse.
Itu biasanya diukur dengan menemukan
dengan perbedaan didalam memancarkan
indeks batu tersebut untuk sebuah warna
cahaya merah, yang mana dipantulkan sedikit, dan biru yang paling banyak.

Prilaku
sebuah cahaya yang masuk kedalam sebuah kristal tergantung pada struktur atomic
pada bagian dalam pada bahan tambang
tersebut dan dapat digunakan sebagai suatu alat atau tolak ukur untuk
mengenalinya.
Isometric
(kubik) bahan-bahan tambang dan
bahan-bahan tambang non-kristal merupakan isotropic (memiliki ukuran optic yang
sama pada semua arah). Ketika cahaya masuk kedalamnya ia akan menurun dan atau
merdeup dan akan berubah (sinar cahaya diikat atau dipantulkan). Tiap-tiap
sinar cahaya yang menurun atau meredup tersebut
dan dipantulkan dengan jumlah yang sama dan bahan tambang tersebut dikatakan menjadi singly refractive / pemantulan atau pembiasan satu demi satu. Cahay
yang masuk kedalam bahan tambang tersebut
yang berbentuk kristal didalam beberapa dari enam sistem kristal yang
lainnya adalah pancaran nya kedalam dua cahaya dan masing-masing cahaya dipancarkan oleh satu jumlah yang berbeda.
Kristal-kristal ini dikatakan menjadi doubly
reflective / pemantulan atau pembiasan cahaya dua demi dua cahaya.
Pembiasan
batu permata murni yang memiliki pemantulan dua demi dua pemantulan cahaya mungkin muncul menjadi warna-warna yang
berbeda dan corak yang berbeda dari induk warna / warna body batu permata
tersebut ketika dilihat dari arah yang berbeda. Mereka dikatakan menjadi pleochoric. Batu permata murni yang
menunjukkan dua warna adalah dichroic
dan memiliki kelas-kelas semitri kristal yaitu tetragonal, trigonal atau
hexagonal. Batu permata murni yang menunjukkan tiga warna disebut trichroic dan memiliki kelas-kelas
semitri kristal orthorhombic, monoclinic atau triclinic.
Indeks Pembiasan (IP) menunjukkan
sejumlah cahaya yang mana cahaya tersebut diikat oleh sebuah batu permata atau
bahan tambang lainnya dan itu diukur oleh sebuah refractometer. Sebuah
pemantulan atau pembiasan cahaya dari sebuah batu permata yang memiliki sifat satu
demi satu pembiasannya memiliki satu
indeks pembiasan tetapi yang memiliki dua demi dua pemabiasan cahaya memiliki
jarak indeks pembiasannya. Perbedaan antara pembiasan minimum dan maksimum menunjukkan
seperti didalam sebuah kristal
yang disebut dengan birefringence-nya.
Ketika birefringence itu merupakan sebuah pemanutulan cahaya yang tinggi yang dapat dilihat untuk memutuskan
pemancaran pada bagian-bagian yang berbeda
pada bagian belakan batu permata tersebut karena suatu kemunculan atau
pemunculan yang dabel pada pemukaan bagian belakang.




Gambar
3. Pembiasan dan Warna

Luster. Luster mengambarkan cara yang mana didalam
cahaya yang dipantulkan tersebut dibuyarkan pada bagian permukaan pada sebuah
material bahan tambag atau sebuah batu permata muarni. Istilah yang digunakan
adalah metallic (seperti polished metal), adamantine (brilliant, seperti
intan), vitreous (seperti gelas yang pecah), resinous (seperti resin atau
lilin), pearly, silky, splendent
(pembiasan brilliant), shining (memancarkan suatu bentuk tertentu tetapi
tidak jelas), glistening (memancarkan cahaya tetapi bukan sebuah bentuk
tertentu) dan glimmering (tidak sempurna pemantulannya dari bagian-bagain bahan
yang dicoba).
Streak. Streak merupakan warna yang dihasilkan ketika
sebuah bahan tambang di-powder (kecikan atau diremuk), baik dengan cara
dihancurkan atau dnegan membelah menjadi potongan-potongan pada poselin yang
tidak dilapisi – sebuah streak yang datar. Ini seringkali agak berbeda dari
warna-warna yang muncul pada permukaan
bahan tambang atau batu permata tersebut.
Transparency
merupakan bahan tambang yang baik dapat dilihat secara transparan –
objek-objek yang ada dapat dilihat dnegan jelas melalui bahan percobaan,
semitransparent – objek-objek dapat dilihat tetapi tidak jelas, translucent –
cahaya yang lewat melalui bahan percobaan tetapi objek-objek tidak dapat dilihat, atau opaque – tidak ada
cahaya yang lewat melalui bahan percpobaan.
Cleavage
beberapa bahan tambang yang cenderung hancur dengan mudah dan bahkan
sepanjang dengan bidang-bidang yang terbentuk dengan baik yang lemah yang
disebut dengan bidang cleavage. Ini dihubungkan dengan struktur kristal pada
bahan tambang tersebut. Cleavage baik yang sempurna, jelas, tidak jelas, atau
tidak ada dan bidang-bidang cleavage diberi nomer menggunkan
milliaran indek
Fracture beberapa bahan tambang memberikan suatu jenis yang
jelas dari break atau fracture ketika memukulkan sebuah palu. Fracture atau
pecahan mungkin digambarkan sebagai conchoidal (shell-like/seperti shel), subconchoidal (conchodal tidak jelas), even (permukaan yang datar tetapi agak
kasar), uneven (permukaan kasar dan tidak teratur), hackly (dengan ujung-ujung yang tajam) atau earhy (permukaan gundul dan mudah patah atau rapuh).
Hardness ahli bahan tambang dari Jerman Friedrich Mohs
telah mengembangkan suatu skla atau ukuran untuk kwlitas kekerasan dari bahan
tambang. Ia mengambil sepuluh bahan tambang
dan menempatkannya secara berurutan dan agar agar masing-masing dapat
digores oleh masing masing itu pada bagian atasnya tetapi pada saat mengores diukur dengan skalaketentuan dibawah ini.

