BADAI DAN PEMANASAN BUMI
Tujuan laporan
ini adalah agar mahasiswa lebih memahami tentang badai,macam-macam badai yang
diantaranya:badai angin,badai hujan dan badai salju yang sangat merugikan
manusia. Selain itu jua agar dapat memahami badai-badai ganas lainya
sepertibadai petir, tornado,dan badai lainya. Bagaimana badai itu terjadi, apa
akibat dari badai itu, bagaimana pendapat ilmuan mengenai badai juga di bahas
di sini.
Selain badai di
sini juga di bahas tentang pemanasan bumi atau global warming yang dimaksutka
agar mahasiswa lebih memahaminya . Apa
itu pemanasan bumi apa penyebab terjadinya pemanasan bumi,, bagaimana cara
mengendalikan dan menghilangkan karbon di atmosfer, bagaimana dampaknya
terhadap manusia dan pendapat dari para ilmuan tentang pemanasan global.
2. ALAT-ALATNYA
1.Laptop
2.LCD
3.DVD
4.Alat-alat tulis
3.DASAR TEORI
A.BADAI
Jika ini hari cuaca yang ekstrim,
sebaikya kamu hati-hati, tiap tahun badai badai mempengaruhi hidup jutaan orang
. Badai hujan ganas membanjiri seluruh desa dan kota-kota tersapu badai angin
menghancurkan banyak rumah, dan badai salju menimbun kota Beberapaangin rebut
berjarak lebar ratusan mil,atau tornado yang tak terlalu lebar tapi amat sangat
kuat. Apa penyebab semua ini?
Kebanyakan badai terbentuk dengan
terbentuknya awan . tapi udara hanya bisa menampung air dengan jumlah tertentu
, bila suhu berubah dan terlalu banyak air dalam awan , ia akan jatuh ke tanah
sebagai presipitasi. Presipitasi adalah uap air lembab yang jatuh sebagai
hujan, hasilnya badai hujan sebagian badai hujan hanya turunkan sedikit air
lainnya bisa di sebabkan banjir besar . Dicuaca dingin , uap air lembab membeku
saat turun ketanah dan hasilnya badai salju. semua itu tergantung suhu udara di
atmosfer.
Menurut Helen Young,”Udara
di atas bumi tidak selalu punya profil suhu yang sama , bisa banyak sekali area
atmosfer yang naik ke atas tanah, tapi berbeda karena bisa ada lapisan sangat
dingin di permukaan bisa ada lapisan
lebih hangat di atasnya Prosipitasi yang
jatuh di atasnya akan meleleh di lapisan hangat lalu turun kelapisan dingin
lagi dan membeku lagi. Pada saat itu terjadi, itu tergantung apa yang jatuh di
permukaannya”.
Terlalu banyak salju akan bisa
merusak terutama bila tidak terduga, tapi awan bisa buat badai lain , badai
petir , yang mengubah awan hujan menjadi awan badai petir.
Menurut Halen Young” Badai petir
untuk membuatnya harus terkumpul awan yang sangat banyak, agar awannya
makin besar” . Saat awan membesar butiran air dan es saling bergesekan dan
memicu terjadinya listrik statis yang besar
Seperti aki, listrik mengatur menjadi kutub-kutub berlawanan . Sisi lain
positif dan sisi lainya negatif ,bila mereka saling bertemu akan menghasilkan
percikan raksasa.
Ini kilat lima kali lebih
panas dari matahari, ia membuat udara meledak yang kita dengar sebagai Guntur.
Awalnya sembaran kilat bergerak dari awan ke awan, Tapi bila listrik statis
bertambah, kilat bisa menyambar dari tanah. Ia menyambar benda terdekat
biasanya tertinggi, Tapi tiap tahun di amerika serikat kilat menyambar lebih 40
juta kali. Badai petir bisa lebih berbahanya dari ini, jika kondisinya
mendukung mereka bisa menjadi Tornado.
Tornado berjalan berpilin perlahan melintasi awan, berisi kecepatan
angin hingga sampai 300 mil per jam. Tapi bagaimana cara badai perusak ini
terbentuk ?
Di Amerika Serikat, uap lembab
hangat bertiup dari teluk meksiko terangkat dan di atmosfer yang tinggi, angin
tinggi kuat bertiup dari kanada. Terkadang badai petir yang terbentuk dari uap
lembab hangat akan sangat besar hingga memecah di jalur angin . ini memberi
bentuk pilin pada angin putting beliung itu dan di dasarkan awan beriup dari
satu arah dan puncaknya di daerah lain.
Dari tanah, kau akan melihat yang
namanya di kenel sebagai badai “supercell” dengan pusat yang berputar kencang. Putaran ini akan turunkan tekanan
dari pusat supercell turun dari awan Guntur hingga menyentuh tanah saat itulah
masalah di mulai menghasilkan tornado.
Tornado dampaknya menghancurkan dengan menyedot berbagai benda, tapi sebenarnya
mereka hanya menerpa dengan kekuatan angin semata , walaupun tornado badainya
merusak mereka masih termasuk kecil di bandingkan dengan badai terbesar lainnya
seperti topan , angin puyuh, siklon ini nama di berbagai tempat di permukaan
bumi, Semua merujuk pada pusaran udara besar becampur air yang sama.
Badai besar ini berawal sebagai badai
petir yang terbentuk di atas air laut hangat dan menurunkan hujan, tapi lebih
banyak udara basah naik mengalir dari permukaan laut.Rotasi bumi timbulkan
angin veertikal untuk berputar di sekitar mata pusarannya yang tenang. Panas, hujan, panas lagi, angin,
hujan lagi, terus menambah kekuatannya dari perairan hangat. Topan kehabisan
kekuatannya bila mencapai tanah, tanpa air hangat di bawahnya, mereka melambat
dan lenyap sementara itu, mereka menghantam masyarakat pantai. Hujan menyapu
tanah dari puncak gunung , Gelombang laut naik hingga setinggi 20,30 bahkan 40
kaki dan banjir pantai denganBadai yang megerikan.
Badai adalah gejala cuaca alami
dan kekuatan mereka harus di hormati. Kini kita tidak bisa mencegah terjadinya
, tapi bisa besiap berhadapnya dan lindungi diri kita dari mereka dalam
beberapa ha,
menyingkir dari jalan mereka.
B.GLOBAL WARMING
Selama bermilyar tahun iklim bumi
terus berubah, perlahan dari hangat ke dingin dan kini menghangat lagi. Tapi
bagaiman bila orang mencampuri siklus secara tidak sengaja? Menghangatkan bumi
lebih cepat dari sebelumnya ? Bencana alam dan kepunahan missal? kita akan mengetahuinya!
Iklim Bumi adalah sistem
interaksi raksasa. Menurut Dr. Stephen
Sehneider “banyak orang menganggap yang penting dari sistem iklim awan
benda yang mengambang membawa hujan, penumbuh makhluk dan sebagainya. lainya
menganggap pohon, angin atau arus laut yang mengalir sebenarnya semua energi
datang dari matahari ke bumi itulah sebabnya penguapan air yang membuat awan
–awan itu terjadi, tapi sebagian penguapan terjadi melalui pohon?, itu mengubah
cara atmosfer di panaskan dan membuat angin bertiup dalam berbagai pola .
Karena angin menyentuh laut, arus laut menyebarkan panasnya lagi sebagai
gantinya pengaruh cara atmosfer di panaskan lalu mengubah angin dan
mempengaruhi cara angin laut bergerak.Suatu sistem interaksi raksasa”
Semuanya di mulai dari sinar
matahari, saat sinar matahari menembus atmosfer, atmosfer akan memanasi bumi
sebagai gantinya bumi memancarkan sebagian energinya ke ruang angkasa .
diantaranya banyak gas di atmosfer ada yang disebut gas rumah kaca. Gas-gas ini
menjerat sebagian energi yang keluar memantulkan kembali ke bumi dan makin
meningkatnya suhu bumi . ia bekerja seperti bilah kaca di rumah kaca.
Pendapat Dr. Stephen Sehneider “Ini bimi sinar matahari dating dan memanasi
permukaan bumi , permukaannya yang hangat memencarkan radiasi lain yaitu
inframerah itu terungkap dari oleh
gas-gas rumah kaca uap air
karbondioksida metan dan lainnya. Itu terpencar kembali ke permukaan bumi dan
membuat iklim bumi dan membuat iklim bumi seperti yang kita kenal yaitu semakin
panas.
Gas- gas rumah kaca termasuk karbondioksida uap air metan dan netrogen
sangat penting bagi iklim tampa itu, suhu akan jauh lebih rendah jika banyak
tanaman takkan bisa tumbuh dan banyak hewan takan bertahan . jika kita
tingkatkan gas ini di atmosfer , sedikitnya panas bumi keluar dan berakibat
suhu bumi meningkat.Membakar bahan bakar fosil seperti batu bara , minyak bumi,
dan gas alam menembah karbndioksida di atmosfer dan ini mengacaukan
keseimbangan suhu 100 Tahun terakhir ini. Kita lakukan ini dengan kecepatan
meningkat. Batubara, minyak buni, dan gas alam adalah bahan organik yang
tersisa dari zaman dinosaurus , butuh ratusan milyar tahun untuk terbentuknya
dan kita bakar dalam pabrik dam mobil menambah besar gas rumah kaca apa yang akan terjadi?
Menurut Dr. Stephen Sehneider “jikabumi di ibaratkan sebuah jeruk yang di
buka , atmosfer kita hanyalah kulitr luar yang tipis mengubah susunan rumah kaca
bisa mempengaruhi iklim dan banyak hal lainnya”.