Skala Kekerasan Mineral
Tenacity merupakan hubungan tes yang lain untuk
tenacity. Bahan-bahan tambang diistilahkan dengan sectile jika mereka mudah dipotong dengan sebuah pisau, brittle jika mereka diremukkan dengan
memukul menggunakan sebuah palu, malleable
jika potongan yang dipotong dapat
diratakan dengan memukul menggunakan palu atau flexible jika mereka akan dilengkungkan tanpa mematahkannya.
Twinning kadang-kadang sebuah kristal akan muncul menjadi
dua arah yang berbeda dari satu
permukaan. Ini dikenal sebagai twinning
dan khususnya secara umum didalam sistem isometric. Kristal seperti dapat dikenali dengan adanya
sudut-sudut atau siku-siku re-entrant atau
siku-siku yang mengikutinya kembali.
Specific grafity atau grafitas atau daya tarik khusus dari sebuah
bahan tambang merupakan perbandingan beratnya
dari suatu volume air yang sama. Sebuah bahan percobaan fluorite, oleh karena itu, dengan sebuah
grafitas khusus yaitu diatas 3, akan menjadi jauh lebih ringan dari pada sebuah bentuk dari ukurannya, say,
galena, yang mana memiliki sebuah grafitas khusus mencapai 7.6.
Magnetism beberapa bahan tambang magnetic dan
sifat-sifatnya yang dapat digunakan untuk mengenali batu-batu dari warna yang
sama. Pyrope garnet yang memiliki kandungan magnet sedang dan dapat dipisahkan
dari non-magnet red spinel. Sinhalite dari brown peridot yang mana memiliki
kandungan magnet sedang.

Gambar, Simbol untuk
Struktur Kristal
BAB III
CONTOH BATUAN SEDIMENTASI

![]() |

Ciri-ciri
khusus : Berukuran bulat besar, berkerikil atau pipih,
susunan matrik sangat halus,terkadang menyerupai
beton
yang kasar.
Warna
: Tidak tetap, tergantung pada jenis dari fragmen batu.
Tekstur dan Butiran : Tidak tetap
Komposisi
: Batu berfragmen-fragmen bundar dengan susun matrik
sangat halus
Daerah
pembentukkan : Terdapat
di pantai, endapan kerakal dan kerikil dari
deposit danau dan sungai. Terkadang ditemukan
dekat endapan deposit batu pasir dan arkose.
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan : Agregat



Ciri-ciri
khusus : Mirip dengan konglomerat, tapi fragmen-fragmen batunya angular dan susunan matrik sangat halus. Dibedakan dari pengelompokan (padanan vulkani) dengan
sedimen asalnya sendiri.
Warna : Tidak tetap, tergantung pada jenis dari fragmen batu.
Tekstur
dan Butiran : Berfragmen menyudut dengan susunan matrik
sangat halus.
Komposisi
: Fragmen batuan terdiri atas bermacam bentuk breksi. Secara
normal matrik terdiri atas pasir
atau endapan lumpur, tersemen oleh silika
atau kalsit (kalsium carbonate).
Daerah pembentukkan : Terdapat di
screes dan di zona patahan. Terkadang
ditemukan
di dekat batu konglomerat, arkose dan batu
pasir.
Variasi Jenis : Penamaan jenis batu menurut penyusunnya.
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan : Agregat



Ciri-ciri
khusus : Butiran pasir terdiri atas campurat silika dan kalsit.
Mungkin
juga tanpa tersemen dengan halus dan tersemen
dengan campuran kasar.
Warna
: Kecoklat-coklatan, kadang-kadang kemerah- merahan karena oksidasi besi, kadang kehijau- hijauan
karena oksidasi besi dan tercampur dengan
glaukonit
Tekstur
dan Butiran : Berpasir dengan ukuran (diameter) butir lebih dari 2
mm
.

Komposisi : Butiran pasir (kuarsa), yang tersemen oleh silika dan
kalsit (kalsium carbonate).
Daerah
pembentukkan : Tersusun
atau tersemen dari campuran endapan deposit pantai, sungai delta, danau dan gurun
pada masa
lalu.
Variasi
Jenis : Batu pasir kuarsa, terdiri dari kuarsa dengan butiran
menyudut atau membulat, batu
pasir lignit, arkose dan batu pasir kapur yang telah disemen dengan kalsit dalam jumlah sangat besar.
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan : Industri bahan bangunan

![]() |

Ciri-ciri khusus : Sedikit jenis abu-abu gelap kehijauan, butiran batu pasir yang
baik.
Warna : Pergantian jenis-jenis dari abu-abu gelap menjadi abu-abu kehijauan
yang gelap
Tekstur dan Butiran : Granular dan berbutir halus
Komposisi : Kuarsa, plagioclase, batuan dari kuarsa , masssa batuan yang
tersusun dari mineral aluminium silikat bercampur dengan potassium, kalium,
sodium, dan barium, tanah liat dan mineral-mineral lain yang begitu kecil untuk
ditentukan tanpa sebuah mikroskop
Daerah pembentukkan : Dibentuk di bawah dari samudera membatasi palung benua oleh
longsor dari sediment bagian laut. Terjadi pada penyatuan dengan serpihan
hitam dari kedalaman asli laut
Variasi
Jenis : Feldispathic, greywacke, massa batuan yang tersusun
dari mineral aluminium silikat bercampur dengan
potassium, kalium, sodium, barium, dan lithic
greywacke yang mana kaya akan pengendapan batuan
kecil.
Tempat
ditemukan : Tersebar di seluruh dunia, terutama di jajaran pegunungan lipatan
yang terbentuk pada masa lalu.
Kegunaan : Tidak mempunyai kegunaan yang penting.



Ciri-ciri khusus : Membagi secara mudah ke dalam piring-piring tipis sepanjang
bidang garis lintang, dirumuskan dengan baik
ke stratifikasi asli. Endapan butiran batuan mengkilap
keabu-abuan sangat baik.
Warna
: Mengkilat untuk jenis-jenis serpihan dari abu-abu.
Tekstur dan Butiran : Butiran yang baik
Komposisi : Campuran yang kompleks dari mikroskopis mineral tanah liat ditambah
mika dan kuarsa.
Daerah pembentukkan : Diperoleh dari penyimpanan Lumpur tua, itu terjadi pada kebanyakan
rangkaian sedimentasi dengan batu pasir dan batu kapur yang baik.
Variasi Jenis : Kemungkinan batu lumpur
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan :
Sumber pembuatan fosil

![]() |

Ciri-ciri
khusus : Kaya akan batu pasir dalam massa batuan yang tersusun
dari mineral aluminium silikat bercampur dengan
potasium, kalium, sodium dan barium. Dasarnya adalah
sesuatu yang tersedia, tetapi fosil-fosil yang langka.
Mencairnya zat asam hidrolika, yang mana disebabkan
oleh semen yang mengeras
Warna : Mengkilap
kecoklatan, abu-abu atau pink
Tekstur
dan Butiran : Biasanya butirannya sedang (2 mm / 1/16 dalam rata-rata) tapi
butirannya baik. Butiran mineral tidak
dapat bersatu.
Komposisi
: Terdiri atas batu pasir kuarsa yang memuat seperempat massa
batuan yang tersusun dari mineral
alimunium silikat bercampur dengan potasium,
kaliu, sodium, dan barium dengan pengerasan
atau semen oksida besi,
mungkin
juga terdapat mika.
Daerah
pembentukkan : Diperoleh dari perubahan cuaca, pemindahan dan
penyimpanan
dari batuan granit.
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan
: Batu bangunan, milstone untuk menghaluskan jagung