Apa semua gas rumah kaca baru ini
akan membuat bumi kita menghangat dan sebabkan bencana iklim?
Menurut Dr. Stephen Sehneider “ Tingkat standar di mana banyak orang
mempelajari masalah ini yang berpikir ini mungkin bahwa seabat lagi jika mundur
suhu akan naik 1 derajat jika tidak
mundur akan naik 5 derajat . 5 derajat itu tidak di ragukan lagi adalah
bencana .Karena itu adalah berbedaan
besar antara zaman es dan integrglaasial yang
terjadi dalam seabat dan bukannya 10 tahun dan alam takan bisa bertahan
dengan kepunahan besar banyak spesies.
Ilmuan menyelidiki bagaimana kita
bisa hentikan atau memperlambat seiombang manusia terhadap pemanasan global
bumi di seluruh dunia manusia tergantung pada pabrik dan mesin yang hasilkan
gas rumah kaca mengurangi banyak
karbondioksida akan sangat membantu , begitu juga menumbuhkan hutan baru,
karena pohon menyingkirkan karbondioksida dari udara.
Pendapat Dr. Gregg Marland
“Orang menganggap hutan dan pohon sebagai paru-paru bumi. Pohon mengambil
karbondioksida dan menghasilkan oksigensambil mereka tumbuh . Petanyaanya
apakah pohon bisa singkirkan kabondioksida dari atmosfer hasil bakaran bahan
bakar fosil ?. Bisa , jika pohon membesar jika tumbuhnya cepat mereka bisa
singkirkan banyak karbondioksida dari atmosfer , jumlah bahan bakar fosil di
bakar di amerika serikat rata-ratanya adalah kita menambah 5 ton karbondioksida
per orang pertahun ke dalam atmosfer”
jadi berapa pohon baru yang harus ada agar
seimbang dengan buangan karbondioksida kita?
Jika menanam pohon yang lebih
cepat tumbuhnya dalam kondisi optimal akan butuh serluas Australia untuk ganti
semua krbondioksida di atmosfer akibat pembakaran bahan bakar fosil jelas itu
akan terwujud.
Dr Kenneth Coale
mengetahui bahwa menanam tanaman di laut bisa membantu mengurangi jumlah
karbondioksida di atmosfer menurutnya dengan memupuk wilayah laut yang luas
dengan zat besi cukup banyak tanaman laut baru yang akan tumbuh menyerap
karbondioksida yang kita hasilkan “ idenya , jika menambah zat besi ke wilayah
kelutan yang kaya besi kau bisa menambah pertumbuhan banyak tanaman plankton
yang vital akan tumbuh dan menyetrap karbondioksida di atmosfer, karbondioksida
di atmosfer berkurang dan hasilnya planet akan mendingin.”
Ilmuan punya teore lain tentang
bagaimana mengurangi pemanasan bumi tapi kebanyakan sependapat jika kita tidak
bisa hentikan atau memperlambat karbondioksida dan gas rumah kaca lain
bertambah ke dalam atmosfer mungkin kita akan menghadspi masalah yang panjang.
4.
PEMBAHASAN
BADAI
Badai adalah cuaca
yang ekstrim, mulai dari hujan
es dan badai
salju sampai badai
pasir dan debu.Badai
disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera yang hangat. Badai bergerak di atas laut
mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km/jam. Badai bukan angin
ribut biasa. Kekuatan anginnya dapat
mencabut pohon besar dari akarnya, meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan mudah. Tiga hal yang paling berbahaya dari badai adalah sambaran petir,
banjir bandang,
dan angin kencang. Terdapat berbagai macam badai, seperti badai hujan, badai guntur, dan badai
salju. Badai paling merusak adalah badai topan (hurricane), yang dikenal sebagai angin siklon (cyclone) di Samudera
Hindia atau topan (typhoon) di Samudera Pasifik
Penyebab badai adalah tingginya suhu permukaan laut.
Perubahan di dalam energi
atmosfer mengakibatkan petir dan badai Badai
tropis ini berpusar dan bergerak dengan cepat mengelilingi suatu pusat, yang sumbernya berada di daerah tropis. Pada saat terjadi angin ribut ini, tekanan
udara sangat rendah disertai angin kencang dengan kecepatan bisa mencapai 250 km/jam. Hal ini bisa
terjadi di Indonesia
maupun negara-negara lain Di dunia, ada tiga tempat pusat badai, yaitu di Samudera
Atlantik, Samudera
Hindia, dan Samudera
Pasifik.
Badai
adalah suatu gangguan pada atmosfer suatu planet, terutama yang mempengaruhi
permukaannya serta menunjukkan cuaca buruk. Badai dapat ditandai dengan angin
yang kencang (badai angin), petir dan kilat (badai petir), curahan lebat,
misalnya es (badai es), atau angin yang membawa suatu zat melalui atmosfer
(seperti badai pasir, badai salju, dll).
Badai salju
terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin.
Massa udara yang hangat dan basah dan massa udara yang dingin tersebut dapat
mencapai diameter 1000 km atau lebih. Badai salju yang mempengaruhi Amerika
Serikat Timur Laut sering mendapatkan uap air dari udara yang berpindah ke
utara dari Teluk Meksiko dan udara yang dingin dari massa udara yang datang
dari Arktik. Di Amerika Serikat Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari
Samudera Pasifik mendingin saat didorong ke atas oleh pegunungan. Banyak hal
yang berbeda dapat mempengaruhi gerakan, isi uap, dan suhumassa udara. Semua perbedaan
tersebut mempengaruhi jenis dan keparahan badai salju.
Pembentukan Badai
terjadi sewaktu suatu pusat tekanan rendah terbentuk dengan dikelilingi oleh
suatu sistem bertekanan tinggi. Kombinasi gaya yang berlawanan ini dapat
menciptakan angin dan menimbulkan pembentukan awan badai, seperti kumulonimbus.
Wilayah kecil dan terlokalisasi yang bertekanan rendah dapat terbentuk dari
udara panas yang naik dari permukaan yang panas, yang akan menimbulkan gangguan
yang lebih kecil seperti angin puyuh atau puting beliung dan Kebanyakan badai
jugaterbentuk dengan terbentuknya awan . tapi udara hanya bisa menampung air
dengan jumlah tertentu , bila suhu berubah dan terlalu banyak air dalam awan ,
ia akan jatuh ke tanah sebagai presipitasi. Presipitasi adalah uap air lembab
yang jatuh sebagai hujan, hasilnya badai hujan sebagian badai hujan hanya
turunkan sedikit air lainnya bisa di sebabkan banjir besar . Dicuaca dingin ,
uap air lembab membeku saat turun ketanah dan hasilnya badai salju. semua itu
tergantung suhu udara di atmosfer.
diantara
macam-macam badai diantaranya
Badai angin atau Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan
kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis
diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat
berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan
dalam suatu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan
radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem
dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam.
Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan
udara minimum. Penyebab terjadinya Angin topan terjadi akibat aliran udara dari
kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara
yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra
Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di
kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan,
bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru
dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala
pemanasan global.
Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat
kencang sehingga mampu memporak-porandakan benda-benda yang dilewatinya.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan
keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan
kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan dan pepohonan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
Badai
hujan adalah badai yang seperti badai angin Cuma di sertai dengan hujan
yang lebat dan deras di sertai angin
yang sangat kencang. Bahaya yang ditimbulkanya juga sama dengan topan tetapi
bisa membuat banjir yangf berarus deras yang sangat membahayakan manusia
Badai salju terjadi saat udara yang hangat
dan basah bertemu dengan udara yang dingin. Massa udara yang hangat dan basah
dan massa udara yang dingin tersebut dapat mencapai diameter
1000 km atau
lebih. Badai salju yang mempengaruhi Amerika Serikat
Timur Laut sering mendapatkan uap air dari udara yang berpindah ke utara dari Teluk Meksiko
dan udara yang dingin dari massa udara yang datang dari Arktik. Di Amerika Serikat
Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari Samudera Pasifik
mendingin saat didorong ke atas oleh pegunungan.
Banyak hal yang berbeda dapat mempengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Semua
perbedaan tersebut mempengaruhi jenis dan keparahan badai salju.
Menurut Helen Young,”Udara
di atas bumi tidak selalu punya profil suhu yang sama , bisa banyak sekali area
atmosfer yang naik ke atas tanah, tapi berbeda karena bisa ada lapisan sangat
dingin di permukaan bisa ada lapisan
lebih hangat di atasnya Prosipitasi yang
jatuh di atasnya akan meleleh di lapisan hangat lalu turun kelapisan dingin
lagi dan membeku lagi. Pada saat itu terjadi, itu tergantung apa yang jatuh di
permukaannya”.
Terlalu banyak salju akan bisa
merusak terutama bila tidak terduga, tapi awan bisa buat badai lain , badai petir
, yang mengubah awan hujan menjadi awan badai petir.
Menurut Halen Young” Badai petir
untuk membuatnya harus terkumpul awan yang sangat banyak, agar awannya
makin besar” . Saat awan membesar butiran air dan es saling bergesekan dan
memicu terjadinya listrik statis yang besar
Seperti aki, listrik mengatur menjadi kutub-kutub berlawanan . Sisi lain
positif dan sisi lainya negatif ,bila mereka saling bertemu akan menghasilkan
percikan raksasa
Ini kilat lima kali lebih panas
dari matahari, ia membuat udara meledak yang kita dengar sebagai Guntur.
Awalnya sembaran kilat bergerak dari awan ke awan, Tapi bila listrik statis
bertambah, kilat bisa menyambar dari tanah. Ia menyambar benda terdekat
biasanya tertinggi, Tapi tiap tahun di amerika serikat kilat menyambar lebih 40
juta kali.