Ciri-ciri khusus : Batuan
padat terkecil yang buih- bila
berada dalam zat asam hidrolik yang kaya dalam
fosil-fosil.
Warna : Putih kekuning-kuningan atau abu-abu. Batuan jenis hitam kaya
dengan hidrokarbon.
Tekstur dan Butiran : Berubah-ubah, padat, oolitic terdiri dari kristal, granula bumi,
pisalitic keras
Komposisi : Kebanyakan terdiri dari kalsium karbonat.
Daerah pembentukkan : Disimpan dalam laut-laut tua oleh endapan atau oleh penambahan
dari karang yang mengeras, dll. Terumbu karang disekitar sumber air panas.
Variasi Jenis : Terdiri dari kristal batu kapur yang mana mempunyai granublastic
kristal kalsium karbonat,crinoidal limestone yang mana kaya dengan endapan dari
fosil crinoids, oolitic batu kapur yang mempunyai ooliths kecil dari kalsium
karbonat, pisolite yang besar (lebih dari 4 mm / 1/8 inci), dan karang batu kapur yang
mana kaya dengan fosil terumbu karang.
Tempat
ditemukan : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan : Sumber pembuatan semen, konstruksi bangunan (secara local), kapur
tulis.

![]() |

Ciri-ciri
khusus : Berwarna putih, batu akan berbuih di dalam cairan hidroklorit.sering
mengandung bongkol yang kecil-kecil
dan di dalamnya kaya akan fosil.
Warna : Putih
kekuning-kuningan atau keabu-abuan
Tekstur
dan Butiran : Batu berbutir halus, berbatu karang, mudah dihancurkan, berpori-pori
atau berongga.
Komposisi
: Kebanyakan mengandung kalsium karbonat dengan
sejumlah kecil lanau. Sering mengandung bongkol-bongkol
kecil batu api.
Daerah
pembentukkan : Pengendapan di laut dengan akumulasi dari penimbunan kerang-kerang
kecil dan organisme mikroskopis
laut yang terjadi pada masa lalu.
Tempat ditemukan : UK,
Prancis, dan Denmark
Kegunaan : Sumber bahan baku semen.

![]() |

Ciri-ciri
khusus : Batu dengan warna hitam, kotor, keras sampai yang mudah
dihancurkan. Nyala api kuning terang jika
di bakar.
Warna : Hitam kecoklatan tidak mengkipap (seperti tanah) sampai
sub metalik yang berkilauan.
Tekstur dan Butiran : Berukuran
besar keras sampai rapuh.
Komposisi : Tersusun oleh fosil tumbuhan
Daerah
pembentukkan : Di
hutan-hutan yang tumbuh dengan subur di delta-delta
pada daerah tropis. Kebanyakan terjadi pada
masa pertengahan zaman karbonasi batuan, meskipun
beberapa batu bara terdapat pada masa/zaman
batuan lainnya.
Variasi
Jenis : Batu arang yang membara dengan jernih dengan warna
lembut hitam kecoklatan; Batu bara yang rapuh, hitam, kadang berkilauan / mengkilap;
Antrasit.
Tempat
ditemukan : USA (Pennsylvania), Rusia bagian
selatan, Ukraina,
UK(United Kingdom), Cina dan Afrika.
Kegunaan :
Bahan bakar industri dan pemenuhan keperluan domestik.



Ciri-ciri
khusus : Gamping keras berwarna muda, sering
berongga- rongga kecil.
Terkadang bergabung dengan deposit
evaporit dari gypsum dan halid.
Warna : Putih cream sampai hingga coklat muda
Tekstur dan Butiran : Kasar sampai halus
Komposisi
: Kalsium karbonat, kadang kala
dengan sejumlah kecil
silika dan mineral lainnya.
Daerah
pembentukkan : Pada daerah interbedding yang
kaya akan kalsit limestone, tetapi
mungkin deposit dengan bentuk yang
keras.
Variasi Jenis :
Kadang dikenal dengan magnesium limestone
Tempat ditemukan : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan : Agregat

![]() |

Ciri-ciri
khusus : Merupakan batu fosil karang berwarna abu-abu pucat. Berbuih
bila berada di dalam cairan zat asam
hidroklorit
Warna
: Putih keabu-abuan sampai abu-abu kekuning- kuningan
atau kuning tua
Tekstur dan Butiran : Kulit kerang
Komposisi
: Kebanyakan keseluruhannya mengandung hancuran
fosil kulit kerang yang disemen dengan
kalsium karbonat.
Daerah
pembentukkan : Terbentuk dari akumulasi pengangkutan laut berupa
fosil kulit kerang yang tebal dan kalsit (kalsium
carbonate) lain yang kaya akan endapan organisme
di perairan dangkal.
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan : Sumber dari fosil

![]() |

Ciri-ciri
khusus : Berstruktur seperti bola yang disertai fragmen kulit kerang
atau nukleus . Tersusun dari pasir atau
lempung yang disemen oleh kalsit dan
silika yang mengalami penyusutan pada rongga
internal pada umumnya mengandung kalsit, mungkin
adakalanya terlihat bongkol- bongkol
kecil yang hancur atau pecah.
Warna
: Tidak tetap, abu-abu sampai kuning tua bahkan sampai warna
coklat gelap, dengan kalsit petih kekuning-kuningan
yang mengisi bagian dalam rongga
Tekstur dan Butiran : Biasanya
berbutir halus
Komposisi
: Tidak tetap, tergantung asalnya. Campuran pasir, lana
dengan kalsit.
Daerah pembentukkan : Lempung yang
terendapkan dengan sangat baik.
Tempat ditemukan : Tersebar di
seluruh dunia
Kegunaan : Hiasan dan semir
BAB II
PEMBAHASAN
sedimentary
rocks atau sering
disebut Batuan Sediment Batuan. Sedimen terbentuk secara alamiah di permukaan Bumi
dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan mengeras menjadi batuan.
Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air (arus sungai ataupun
arus laut), angin atau es (glacier). Sebagian besar batuan sedimen
memperlihatkan ciri perlapisan. Walaupun hanya 5% kerak Bumi dibangun oleh
batuan sedimen, namun 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah
batuan sedimen. Batuan sedimen diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu
:
1.
batuan sedimen klastik, yang
berasal dari fragmen-fragmen batuan sebelumnya.
2.
batuan sedimen kimiawi atau
dikenal juga dengan batuan sedimen evaporit, yang terbentuk biasanya di laut atau
di danau dari presipitasi bahan mineral yang terlarut.
3.
batuan sedimen organik, yang
terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya
fosil dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Sifat-sifat utama
batuan sedimen, yaitu :
1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur
sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.
2. Sifat klastik/fragmen yang menandakan
bahwa butir-butir pernah lepas.
3. Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda
kehidupan (fosil).
4.
Jika
bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya gypsum, kalsit, dolomit dan
rinjang.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kenampakan adanya strujtur pelapisan adalah :
1. Adanya perbedaan warna mineral
2. Adanya perbedaan ukuran besar butir
3. Adanya perbedaan komposisi mineral
4. Adanya perubahan macam batuan
5. Adanya perubahan struktur sedimen
6.
Adanya
perubahan kekompakan
Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, pengelompokkan ini berdasarkan cara terbentuknya batuan tersebut. Setiap
kelompok tersebut mempunyai tempat pengendapan tersendiri, mulai pengendapan di
lingkungan darat, sungai, danau, sampai lingkungan laut. Pembagian batuan
sedimen tersebut seperti :
1. Batuan
sedimen dendritus (klastik)
Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses
mekanis. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik
yang terbentuk di lingkungan darat atau
di lingkungan air laut. Contoh batuannya seperti batu pasir dan batu lempung
(clay).
2. Batuan
sedimen evaporit
Proses untuk terjadinya batuan sedimen ini harus
ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini
terbentuk di lingkungan danau atau laut
yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan selalu memungkinkan terjadi
pengayaan unsur-unsur tertentu. Suatu contoh adalah larutan garam yang akan
semakin pekat apabila lingkungan tempat itu berupa danau yang tidak ada saluran
pembuangannya. Dan faktor yang terpenting adalah tingginya penguapan maka akan
terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Bahan-bahan batuan yang terlarut di dalam air akan
mengkristal membentuk mineral seperti gipsum dan halit. Gipsum adalah bahan
mineral industri yang dipakai sabagai bahan plester; halit adalah bahan dasar
garam dapur.
3. Batuan
sedimen batu bara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur
organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Di mana sewaktu tumbuhan tersebut mati
dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak
memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan untuk terbentuknya batu
bara khusus sekali, harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau
tumbuhan itu mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
4. Batuan
sedimen silika
Batuan ini terdiri dari rinjang (chert),
radiolaria, dan tanah diatom. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara
proses organik dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Batuan
golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
5. Batuan
sedimen karbonat
Batuan ini terbentuk dari kumpulan cangkang
moluska, alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis batuan
karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari material penyusunnya.
Berdasarkan ada
tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua
macam :
1. Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik yaitu batuan sedimen yang
terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan
terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan sedimen nonklastik
Batuan sedimen nonklastik yaitu batuan sedimen
yang tidak mengalami proses transportasi. Proses pembentukkannya adalah kimiawi
dan organis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi
terutama dalam hal tekstur, pembagiantekstur meliputi :
a. Warna
Pada dasarnya warna sangat pentind pada
setiap batuan. Khususnya batuan sedimen akan membantu di dalam beberapa hal
seperti masalah lingkungan pengendapan. Contoh warna pada batuan sedimen yaitu
merah, hijau (lingkungan oksidasi), abu-abu tua atau pun hitam (lingkungan
reduksi).
b. Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan,
beberapa istilah yang biasa digunakan untuk kekompakan batuan yaitu,
Dense :
sangat padat
Hard :
keras dan padat. Contuh kuarsit
Medium hard :
agak keras, tetapi masih dapat digores dengan jarum baja.
Soft :
lunak, dengan mudah dapat digores atau dipecahkan
Friable :
keras tetapi dapat diremas dengan tangan
Spongy : berongga
c. Bentuk butir (shape)
Yang biasa digunakan adalah perbandingan antara panjang, lebar dan
tebal. Maka akan menghasilkan kelas
seperti oblate, equiaxial, triaxial, dan prolate.
d. Kebundaran
Kebundaran dapar dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan
tersebut seperti : wellrounded (sangat membundar), rounded (membundar),
subrounded (membundar tanggung), subangular (menyudut tanggung), dan angular
(menyudut).
e. Butiran
Butiran di dalam batuan sedimen klastik bisa terdiri dari
pecahan-pecahan fragmen batuan, mineral, kristal dan cangkang-cangkang fosil
atau zat organik. Butiran pada umumnya ditentukan oleh ukuran butir seperti : bongkah
(boulder), berangkal (couble), kerakal (peabble), pasir sangat kasar (very
coarse sand), pasir kasar (coarse sand), pasir sedang (medium sand), pasir
halus (fine sand), pasir sangat halus (veri fine sand), lanau (silt), dan
lempung (clay).
F.Matrik
Semacam butir (klastik), tetapi sangat halus
sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat diantara butiran sebagai
massa dasar. Umumnya terdiri atas lumpur atau sedimen halus lain yang