Petir atau halilintar adalah gejala
alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit
muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat
yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu
kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara
dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita
analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif
atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral).
Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada
rangkaian listrik
yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat
terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan
negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi
atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia
bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan
berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada
salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi
sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka
akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau
sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini,
media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron
mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir
lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air
yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga
bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Halilintar
merupakan peristiwa yang terkadang menimbulkan rasa takut pada diri
manusia.Meskipun pada dasarnya peristiwa ini memiliki bahaya yang cukup besar,
tetapi tak bisa dielakkan bahwa keberadaannya pun membawa banyak keberuntungan
dan berkah.
Ketika
mendengar suara halilintar dan petir biasanya kita akan kehilangan ketenangan,
padahal suara tersebut hanya masuk dari telinga satu dan keluar dari telinga
lainnya, namun demikian kebanyakan orang takut mendengar suara ini.
Manakala
petir menggelegar di langit akan terlihat kilatan bersinar sebagai sebuah
lompatan listrik bertegangan tinggi yang akan hilang begitu saja tanpa harus
mengenai kita.
Untuk
menghilangkan ketakutan dan ketegangan yang menimpa banyak orang, Dr. Carl,
salah seorang pakar BMG mengatakan bahwa kilatan listrik yang terjadi pada
peristiwa halilintar ini memiliki kecepatan 300 kali lipat dari kecepatan
peluru senapan, apabila kilatan tersebut mengenai kita maka peristiwa ini akan
terjadi dengan sangat cepatnya hingga kita tidak sempat merasakannya, oleh
karena itu lebih baik kita gantikan saja rasa takut dan ngeri tersebut dengan
menikmati pemandangan menakjubkan yang digelar oleh fenomena alam
ini.Kadangkala dalam kehidupan keseharian terdapat sesuatu yang tidak kita
sukai sementara hal tersebut mungkin membawa kebaikan bagi kita, sebagaimana
yang terjadi pada peristiwa petir dan halilintar ini.
Benar
apabila dikatakan bahwa halilintar menyimpan begitu banyak malapetaka alam dan
musibah, petir dalam setiap tahun seringkali menimbulkan kerugian pada manusia
seperti kebakaran lahan pertanian, kebakaran hutan, kerusakan-kerusakan pada
instalasi listrik, dan sebagainya, akan tetapi kita harus mengakui bahwa
pertumbuhan dan perkembangan tumbuh-tumbuhan di bumi ini berhutang budi pada
fenomena alam yang satu ini.
Delapan
puluh persen udara yang terdapat pada atmosfir bumi terbentuk dari uap nitrogen
dimana dalam setiap kilometer perseginya terdapat 8.500.000 ton nitrogen.
Jumlah begitu besar yang merupakan nutrisi tumbuhan ini berada di dalam
atmosfir bumi dalam keadaan tak larut (liquid), dalam keadaan yang demikian
bahan ini sama sekali tidak bermanfaat.
Supaya
sumber daya ini bisa dicerna oleh tumbuhan maka harus terjadi proses perubahan
kimiawi, sebagaimana halnya makanan kita yang harus mengalami proses kimiawi
supaya bisa dicerna di dalam perut, di sinilah peran petir dan halilintar
dengan kilatan listriknya, petir dan halilintar ini akan melakukan aksi dan
reaksi menakjubkan untuk membantu tercernanya nutrisi tumbuhan.
Di
dalam atom udara, kilatan listrik pada peristiwa petir ini akan memunculkan
panas setara dengan 3000 derajat Farenheit[1] dan dengan suhu panas yang
menyengat ini uap nitrogen akan terkomposisi dengan oksigen udara, dari sini
akan muncul acid dan nitrogen yang bisa dilarutkan oleh air yang kemudian akan
larut dengan turunnya hujan dan berubah menjadi asid nitrit yang akan turun ke
bumi. Dikarenakan acid inilah sehingga setelah hujan deras berhenti, kita akan
mencium bau segar dan menyengat. Setelah kejadian ini, asid nitric yang telah
sampai ke bumi akan bergabung dengan garam mineral tanah, dengan adanya proses
ini nitrogen yang tadinya liquid dan tak bermanfaat kini telah menjadi nutrisi
instan dan siap pakai yang bisa didapatkan dengan mudah oleh tumbuhan.
Berdasarkan
perhitungan para ilmuwan, ketika tengah terjadi pergolakan udara pada atmosfir,
dalam setiap detik kilatan petir akan terjadi ratusan kali tabrakan listrik
yang mengenai bumi dan molekul-molekul serta atom-atom udara yang terbentuk
oleh peristiwa ini akan mengirim bahan-bahan penguat untuk tumbuhan.
Bukankah
hal ini merupakan sebuah fenomena yang layak untuk dikagumi?
Franklin
Benyamin memulai analisa terhadap subyek ini dengan menerbangkan layang-layang
pada saat terjadi pergolakan udara, dari percobaannya ini ditemukan konduktor
(arus listrik), sejak saat itu hingga sekarang ini, konduktor yang merupakan
sebuah alat sederhana telah menjadi bagian dari penemuan yang sangat penting.
Pada
suatu sore hari musim panas tahun 1920, di Amerika telah terjadi perubahan
udara yang sangat dahsyat yang akhirnya berubah menjadi topan, Carrel Stimnson
salah satu tenaga ahli Company General Electric tengah duduk di samping
pondoknya ketika tiba-tiba dia melihat kilatan listrik yang memancar dari sebuah
pohon tua, kilatan tersebut melintasi sisi pondok lalu memecahkan jendela dan
memasuki ruangan pondok, meja yang berada di sisi jendela hancur lebur, tak
sampai di sini saja kilat inipun melanjutkan perjalanannya dengan menghantam
tembok dan meremuk-redamkan cermin yang tergantung di dinding hingga pecah
berkeping-keping, setelah itu kilatan ini melompat ke udara.
Setelah
kejadian ini selesai, Carl mengumpulkan kepingan-kepingan cermin yang tersisa
kemudian menyambungnya, inilah untuk pertama kalinya dia menyaksikan sendiri
efek yang ditimbulkan oleh hantaman listrik dari jarak yang teramat dekat.
Untuk
menganalisa efek-efek yang ditimbulkan oleh hantaman listrik telah ditemukan
sebuah alat yang kemudian diuji coba di laboratorium-laboratorium dengan menggunakan
aliran listrik buatan yang dihantamkan ke permukaan benda. Kadangkala,
analisa ini dilakukan pula dengan menggunakan seperangkat kamera yang mampu
merekam kilatan petir, dengan melambatkan gerak rekaman dan merefleksikannya ke
permukaan layar, akan bisa didapatkan informasi untuk mengakses perkembangan
peristiwa ini, semuanya ini dilakukan karena pada zaman modern ini listrik
merupakan salah satu kebutuhan pokok kehidupan dan petir bisa menimbulkan
kerugian yang tak sedikit pada saluran-saluran kabel listrik, pembangkit
listrik, transformator-transformator, dan instalasi-instalasi listrik
lainnya yang masing-masing memiliki harga yang tinggi.
Tak
jarang, sebelum petir mengenai pusat listrik akan terlihat lengkungan yang
melesat di antara kisi-kisi hawa dan apabila kabel listrik tidak terputus maka
aliran listrik ini akan menghantam bumi. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
para ilmuwan terhadap penyebab penambahan listrik, sering bersirobok dengan
problem-problem umum di atas.
Sekarang,
harus diketahui apa yang menjadi penyebab munculnya petir dan halilintar ini.
Ketika
udara panas dan udara lembab bumi bergerak ke atas secara vertikal yang
biasanya terjadi pada daerah ketinggian, udara panas akan naik menuju ke daerah
atmosfir yang dingin dan kelembabannya akan berkumpul dan mengental di sana,
setelah itu tetesan-tetesan kecil air hujan akan berubah menjadi kabut dan
berbentuk awan yang gelap dan menyolok, awan ini kadang kala mirip dengan
bentuk bunga kol atau kadangkala mirip dengan bentuk sebuah landasan besar, tak
jarang kumpulan besar dari awan yang di dalamnya menampung sekitar tiga ratus
ribu ton air ini, mampu mencapai ketinggian hingga 15.000 meter.
Di
dalam perut awan-awan ini, akan terjadi aliran udara yang bergerak dengan
sangat kuat ke arah atas, peristiwa ini biasa disebut dengan
penyangga-penyangga awan yang pada hakikatnya merupakan tiang-tiang yang
terbentuk dari udara yang bergerak ke atas dengan kecepatan 30 meter per detik
lalu mengentalkan kelembaban yang ada di dalamnya dengan cepat, tetesan-tetesan
air hujan yang terdapat pada bagian atas tiang merupakan udara yang akan
berubah menjadi “hailstone” (hujan es batu). Pada saat ini, butiran-butiran
“hailstone” masih belum bergerak turun ke arah permukaan bumi, melainkan akan
bergerak sebagaimana bola plastik yang diletakkan di atas air mancur, bola es
ini akan bergerak semakin ke atas hingga mencapai titik kulminasi awan. Selama
aliran udara bergerak ke atas melalui hembusan angin atau karena angin tidak
jadi melakukan gerakan ke atas dan mengalami perluasan di tempat, pada saat ini
butiran-butiran es batu akan turun ke bumi dengan membawa udara dingin
bersamanya.
Banyak
pula dari butiran-butiran es batu ini yang kembali bergerak ke atas, kemudian
melebur dan akan tumpah ke permukaan bumi dengan cepat.
Dalam
interval antara pergolakan udara dan topan dahsyat, dan turunnya “hailstone”
serta hujan, akan terjadi peristiwa yang lain yaitu terpisahnya aliran positif
dan aliran negatif listrik, yang hingga saat ini penyebab kemunculannya belum
diketahui dengan jelas. Bagaimanapun, zat-zat ringan yang terdapat pada bagian
atas awan memiliki muatan listrik positif dan curahan hujan yang berada pada
permukaan bawah awan memiliki muatan listrik negatif.
Melalui
keseimbangan aliran listrik bermuatan positif dan negatif, sinar yang merupakan
manifestasi dari awan akan terefleksi ke bumi dan akan membentuk
permukaan-permukaan aliran listrik bermuatan positif yang bergerak mengikuti
gerak awan layaknya sebuah bayangan. Pada saat ini, listrik akan melompat dan
menabrak bagian pangkal pohon, tiang listrik, tiang telepon, tower, benteng,
menara, bangunan-bangunan bertingkat tinggi dan daerah-daerah ketinggian yang
memiliki jarak lebih dekat dengan awan, dan pada permukaan bumi akan terjadi
sebuah perbedaan kekuatan yang sangat kuat antara titik atas dan titik bawah
awan, dan juga antara permukaan awan dan sinar listriknya.
Tiba-tiba
lidah listrik berwarna putih panjang dengan panjang mencapai sepuluh hingga dua
puluh meter akan melompat dari bagian bawah awan, sinar ini merupakan
pendahuluan dan barisan depan dari aliran dan pancaran listrik, dimana hal
tersebut bisa diumpamakan sebagai uap neon yang terdapat di dalam
saluran-saluran kristal lampu-lampu neon.
Barisan
depan aliran listrik tersebut akan menggantung pada awan dan sekilas setelah
itu mendadak gelombang elektrik yang berasal dari awan akan sampai ke barisan
depan dan akan membuatnya menjadi semakin tampak besar dan bersinar, kemudian
dari sini akan turun secara serentak ke arah bumi dan mengenai permukaan tanah
hingga puluhan meter. Setelah peristiwa ini, aliran listrik akan menjadi
semakin kuat, dan dia akan melakukan lompatan yang berlawanan dari bagian
paling atas lidah putih yang mirip dengan mahkota tersebut, dan berdasarkan
gambar-gambar dari film-film yang berhasil direkam, dikatakan bahwa lompatan
lidah putih ini bisa mencapai ketinggian hingga 15 meter, dan kadangkala
barisan depan listrik dan lidah putih tersebut akan saling menyatu, dari sini
akan terbentuk alur dan lekukan-lekukan yang terdapat di antara bumi dan awan.
Pancaran
listrik terjadi dengan sangat cepat dan dalam sepanjang perjalanannya dia akan
mengeluarkan gelombang yang menurut hitungan normalnya, dalam setiap detik
mampu mencapai hitungan hingga empat kali pukulan listrik. Hal seperti ini akan
terjadi pula ketika alur aliran antara awan dan bumi masih terbuka dan belum
tertutup.
Di
sini, dahsyatnya panas udara yang terletak bersebelahan dengan gelombang, akan
menyebabkan timbulnya ledakan pada lintasan kobaran listrik, dan gelombang
listrik akan menjadi semakin banyak. Dahsyatnya tabrakan antara gelombang
listrik yang satu dengan lainnya inilah yang menyebabkan bunyi petir terdengar
menggelegar.
Petir,
pada umumnya akan mengenai ketinggian, bangunan-bangunan bertingkat tinggi,
hewan-hewan dan manusia-manusia yang berada pada tempat terbuka, dalam
perjalanannya dia akan melewati sela-sela benda yang berada pada tempat
kejadian lalu akan melintasi daerah-daerah yang mempunyai pertahanan lemah.
Apabila
kita berada di luar ketika tengah terjadi pancaran listrik sedangkan kita
memakai baju yang basah, karena air akan mengendalikan arah aliran listrik,
maka aliran listrik ini akan melewatinya begitu saja, dengan demikian bahaya
kematian dan terkena setruman listrik akan menjauh dari kita.
Apabila
aliran listrik mengenai pohon kering, listrik ini akan meresap ke dalam pohon
dan mengubah getah pohon yang dilewatinya menjadi uap, pada akhirnya adanya
proses pemuaian yang sangat dahsyat di dalam pohon yang telah menjadikan pohon
ini menyala dan terbakar. Dengan memperhatikan peristiwa inilah dimana listrik
akan melintasi tempat-tempat yang lemah dan tak memiliki pertahanan, maka
ditemukan alat konduktor. Jika dalam lintasan petir atau halilintar terdapat
jalan yang menghalanginya maka dia akan menuju ke tempat terbuka dan akan
menimbulkan kerugian.
Suatu
hari di sekitar sebuah kota di Amerika terlihat halilintar menyambar sebuah
gedung bertingkat tinggi, halilintar ini melewati dinding kayu dan turun ke
arah bumi, karena tidak ditemukan satupun peralatan yang bisa menuntun arah
listrik, seperti pipa air, antene, kabel telepon, dan …, sedangkan tanah yang
terdapat di tempat tersebut pun bisa dikatakan tanah yang kering dan keras,
maka untuk memperoleh jalan keluar, listrik ini terpaksa harus membuat dan
melintasi sebuah lobang dengan jarak 50 meter lalu memasuki rumah yang
bersebelahan dengan gedung tersebut, dan setelah melobangi dinding rumah dengan
diagonal 15 meter dia melintasinya dan menuju ke lantai dasar lalu menghilang
di antara pipa-pipa air yang ada di bawah tanah.
Peristiwa senada yang ditimbulkan oleh kekuatan petir terjadi pula di daerah kering lainnya. Pada suatu daerah yang memiliki jenis tanah berbatu terdapat lahan peternakan dengan 504 biri-biri, ketika binatang-binatang ini tengah beristirahat, tiba-tiba terlihat halilintar menghantam hewan-hewan tersebut yang mengakibatkan kematiannya.
Perlindungan terhadap Sambaran PetirManusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.
Dan lebih dari itu.
Badai petir bisa lebih berbahanya dari ini, jika kondisinya mendukung mereka
bisa menjadi Tornado.
Tornado adalah kolom udara yang berputar
kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau
dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus
dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya
berbentuk corong kondensasi
yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering
dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing.
Tornado
adalah angin yang berputar sangat cepat, bentuknya mirip corong. Tornado sangat
berbahaya terutama karena mampu mengangkat sejumalah besar benda – bagian
bangunan, pepohonan, logam, bahkan mobil. Bahaya terbesar tornado adalah jika
tertimpa benda-benda yang diterbangkan tornado tadi.
Udara adalah bahan yang membentuk atmosfer bumi,
tetapi udara tidak berwujud. Kita hanya dapat merasakan ketika udara bergerak.
Udara bergerak (angin) karena matahari menghangatkan bumi secara tidak merata
sehingga terjadi perbedaan tekanan udara. Angin berasal dari peredaran udara
dan rotasi bumi pada porosnya. Jika bumi tidak berputar pada porosnya, angin
akan tetap bergerak ke arah utara atau selatan.
Tetapi, putaran bumi menimbulkan gaya rotasi yang disebut gaya Coriolis, yaitu gaya yang membelokkan angin-angin itu. Angin yang berhembus ke utara atau selatan akan dibelokkan ke kanan di Belahan Bumi Utara dan ke kiri di Belahan Bumi Selatan.
Bagaimana bisa terjadi tornado??? Unsur pertama penyebab tornado adalah aliran angin hangat naik yang dahsyat dan putaran aliran angin tersebut.
Bila udara hangat dan dingin bertemu, udara dingin bergerak ke bawah. Aliran udara hangat naik membawa uap air ke atmosfer atas yang lebih dingin dan terbentuklah awan kumulus. Awan kumulus tumbuh menjadi besar dan aliran udara hangat yang naik menjadi lebih kuat sehingga awan kumulus menjadi awan kumulonimbus.
Aliran udara yang naik dapat berubah menjadi massa udara yang berputar. Pusaran ini bahkan menarik lebih banyak udara panasa ke dalam awan sehingga udara berputar semakin cepat lagi. Spiral itu semakin mengencang, dengan kecepatan semakin tinggi seperti orang pemain sepatu es yang berputar semakin cepat jika menarik kedua lengannya. Selanjutnya, dari awan itu jatuhlah suatu awan corong, dengan angin kecepatan 500 km/jam, yang siap untuk menghancurkan rumah, mengangkat mobil, atau melemparkan lemari es seberat 35 kilogram sejauh 5 km. Tornado paling sering terjadi di Great Plains, Amerika Serikat.
Jadi, angin di permukaan bumi ini senantiasa bergerak karena adanya rotasi bumi dan angin tornado timbul juga karena adanya aliran udara yang berputar secara spiral.
Tetapi, putaran bumi menimbulkan gaya rotasi yang disebut gaya Coriolis, yaitu gaya yang membelokkan angin-angin itu. Angin yang berhembus ke utara atau selatan akan dibelokkan ke kanan di Belahan Bumi Utara dan ke kiri di Belahan Bumi Selatan.
Bagaimana bisa terjadi tornado??? Unsur pertama penyebab tornado adalah aliran angin hangat naik yang dahsyat dan putaran aliran angin tersebut.
Bila udara hangat dan dingin bertemu, udara dingin bergerak ke bawah. Aliran udara hangat naik membawa uap air ke atmosfer atas yang lebih dingin dan terbentuklah awan kumulus. Awan kumulus tumbuh menjadi besar dan aliran udara hangat yang naik menjadi lebih kuat sehingga awan kumulus menjadi awan kumulonimbus.
Aliran udara yang naik dapat berubah menjadi massa udara yang berputar. Pusaran ini bahkan menarik lebih banyak udara panasa ke dalam awan sehingga udara berputar semakin cepat lagi. Spiral itu semakin mengencang, dengan kecepatan semakin tinggi seperti orang pemain sepatu es yang berputar semakin cepat jika menarik kedua lengannya. Selanjutnya, dari awan itu jatuhlah suatu awan corong, dengan angin kecepatan 500 km/jam, yang siap untuk menghancurkan rumah, mengangkat mobil, atau melemparkan lemari es seberat 35 kilogram sejauh 5 km. Tornado paling sering terjadi di Great Plains, Amerika Serikat.
Jadi, angin di permukaan bumi ini senantiasa bergerak karena adanya rotasi bumi dan angin tornado timbul juga karena adanya aliran udara yang berputar secara spiral.
Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam
atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh
beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado
yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar
lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih
dari 100 km. Tornado membentuk pusaran yang menyentuh tanah dari dasar
awan. Bagian dasar tornado dikelilingi oleh awan puing transparan
yang terlempar akibat angin permukaan tornado yang kencang
Tornado berjalan
berpilin perlahan melintasi awan, berisi kecepatan angin hingga sampai 300 mil
per jam. Tapi bagaimana cara badai perusak ini terbentuk ?
Di Amerika Serikat, uap
lembab hangat bertiup dari teluk meksiko terangkat dan di atmosfer yang tinggi,
angin tinggi kuat bertiup dari kanada. Terkadang badai petir yang terbentuk
dari uap lembab hangat akan sangat besar hingga memecah di jalur angin . ini
memberi bentuk pilin pada angin putting beliung itu dan di dasarkan awan beriup
dari satu arah dan puncaknya di daerah lain.
Dari tanah, kau akan
melihat yang namanya di kenel sebagai badai “supercell” dengan pusat yang
berputar kencang.
Putaran ini akan turunkan tekanan dari pusat
supercell turun dari awan Guntur hingga menyentuh tanah saat itulah masalah di
mulai menghasilkan tornado. Tornado
dampaknya menghancurkan dengan menyedot berbagai benda, tapi sebenarnya mereka
hanya menerpa dengan kekuatan angin semata
walaupun tornado badainya merusak mereka masih
termasuk kecil di bandingkan dengan badai terbesar lainnya seperti topan ,
angin puyuh, siklon ini nama di berbagai tempat di permukaan bumi, Semua
merujuk pada pusaran udara besar becampur air yang sama.
Dalam meteorologi, siklon tropis (hurikan, angin puyuh, badai
tropis, taifun, atau angin ribut tergantung pada daerah dan
kekuatannya) adalah sebuah jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk
secara umum di daerah tropis.
Sementara angin sejenisnya bisa bersifat destruktif tinggi, siklon tropis
adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas
dari daerah khatulistiwa
menuju garis lintang
yang lebih tinggi
Daerah
pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra
Hindia dan perairan barat Australia. Sebagaimana dijelaskan Biro Meteorologi Australia,
pertumbuhan siklon di kawasan tersebut mencapai rerata 10 kali per tahun.
Siklon tropis selain menghancurkan daerah yang dilewati, juga menyebabkan banjir. Australia telah mengembangkan peringatan dini untuk
mengurangi tingkat risiko ancaman siklon tropis sejak era 1960-an
Berdasarkan
strukturnya, siklon tropis adalah daerah raksasa aktivitas awan, angin,
dan badai petir
yang berkisar. Sumber energi
primer sebuah siklon tropis adalah pelepasan panas kondensasi/pengembunan dari uap air yang mengembun pada ketinggian. Oleh sebab
itu, siklon tropis bisa ditafsirkan sebagai mesin bara cacak raksasa.
Unsur-unsur dari siklon tropis
meliputi kecaburan cuaca yang telah ada, samudra tropis hangat, lengas (uap
lembab), dan angin ringan tinggi relatif. Jika kondisi yang tepat berkuat cukup
lama, mereka dapat bertautan untuk menghasilkan angin sengit, ombak luar biasa,
hujan amat deras, dan banjir
berdampingan dengan fenomena
ini.
Penggunaan kondensasi ini sebagai
sebuah tenaga pendorong adalah furak primer yang membedakan siklon tropis dari
fenomena meteorologis lainnya. Siklon garis lintang tengah, misalnya,
menggambarkan energi mereka sebagian besar dari naik turunnya suhu di atmosfer
yang telah ada. Dalam rangka meneruskan untuk mendorong mesin baranya, siklon
tropis harus tetap di atas air hangat, yang menyajikan kelembaban atmosfer yang
dibutuhkan. Penguapan lengas ini dipacu oleh angin tinggi dan tekanan atmosfer
yang dikurangi yang hadir di badainya, mengakibatkan siklus berlarut-larut.
Sebagai hasilnya, saat sebuah siklon tropis melewati atas daratan, kekuatannya
akan menipis dengan pesat.
Badai besar ini berawal sebagai badai petir yang
terbentuk di atas air laut hangat dan menurunkan hujan, tapi lebih banyak udara
basah naik mengalir dari permukaan laut.Rotasi bumi timbulkan angin veertikal
untuk berputar di sekitar mata pusarannya
yang tenang. Panas, hujan, panas lagi, angin, hujan lagi, terus menambah
kekuatannya dari perairan hangat. Topan kehabisan kekuatannya bila mencapai
tanah, tanpa air hangat di bawahnya, mereka melambat dan lenyap sementara itu,
mereka menghantam masyarakat pantai. Hujan menyapu tanah dari puncak gunung ,
Gelombang laut naik hingga setinggi 20,30 bahkan 40 kaki dan banjir pantai
denganBadai yang megerikan.
Badai adalah gejala cuaca alami dan kekuatan mereka
harus di hormati. Kini kita tidak bisa mencegah terjadinya , tapi bisa besiap
berhadapnya dan lindungi diri kita dari mereka dalam beberapa ha, menyingkir
dari jalan mereka.
Pemanasan global
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi.
Selama bermilyar tahun iklim bumi terus
berubah, perlahan dari hangat ke dingin dan kini menghangat lagi. Iklim Bumi
adalah sistem interaksi raksasa.
Menurut Dr. Stephen Sehneider “banyak orang menganggap yang penting dari
sistem iklim awan benda yang mengambang membawa hujan, penumbuh makhluk dan
sebagainya. lainya menganggap pohon, angin atau arus laut yang mengalir
sebenarnya semua energi datang dari matahari ke bumi itulah sebabnya penguapan
air yang membuat awan –awan itu terjadi, tapi sebagian penguapan terjadi
melalui pohon?, itu mengubah cara atmosfer di panaskan dan membuat angin
bertiup dalam berbagai pola . Karena angin menyentuh laut, arus laut
menyebarkan panasnya lagi sebagai gantinya pengaruh cara atmosfer di panaskan
lalu mengubah angin dan mempengaruhi cara angin laut bergerak.Suatu sistem
interaksi raksasa
Semuanya di mulai dari
sinar matahari, saat sinar matahari menembus atmosfer, atmosfer akan memanasi
bumi sebagai gantinya bumi memancarkan sebagian energinya ke ruang angkasa .
diantaranya banyak gas di atmosfer ada yang disebut gas rumah kaca. Gas-gas ini
menjerat sebagian energi yang keluar memantulkan kembali ke bumi dan makin
meningkatnya suhu bumi . ia bekerja seperti bilah kaca di rumah kaca.
Pendapat Dr. Stephen Sehneider “Ini bimi sinar
matahari dating dan memanasi permukaan bumi , permukaannya yang hangat
memencarkan radiasi lain yaitu inframerah itu terungkap dari oleh gas-gas rumah kaca uap air karbondioksida metan dan lainnya. Itu
terpencar kembali ke permukaan bumi dan membuat iklim bumi dan membuat iklim
bumi seperti yang kita kenal yaitu semakin panas.
Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995
sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari 1940 sampai 1980
Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia".melalui efek
rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang
dikemukakan IPCC tersebut.
Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang,
serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar
penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air
lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa
hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik
di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol
Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.
1.Penyebab pemanasan global
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph
Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Gas rumah kaca
adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang
menyebabkan efek rumah kaca.
Efek
rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: ada yang alami
dan ada dari aktivitas manusia
efek rumah kaca alami yang terjadi
secara alami di bumi misalnya, Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air
yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida
adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti:
letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen
dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap
tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta
mengambil atom karbonnya.
efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia .misalnya mobil dan pabrik
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon
dioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan
oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak,
batu
bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Efek rumah kaca akan merusak ozon. Ozon terbentuk
secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer
merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer
ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara.
Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan
troposfer. Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan
mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat
pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk
hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini
bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon
di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan
kesehatan manusia.
Ozon memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus
kimia molekul oksigen O2 dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu
kamar ozon berupa gas, terkondensasi pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang
berwarna biru. Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada
suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat mengalami dekomposisi.
Dari molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang
terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan
dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat
dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat menghalangi
sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi.
Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV
gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga
mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer.
Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil
evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses
fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin
tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian,
semakin banyak pula sinar UV gelombnag pendek yang terhalang oleh lapisan ozon
untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu,
pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan industri serta pembangunan
mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat
merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin bertambah sinar
UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat
besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya
peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O
karena akibat pembakaran biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini
merupakan sumber terbentuknya NO.
Selain itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC
berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat
kimia yang terdiri atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon
(C). CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat
yang sangat dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak
ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak
beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi.
Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri.
CFC banyak
digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai
bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran
CFC-11 dan CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa
digunakan dalam dry cleaning.
Dampak Lubang Ozon
Lapisan ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem
dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B. Di katulistiwa, pada keadaan terang
tak berawan sekitar 30% sinar UV-B dapat sampai ke bumi. Semakin jauh dari
katulistiwa, UV-B yang sampai ke bumi semakin berkurang. Akan tetapi, pada
musim panas penyinaran UV-B di daerah yang jauh dari katulistiwa tidak berbeda
jauh dengan di katulistiwa.
Dengan semakin berkurangnya lapisan ozon, maka
sinar UV-B yang diserap bumi semakin besar. Karena sinar yang bergelombang
pendek ini memiliki energi yang tidur, maka berpengaruh besar terhadap sel
hidup dan mengakibatkan kematian jasad renik.
Sinar UV-B juga mempunyai dampak negatif pada
mahluk tingkat tinggi, baik hewan maupun tumbuhan. Pada tumbuhan, menipisnya
lapisan ozon akan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang
selanjutnya menyebabkan turunnya laju pertumbuhan daun dan batang serta
penurunan berat kering total sehingga hasilnya akan berkurang. Selain itu dapat
juga mempengaruhi produktivitas hutan, mengakibatkan gangguan pada ekosistem
akuatik, serta mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyakit katarak serta
menurunnya daya imunitas pada manusia. Dengan berkurangnya daya imunitas oranng
menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan lepra.yang
di akibatkan dari energy negative dari matahari.
Energi yang masuk ke Bumi:
- 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25% diserap awan
- 45% diserap permukaan bumi
- 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi
yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya
efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu
jauh berbeda.
Selain
gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca.
Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air
laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek
rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara 1,5-4,5 °C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer,
maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi
diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Gas-gas dalam efek rumah kaca diantaranya:
1.Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2 Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.
2.Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida
yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil,
limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan
menghasilkan listrik.
Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida
semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian. Gas ini penyebab utama pemanasan global.
Karbon
dioksida (rumus
kimia: CO2) atau zat
asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan
tekanan standar dan hadir di atmosfer
bumi. Rata-rata konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi
dan waktu. Karbon dioksida adalah gas
rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah
dengan kuat.
Karbon
dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan
mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen
penting dalam siklus karbon.
Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan
bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung
berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata
air panas.
Karbon
dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah
-78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
Karbon
dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada
konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, ia
akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini
disebabkan oleh pelarutan gas di membran
mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika
seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca
Cola). Konsentrasi yang lebih besar dari
5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000
ppm dapat membahayakan kehidupan hewan.[2]
Pada
keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira
kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan
rangkap yang berbentuk linear. Ia tidak
bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu pembakaran
logam seperti magnesium
Pada
suhu −78,51° C, karbon
dioksida langsung menyublim
menjadi padat melalui proses deposisi. Bentuk padat karbon dioksida biasa disebut sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang
kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan sebagai zat
pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis
adalah karbon dioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak meninggalkan
cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersihan sembur.
Cairan
kabon dioksida terbentuk hanya pada tekanan di atas 5,1 atm; titik
tripel karbon dioksida kira-kira 518 kPa
pada −56,6 °C (Silakan lihat diagram fase di atas). Titik
kritis karbon dioksida adalah 7,38 MPa
pada 31,1 °C.[3]
Terdapat
pula bentuk amorf karbon dioksida yang seperti kaca, namun ia tidak terbentuk
pada tekanan atmosfer.[4] Bentuk kaca ini, disebut sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewatbekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada tekanan
ekstrem (40-48 GPa
atau kira-kira 400.000 atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyatakan bahwa
karbon dioksida bisa berbentuk kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok
dengan karbon, misalnya silikon
dan germanium. Tidak seperti kaca silikon dan germanium, kaca karbonia
tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali menjadi gas ketika tekanannya
dilepas.
Karbon
dioksida di atmosfer bumi
dianggap sebaga
i gas kelumit dengan konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan
582 ppm berdasarkan massa. Massa atmosfer
bumi adalah 5,14×1018 kg [9], sehingga massa total karbon dioksida atmosfer adalah
3,0×1015 kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi
secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah perkotaan, konsentrasi
karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, ia
dapat mencapai 10 kali lebih besar dari konsentrasi di atmosfer terbuka.
Peningkatan tahunan CO2 atmosfer: Rata-rata
peningkatan tahunan pada tahun 1960-an adalah 37% dari rata-rata peningkatan
tahunan tahun 2000-2007.[10]
Oleh
karena aktivitas manusia seperti pembakaran bahan
bakar fosil dan penggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat
sekitar 35% sejak dimulainya revolusi
industri.[11] Pada tahun 1999, 2.244.804.000 ton CO2
dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju
pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.[12]
Lima
ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat lebih
besar dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periode Jura dan secara lambat menurun sampai dengan revolusi
industri.[13][14]
Sampai
dengan 40% dari gas yang dimuntahkan oleh gunung
berapi semasa ledakan subaerial adalah
karbon dioksida. [15] Menurut perkiraan paling canggih, gunung berapi melepaskan
sekitar 130-230 juta ton CO2 ke atmosfer setiap tahun. Karbon
dioksida juga dihasilkan oleh mata air panas, seperti yang terdapat di situs
Bossoleto dekat Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di depresi yang
berbentuk mangkuk dengan diameter kira-kira 100 m, konsentrasi CO2
setempat meningkat sampai dengan lebih dari 75% dalam semalam, cukup untuk membunuh
serangga-serangga dan hewan yang kecil, namun menghangat dengan cepat ketika
cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi semasa pagi hari.[16] Konsentrasi setempat CO2 yang tinggi yang
dihasilkan oleh gangguan air danau dalam yang jenuh dengan CO2
diduga merupakan akibat dari terjadinya 37 kematian di Danau Moboun, Kamerun
pada 1984 dan 1700 kematian di Danau
Nyos, Kamerun.[17] Namun, emisi CO2 yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia sekarang adalah 130 kali lipat lebih besar dari kuantitas yang
dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun.[18]
Di samudera
Terdapat
sekitar 50 kali lebih banyak karbon yang terlarut di dalam samudera dalam
bentuk CO2 dan hidrasi CO2 daripada yang terdapat di
atmosfer. Samudera berperan sebagai buangan karbon raksasa dan telah menyerap sekitar sepertiga dari emisi CO2
yang dihasilkan manusia."[19] Secara umum, kelarutan akan berkurang ketika temperatur air
bertambah. Oleh karena itu, karbon dioksida akan dilepaskan dari air samudera
ke atmosfer ketika temperatur samudera meningkat.
Kebanyakan
CO2 yang berada di samudera berbentuk asam karbonat. Sebagian
dikonsumsi oleh organisme air sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya
tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Terdapat kekhawatiran meningkatnya
konsentrasi CO2 di udara akan meningkatkan keasaman air laut,
sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-organisme
yang hidup di air.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
3.Metana
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus
kimia CH4. Metana
murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya
ditambahkan sedikit bau belerang
untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Sebagai
komponen utama gas alam,
metana adalah sumber bahan bakar
utama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Metana yang merupakan
komponen utama gas alam juga termasuk
gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20
kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama
produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga
dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill),
bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah
metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
4.Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5.Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai
proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium.
Hidrofluorokarbon
(HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk
insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari
pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC)
sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga
mengurangi lapisan ozon (lapisan
yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).
Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi
sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal
tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas
ini mulai makin sedikit dilepas ke udara.
Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang
gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang
meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah trifluorometil
sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat
dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi
gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang
telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini
masih belum teridentifikasi.
Efek
umpan balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih
besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan
balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan
balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang
menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan
memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan
atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam
model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak
antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km
untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun
demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan
umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model
yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya
kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur
global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air
dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2
dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang
meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik
positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan
berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat
nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada
fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Anasir
penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik
yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah
kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih
banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas
rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara
sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca
yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif
udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan
karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari
bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan
tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan
pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu
seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada
peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif
(menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan
IPCC ke Empat.[3]
Umpan balik penting lainnya adalah
hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat
kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan
melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari.
Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat
terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang
berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas
CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap
karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh
menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.[5]
Variasi
Matahari
Variasi
Matahari selama 30 tahun terakhir.
Terdapat hipotesa yang menyatakan
bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari
awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.[6] Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun
1960,[7] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan
ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.)
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin
telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta
efek pendinginan sejak tahun 1950.[8][9]
Ada beberapa hasil penelitian yang
menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan
global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari
mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata
global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.[10] Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang
dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas
rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah
dipandang remeh.[11] Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan
meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian
besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh
gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan
dari Amerika Serikat,
Jerman dan Swiss
menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat
"keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus
Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat
"keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil
untuk berkontribusi terhadap pemansan global.[12][13] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan
bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak
tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam
sinar kosmis.[14]
Mengukur
pemanasan global
Hasil
pengukuran konsentrasi CO2 di Mauna Loa
Pada awal 1896, para ilmuan
beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer
dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang
bekerja pada program penelitian global yaitu International Geophysical Year,
mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna
Loa di Hawai.
Hasil pengukurannya menunjukkan
terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Setelah itu,
komposisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan
menunjukkan bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah
kaca di atmosfer.
Para ilmuan juga telah lama menduga
bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka tidak mampu
memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke
waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun
pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan suatu
kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak
memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini
hanya sedikit dan tidak dapat dipercaya.
Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan
sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan
oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan
dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya
(terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat,
terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang
lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi
benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh
tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan
tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling
panas.
Dalam
laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental
Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara
global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861.
Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas
manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi
peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C
(2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
IPCC
panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di atmosfer tidak
bertambah lagi sejak tahun 2100, iklim tetap terus menghangat selama periode
tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. karbon dioksida akan
tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu
menyerapnya kembali.[15]
Jika
emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi
karbondioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal
abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era industri. Akibatnya, akan terjadi
perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim
ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi
masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar.
Model
iklim
Perhitungan
pemanasan global pada tahun 2001 dari beberapa model iklim
berdasarkan scenario SRES A2, yang mengasumsikan tidak ada tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi emisi.
Para
ilmuan telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model computer
berdasarkan prinsip-prinsip dasar dinamikan fluida, transfer radiasi, dan
proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan disebabkan keterbatasan
kemampuan komputer. Model-model ini memprediksikan bahwa penambahan gas-gas
rumah kaca berefek pada iklim yang lebih hangat.[16] Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap
konsentrasi gas rumah kaca di masa depan, sensitivitas
iklimnya masih akan berada pada suatu
rentang tertentu.
Dengan
memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan
pemodelan iklim, IPCC memperkirakan pemanasan sekitar 1.1 °C hingga
6.4 °C (2.0 °F hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki
penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan
perubahan yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab,
baik alami maupun aktivitas manusia.
Model
iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan perubahan
temperature global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak
mensimulasi semua aspek dari iklim.[17] Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa
pemanasan yang terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses
alami atau aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan
sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
Sebagian
besar model-model iklim, ketika menghitung iklim di masa depan, dilakukan
berdasarkan skenario-skenario gas rumah kaca, biasanya dari Laporan Khusus
terhadap Skenario Emisi (Special
Report on Emissions Scenarios
/ SRES) IPCC. Yang jarang dilakukan, model menghitung dengan menambahkan
simulasi terhadap siklus karbon;
yang biasanya menghasilkan umpan balik yang positif, walaupun responnya masih
belum pasti (untuk skenario A2 SRES, respon bervariasi antara penambahan 20 dan
200 ppm CO2). Beberapa studi-studi juga menunjukkan beberapa
umpan balik positif.
Pengaruh
awan juga merupakan salah satu sumber yang menimbulkan ketidakpastian terhadap
model-model yang dihasilkan saat ini, walaupun sekarang telah ada kemajuan
dalam menyelesaikan masalah ini.[21] Saat ini juga terjadi diskusi-diskusi yang masih berlanjut
mengenai apakah model-model iklim mengesampingkan efek-efek umpan balik dan tak
langsung dari variasi Matahari.
2.Dampak
pemanasan global
Pemanasan global (Global Warming) memberi dampak pada
berbagai aspek kehidupan manusia,lingkungan abiotikdan juga biotik.
Gas- gas rumah kaca
termasuk karbondioksida uap air metan
dan netrogen sangat penting bagi iklim tampa itu, suhu akan jauh lebih rendah
jika banyak tanaman takkan bisa tumbuh dan banyak hewan takan bertahan . jika
kita tingkatkan gas ini di atmosfer , sedikitnya panas bumi keluar dan
berakibat suhu bumi meningkat.Membakar bahan bakar fosil seperti batu bara ,
minyak bumi, dan gas alam menembah karbndioksida di atmosfer dan ini
mengacaukan keseimbangan suhu 100 Tahun terakhir ini. Kita lakukan ini dengan
kecepatan meningkat. Batubara, minyak buni, dan gas alam adalah bahan organik
yang tersisa dari zaman dinosaurus , butuh ratusan milyar tahun untuk
terbentuknya dan kita bakar dalam pabrik dam mobil menambah besar gas rumah
kaca apa yang akan terjadi?
Menurut Dr. Stephen Sehneider “jikabumi di
ibaratkan sebuah jeruk yang di buka , atmosfer kita hanyalah kulitr luar yang
tipis mengubah susunan rumah kaca bisa mempengaruhi iklim dan banyak hal
lainnya”.
Apa semua gas rumah
kaca baru ini akan membuat bumi kita menghangat dan sebabkan bencana iklim?
Menurut Dr. Stephen Sehneider “ Tingkat standar di mana banyak orang
mempelajari masalah ini yang berpikir ini mungkin bahwa seabat lagi jika mundur
suhu akan naik 1 derajat jika tidak
mundur akan naik 5 derajat . 5 derajat itu tidak di ragukan lagi adalah bencana .Karena itu adalah berbedaan besar antara
zaman es dan integrglaasial yang terjadi
dalam seabat dan bukannya 10 tahun dan alam takan bisa bertahan dengan
kepunahan besar banyak spesies
Para ilmuan lainya menggunakan model
komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk
mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Dampak dari pemanasan global di antaranya adalah:
1.Iklim
Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa
selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin
dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih
lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh
lagi. Hal ini disebabkan karena uap
air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi
pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan
yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa
luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus
air). Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat
sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini)[22]. Badai
akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan
bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane)
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2.Peningkatan
permukaan laut
Perubahan
tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil
secara geologi.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan
permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di
kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia
telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para
ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi)
pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan
sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi)
akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika
tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di
daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka
laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi)
akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan
terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun.
Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
3.Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi
yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal
ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari
lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4.Gangguan
ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk
hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan
telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah
menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5.Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan
gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air
laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,
defisiensi
mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit,
dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). contoh meningkatnya kejadian Demam
Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini memiliki pola
hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan
penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan
dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global Warming,
dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai
meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembang biak.Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies
vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih
resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut.
Selain
itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan
terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal
ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak
kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang /
kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
6,Gradasi Lingkungan
yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada
waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara
hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi,
coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Perdebatan tentang pemanasan global
Tidak
semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global. Beberapa
pengamat masih mempertanyakan apakah temperatur benar-benar meningkat. Yang
lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap membantah bahwa
masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keadaan di masa depan.
Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti yang menunjukkan
kontribusi manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen bahwa siklus
alami dapat juga meningkatkan temperatur. Mereka juga menunjukkan fakta-fakta
bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah.
Para
ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga
perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global
dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama, pemanasan
cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20; bahkan ada
masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total
pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model.
Ketiga, troposfer,
lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Akan tetapi,
pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan
tersebut.
Kurangnya
pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya polusi
udara yang menyebarkan
partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke angkasa
luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi efek ini, sebagian lagi karena
adanya kontrol terhadap polusi yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih.
Keadaan
pemanasan global sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi
disebabkan penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuan telah lama
memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada
tahun 2000, U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
memberikan hasil analisa baru tentang temperatur air yang diukur oleh para
pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut
memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan: temperatur laut dunia pada tahun
1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat Fahrenheit) daripada
temperatur rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup
berarti.[22]
Pertanyaan
ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit pemanasan di
troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus, pembacaan
atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari permukaan Bumi
tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh
National Academy of Sciences untuk membahas masalah ini mengakui bahwa
pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran
troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat dijelaskan secara
jelas.
Pengendalian pemanasan global
Konsumsi
total bahan bakar fosil
di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan
atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan
global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang
timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim
di masa depan.
Kerusakan
yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi
dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya,
pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih
tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah
yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara
perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang
lebih dingin.
Ada
dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah
kaca.
Menghilangkan karbon untuk
mengurangi pemanasan global
Cara yang paling mudah untuk
menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan
menanam pohon lebih banyak lagi.
Ilmuan menyelidiki bagaimana kita bisa hentikan atau
memperlambat seiombang manusia terhadap pemanasan global bumi di seluruh dunia
manusia tergantung pada pabrik dan mesin yang hasilkan gas rumah kaca mengurangi banyak karbondioksida
akan sangat membantu , begitu juga menumbuhkan hutan baru, karena pohon
menyingkirkan karbondioksida dari udara.
Pendapat Dr.
Gregg Marland “Orang menganggap hutan dan pohon sebagai paru-paru bumi.
Pohon mengambil karbondioksida dan menghasilkan oksigensambil mereka tumbuh .
Petanyaanya apakah pohon bisa singkirkan kabondioksida dari atmosfer hasil
bakaran bahan bakar fosil ?. Bisa , jika pohon membesar jika tumbuhnya cepat
mereka bisa singkirkan banyak karbondioksida dari atmosfer , jumlah bahan bakar
fosil di bakar di amerika serikat rata-ratanya adalah kita menambah 5 ton
karbondioksida per orang pertahun ke dalam atmosfer”
jadi berapa
pohon baru yang harus ada agar seimbang dengan buangan karbondioksida kita?
Jika menanam pohon yang lebih cepat tumbuhnya dalam
kondisi optimal akan butuh serluas Australia untuk ganti semua krbondioksida di
atmosfer akibat pembakaran bahan bakar fosil jelas itu akan terwujud.
Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat
perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area,
tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya
ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas
rumah kaca.
Tumbuhan laut juga dapat mengurangi pemanasan global
Hutan mangrove, rawa masin dan
padang lamun , mencakup kurang dari 1 persen dari seluruh luasan dasar laut
samudra dunia, tetapi dapat mengikat lebih separuh dari seluruh karbon yang
terkubur di dasar laut.
Tumbuhan
laut dapat menyerap 2 milliar ton karbondioksida dari atmosfer setiap tahun,
tetapi sebagian besar plankton yang bertanggung jawab akan hal itu tak pernah
mengendap sampai ke dasar laut untuk menjadi gudang penyimpanan karbon yang
permanen.
Lain
halnya dengan hutan mangrove, rawa masin dan padang lamun. Meskipun mereka
seluruhnya hanya mencakup kurang dari 1 persen dari luasan dasar laut
samudra, namun mereka dapat mengunci lebih separuh karbon yang terkubur di
dasar laut. Mereka diperkirakan mengikat sekitar 1.650 juta ton
karbondioksida per tahun – kurang lebih separuh dari emisi dari kegiatan
transportasi global – hingga membuat mereka merupakan carbon sinks yang
paling besar di bumi ini. Akan tetapi kini kapasitasnya untuk menyerap emisi
karbon berada dalam ancaman: habitatnya semakin hilang (habitat loss) dengan
laju sekitar 7 persen per tahun, atau sampai 15 kali lebih laju dari yang
dialami hutan-hujan tropis. Bahkan sekitar sepertiganya telah lenyap.
Sekitar
50 persen umat manusia di bumi ini menghuni daerah pesisir sampai selebar 65 mil
dari pantai, dan ini memberikan tekanan yang amat berat terhadap lingkungan
pantai. Sejak tahun 1940-an, sebagian Asia telah kehilangan 90 persen hutan
mangrovenya, melenyapkan daerah pemijahan dan asuhan bagi ikan-ikan, dan juga
perlindungan bagi masyarakat lokal terhadap hantaman badai.
Daerah
rawa masin dekat muara sungai dan delta mengalami nasib yang serupa, karena
dialihkan untuk berbagai kegiatan pembangunan. Padahal, ekosistem ini sangat
kaya akan berbagai jenis tumbuhan yang mampu mengikat karbon. Padang lamun
acapkali dapat meningkatkan dasar laut sampai tiga meter karena mereka
mengendapkan hamparan lamun yang telah mati, tetapi air yang keruh menghambat
mereka untuk mendapatkan sinar surya.“Kami telah mengetahui bahwa ekosistem
laut kita merupakan asset yang bernilai triliunan dolar yang terkait dengan
sektor pariwisata, pertahanan pantai, perikanan dan jasa-jasa penjernihan
air. Kini semakin jelas bahwa semua itu dapat merupakan mitra untuk melawan
perubahan iklim”, demikian tutur Achin Steiner, UN Under-Secretary General.
Potensi
kontribusi laut sebagai carbon sink selama ini masih terabaikan, demikian
menurut laporan hasil kerjasama UNEP (United Nations Environment Programme),
FAO (Food and Agricultural Organization) dan UNESCO (United Nation Education,
Scientific and Cultural Organization).
Data
yang akurat tentang habitat ini amat sulit diperoleh, dan diperkirakan
mungkin dua kali lebih rendah dari estimasi yang digunakan dalam
laporan.“Kapasitas untuk menguburkan karbon oleh habitat tumbuhan laut ini
sangat fenomenal, 180 kali lebih besar dari pada rata-rata laju penguburan di
samudra terbuka” demikian menurut penulis itu. Hasilnya, dapat dikunci
sekitar 50 – 70 persen karbon organik ke dasar samudra.
Untuk
melindunginya, para penulis menyarankan agar dibentuk Dana Karbon Biru untuk
membantu negara-negara berkembang melindungi habitat laut mereka. Carbon
sinks di laut harus dapat pula diperdagangkan seperti halnya dengan
hutan-hutan daratan, kata mereka. Bersama dengan skema PBB untuk mereduksi
penggundulan hutan, habitat laut itu dapat mereduksi sampai 25 persen reduksi
emisi yang dibutuhkan agar pemanasan global di bawah 2oC (3.5oF).Christian
Nellemann, editor laporan itu menuturkan: “Kecenderungan sekarang menunjukkan
bahwa ekosistem-ekosistem itu sebagian besar akan hilang dalam beberapa
dekade mendatang”
|
Dr
Kenneth Coale juga mengetahui bahwa menanam tanaman di laut
bisa membantu mengurangi jumlah karbondioksida di atmosfer menurutnya dengan
memupuk wilayah laut yang luas dengan zat besi cukup banyak tanaman laut baru
yang akan tumbuh menyerap karbondioksida yang kita hasilkan “ idenya , jika
menambah zat besi ke wilayah kelutan yang kaya besi kau bisa menambah
pertumbuhan banyak tanaman, plankton yang vital akan tumbuh dan menyetrap karbondioksida
di atmosfer, karbondioksida di atmosfer berkurang dan hasilnya planet akan
mendingin.”
Para ilmuwan dari Amerika
Serikat juga menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang
dapat menahan sebagian sinar matahari yang merugikan. Sehingga plankton bisa
membantu memperlambat proses pemanasan bumi.
Dierdre Toole dari Institusi
Oceanografi Woods Hole (WHOI) dan David Siegel dari Universitas California,
Santa Barbara (UCSB) adalah dua peneliti itu.
Penelitian yang dibiayai oleh
NASA tersebut mengungkapkan ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut
(sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu
yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah
tersebut terpisah dan tidak saling tercampur.
Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh
plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton
mengalami malnutrisi.
Akibat kondisi malnutrisi
ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih
rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya.
Karena rentan terhadap sinar
ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat
dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel
mereka.
Zat ini jika terurai ke air
akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya
dari permukaan laut ke udara.
Di atmosfer, DMS bereaksi
dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS
itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu.
Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk
berkondensasi dan membentuk awan.
Jadi, secara tidak langsung,
plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin
sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun
terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.
Proses ini sebenarnya telah
beberapa tahun dipelajari di laboratorium oleh para ilmuwan, namun proses
alamiahnya baru kali ini dapat dipelajari.
Awan yang disebabkan oleh
plankton ini, dipercaya dapat memperlambat proses pemanasan bumi, serta
memiliki efek besar tehadap iklim bumi. Namun, untuk membuktikan hal tersebut,
masih harus dilakukan penelitian lanjutan yang seksama.
Penelitian yang dilakukan di
Laut Sargasso, lepas pantai Bermuda ini juga menemukan secara mengejutkan bahwa
partikel DMS ini dapat terurai dengan sendirinya di udara setelah tiga sampai
lima hari saja. Padahal, karbondioksida di udara, dapat bertahan hingga
berpuluh-puluh tahun.
Karena penguraian alamiah DMS
sangat cepat, DMS tidak akan menimbulkan efek rumah kaca, tidak seperti
karbondioksida.
Gas
karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced
Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk
mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara
atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran
lepas pantai Norwegia, dimana
karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas
alam ditangkap dan diinjeksikan kembali
ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah
satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi
industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan
oleh minyak bumi
pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan
di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini
sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang
dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan
dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian,
penggunaan energi terbaharui
dan energi nuklir
lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun
kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan
tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Persetujuan
internasional dalam mengatasi pemanasan bumi.
Kerjasama internasional diperlukan
untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio
de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah
kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang
mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang
dikenal dengan Protokol Kyoto.
Perjanjian ini, yang belum
diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang
persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong
emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini
harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika
Serikat mengajukan diri untuk melakukan
pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen
di bawah tingkat 1990; Uni Eropa,
yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang
6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara
berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen
dalam pengurangan emisi gas.
Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George
W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk
pengurangan karbon dioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga
menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani
dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Kyoto Protokol tidak
berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung jawab
menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya.
Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin
meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini
mulai 16 Februari
2005.
Banyak orang mengkritik Protokol
Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya
akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di
atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena
negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan
menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol
ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika
Serikat terutama dikemukakan oleh industri
minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya
tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya
ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300
milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung
Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar
dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk
penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri
yang lebih effisien.
Pada suatu negara dengan kebijakan
lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam
polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti
sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan,
telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi
targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida.
Setelah tahun 1997, para perwakilan
dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan
isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang
wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca.
Para negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses
dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke
negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon.
Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda,
dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang
lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem
ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah
kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih
dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual
kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni
Eropa.
5.KESIMPULAN
BADAI
·
Badai
adalah cuaca
yang ekstrim, mulai dari hujan es
dan badai salju sampai badai pasir
dan debu.Badai
disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera
yang hangat. Badai bergerak di atas laut
mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km/jam.
·
Badai adalah suatu gangguan pada atmosfer suatu
planet, terutama yang mempengaruhi permukaannya serta menunjukkan cuaca buruk.
Badai dapat ditandai dengan angin yang kencang (badai angin), petir dan kilat
(badai petir), curahan lebat, misalnya es (badai es), atau angin yang membawa
suatu zat melalui atmosfer (seperti badai pasir, badai salju, dll).
·
Macam-macam kerugian yang diakibatkan badai:
1) Merobohkan
bangunan dan pepohonan.
2) Rusaknya areal
pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan
penerbangan.
·
Petir atau halilintar
adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan
cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat
kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh.
·
Petir merupakan
gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana
lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan
lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui
kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik
yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat
terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan
negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
·
Tornado adalah kolom udara yang berputar
kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus
atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.
·
Dalam meteorologi,
siklon tropis (hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun,
atau angin ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah
jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis.
Sementara angin sejenisnya bisa bersifat destruktif tinggi, siklon tropis
adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas
dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang
yang lebih tinggi
KESIMPULAN
2
PEMANASAN BUMI ATAU GLOBAL WARMING
v
Pemanasan
global atau Global Warming
adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi.
v
Penyebab pemanasan bumi:
·
1.Efek rumah kaca merupakan proses
pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Gas rumah kaca
adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca
·
Gas-gas
dalam efek rumah kaca adalan Uap air, Karbondioksida, Metana,Nitrogen Oksida
dan Gas-gas lainya.
v
Efek umpan balik karena pengaruh
awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan
akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan.
v Variasi Matahari
Dampak pemanasan global
1.Iklim Mulai Tidak
Stabil
2