mengelilingi butiran.
f. Semen
Semen adalah bukan butir, tapi material pengisi rongga antar butir,
biasanya dalam bentuk amorf atau kristalin. Bahan-bahan semen biasanya adalah
kalsit, solomit, sulfat, oksida, silika, firit, lempung, silit, siderit.
g. Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya dila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka
pemilahan semakin baik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam
pemilahan batuan yaitu : well sorted (terpilah baik), medium sorted (terpilah
sedang), dan poor sorted (terpilah buruk).
h. Kemas (fabric)
Ada 2 macam kemas yaitu kemas terbuka (butiran tidak saling bersentuhan
/ mengambang di dalam matrik) dan kemas tertutup (butiran saling bersentuhan
saru dengan yang lainnya.
i.
Porositas
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan
volume dari batuan. Pembagian porositas biasanya dipergunakan sebagai berikut :
negligible (0-5 %), poor (5-10 %), fair (10-15%), good (15-20%), very good (20-25%),
dan exellent (25-40%).
j.
Permeabilitas
Cara mengetahui permeabilitas adalah
dengan menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan amati kecepatan
air merembes. Biasanya isilah yang dipergunakan adalah fair (1,0-10md), good
(10-100 md), dan very good (100-1000 md).
Struktur batuan sedimen
Berdasarkan
asalnya struktur batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
a.
Struktur sedimen primer
Terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian dapat merefleksikan
mekanisasi pengendapan antara lain : perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan
silang siur, konvolut, dan perlapisan tersusun.
b.
Struktur sedimen sekunder
Terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum
atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan
misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya seperti rekah kerut
atau jejak binatang.
c.
Struktur organik
Terbentuk oleh keadaan organisme seperti
molusca, cacing atau binatang lainnya.
Genesa struktur-struktur
batuan sedimen
a. Masif
Bila tidak
menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
b. Graded bedding (perlapisan
pilihan)
Lapisan
yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila
bagian bawah kasar dan keatas semakin halus disebut normal grading , sebaliknya apabila dari halus keatas semakin kasar
disebut inverse grading. Graded bedding disebabkan oleh arus turbin, dimana
fraksi halus terdapat dibagian atas juga tersebar di seluruh batuan tersebut.
Secara genesa graded bedding oleh arus turbin juga terjadi oleh kerja suspensi
juga oleh pengaruh arus turbulensi.
c. Laminasi
Pelapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan
kurang dari 1 cm, terbentuk bila pengendapannya dengan energi yang konstant
(homogen).
d. Cross lamination / Cross
bedding
1.
Cross lamination
Merupakan lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, merupakan
struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urutan-urutan sistematik,
pelapisan dalam disebut fareset bedding yang miring terhadap permukaan umum
sedimentasi. Terbentuk karena pemindahan riple/gelombang-gelombang pori yang
masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.
2. Cross bedding
Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik
cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm
untuk cross bedding. Cross bedding dihasilkan oleh migrasi riple yang cukup
besar atau oleh gelombang yang membawa
pori dimana masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm.
Pelapisan
ini sering disebut dengan pelapisan silang siur yaitu pelapisan yang membentuk
sudut terhadap bidang lapisan di atasnya atau di bawahnya dan dipisahkan oleh
bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.
e. Clastic imbrication
Suatu
struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang
overlaping dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada
daerah yang miring. Kemanpakan penjajaran material seperti susunan genting
disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
f. Primary current kineation
Struktur sedimentasi yang berbentuk garis di dalam batuan
yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang
biasanya menunjukkan pelurusan suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau
fosil.
g. Fosil orientation
Struktur
sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang
menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh penggenangan yang
energi transportasinya berkurang.
h. Load cast
Struktur
sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh
material sedimen di atasnya.
i.
Flute cast
Struktur
sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong dengan
ukuran 2-10 cm, struktur ini terbentuk pada batuan dasar akibat pengaruh aliran
turbulen .
j.
Mud cracks
Struktur
sedimen yang berupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan,
biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinya. Hal ini akibat
perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
k. Tool marks
Material-material
pasir yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak yang
menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan
lapisan pasir ke bawah.
l.
Rain print
Suatu
lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang masih
basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering di atasnya
terendapkan batu pair atau siltstone,
m. Flame structure
Struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang
licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada
kontak antara lempung dan pasir. Kenampakan struktur ini terlihat pada cross
section dari shale yang memasuki batu pasir akibat tekanan lateral.
n. Ball pillow
Suatu
bentukan akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale
tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut
oillow dan bila sudah lepas disebut ball structure
o. Convolute bedding
Struktur
deformasi dari suatu lapisan yang membentuk lapisan meliuk-liuk dengan
ketebalan lapisan 2-25 cm.
p. Scours
Struktur
sedimen yang terbentuk pada tubuh sedimen di mana terbentuknya lebih awal yang
kemudian tererosi oleh arus berikutnya.
q. Channels
Struktur sedimen
yang mempunyai ciri erosional yang berkelak-kelok atau bercabang dan merupakan
bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari media
transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukuip besar.
r. Dish and pillow structure
Struktur
sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen
pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya
sehingga mengalami penekanan ke bawah.
s. Low relief erosion surface
Struktur
sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses
erosi.
t.
Syndepositional fold and slumps
Suatu bentuk lipatan kecil pada batu pasir yang terjadi
karena perlapisan batu pasir tersebut belum terkonsolidasi benar kemudian
terjadi pengangkatan hingga miring yang menyebabkan batu pasir meluncur kebawah
membentuk struktur slumps dan fold.
u. Hard ground mass
Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi
material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen yang relatif lebih lunak.
Beberapa
contoh dari batuan sedimen

Proses pembentukan batu bara yaitu dari perubahan sisa-sisa tanaman
menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan
(coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses
perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang
dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik
serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus,
sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas
batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung
antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung
68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara
yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus
mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber
panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batubara
coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari
beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.

Batu pasir (sandstone) adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari
mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir
terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling
banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki
berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning,
merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk
karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat
dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar
wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna
merahnya.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah
untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan
dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi
bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang
digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan
yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan
memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya
sebagai akuifer yang baik.

Greywak merupakan batuan yang
keras dan bewarna kelabu hingga gelap, dan kebanyakkannya menunjukkan lapisan
bergaris, konvolut dan laminasi arus. Iainya juga selalu berlapis dengan batu
lumpur. Greywak merupakan batuan yang
mempunyai butirannya berukuran dari sangat kasar hingga ke sangat halus.
Butiran selalunya bersudut .
Tidak seperti batu pasir jenis lain, greywak mempunyai banyak
jenis-jenisnya, yaitu batu pasir arkos tanpa matrik
(matrik-free arkos), arenit arkos, hingalah batu pasir arkos
bermatrik lempung, arenit wak-arkos
(arkosic wackes). Greywak
tanpa matrik merupakan greywak matang dan dikelaskan sebagai arenit litit.
Greywak merupakan batu pasir yang mempunyai kandungan matrik yang
melebihi 15%. Ia dicirikan oleh matirk yang berbutir halus, yang terdiri dari intergrowth klorit, serisit dan juga kuarza
serta feldspar yang berukuran lumpur.
Daripada butiran rangka, kuarza adalah butiran yang paling dominan berbanding
dengan serpihan batuan dan juga feldspar. Kuarza merupakan separuh daripada
keseluruhan butiran dan terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk. Selalunya ia
berbentuk bersudut dan mempunyai pemadaman bergelombang (undulatory). Feldspar
biasanya terdiri daripada jenis sodic plagioklas dan biasanya berkeadaan segar.
K-feldspar kurang atau tiada. Chert serta batu kapur mikrit serta kuarza
polihablur dan kuarzit berbutir halus juga kadang-kadang ditemui dengan
banyaknya.
Matrik merupakan bahagian atau sifat yang penting dalam batu pasir
greywak, yaitu melebihi 15% dan mencapai 50% matrik. Matrik dalam greywak
terdiri daripada klorit, serisit, kuarza dan feldspar berbutir halus. Dalam
batu pasir jenis lain, ruang antara butiran diisi oleh simen, seperti kuarza. sehingga matrik dalam greywak
kadang-kadang tidak terlihat. Ini karena terdapat serpihan batuan, contohnya
batu lumpur. Ini kerana komposisi dan ukuran komponen dalam serpihan batu
lumpur sama dengan ukuran dan komposisi matrik. Ini mengakibatkan jumlah matrik
yang akan berlebihan daripada yang
sepatutnya.

Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara
teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO.
Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau
CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang
murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu
gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor,terutama ion besi
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.

batu pasir arkos merangkumi 15% daripada
keseluruhan batu pasir di dunia. Batu pasir disebut arkos bila kandungan
feldsparnya mencapai 25% atau lebih, mengandungi banyak kuarza, dan sedikit
serpihan batuan. Detrital mika juga biasa ditemui dengan sedikit matrik.
Arkos yang sebenarnya berbutir kasar dan
terdiri daripada butiran kuarza dan feldspar. Feldspar kebanyakannya terdiri
daripada jenis potassium feldspar (terutamanya mikroklin). Terdapat feldspar
yang telah berubah kepada kaolinit ataupun serisit. Bila arkos disimen oleh
bahan karbonat, mengkin terdapat sedikit perubahan pada mineral feldspar,
samada di sekeliling bahagian tepi butiran ataupun keseluruhan butiran feldspar
terubah kepada mineral lain. Kuarza polihablur dan serpihan batuan
kuarza/feldspar adalah biasa ditemui. Kadang-kadang batu pasir arkos
menunjukkan warna pink kerana kehadiran feldspar di dalamnya. Walau
bagaimanapun, batuan yang berasal daripada granir atau gneiss yang terdiri dari
feldspar putih atau gray boleh menyebabkan batu pasir arkos bewarna cerah di
singkapan. Ia mempunyai
tekstur pengasingan yang sangat buruk hinggalah ke pengasingan yang baik,
dengan butiran yang bersudut hingga separa bulat. Butiran rangkanya bersaiz
kasar. Teksturnya bergantung kepada sejauh mana diangkut.
Banyak batu pasir arkos yang dicirikan oleh
detrital mika, samada muskovit ataupun biotit. Mika ini berkecenderungan dengan
perlapisan dan mungkin bengkok atau melengkung disebabkan tekanan daripada
butiran yang berdekatan. Biotit kadang-kadang terubah kepada klorit.

Batu kapur (CaCO3) adalah sebuah
batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama
dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan
"shell" yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai
pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite).
Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi
(air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem
seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite
(batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang
"granular". Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan
sedimen.
BAB IV
KESIMPULAN
1.
5% dari kerak bumi dibangun oleh
batuan sedimen namun hanya 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi
adalah batuan sedimen
2.
Batuan sedimen dapat digolongkan
dalam 5 bagian ayitu sedimen klastik, sedimen evaporit dan sedimen batu bara,
sedimen bersilika dan sedimen karbonat.
3.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengidentifikasi batuan sedimen yaitu melalui teksturnya
yang meliputi warna, bentuk butir, butir, kebundaran, porositas, permeabilitas,
pemilahan, matrik, semen, kekompakan, dan kemas. Hal ini akan berkaitan dengan
lingkungan pengendapan dari batuan sedimen tersebut.
4.
Pembentukan batuan sedimen
dipengaruhi oleh tenaga air (arus sungai ataupun arus laut), angin atau es (glacier).
5.
Sifat-sifat utama batuan sedimen,
yaitu :Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya
proses sedimentasi.Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir
pernah lepas.Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOLOMIT
![]()
|
© 2005 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara.
Didesain dan dipelihara oleh Kelompok Program Teknologi Informasi Pertambangan. |
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com; Data pertambangan mineral dan batu bara (
Dolomit)
www.google.com; Sedimentary rockc
www.google.com; Struktur srdimrn
www.google.com; Batu bara
www.google.com; Batuan sedimen, Balai informasi dan
konservasi kebumian,. Karangsembung
www.google.com; Batuan sedimen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar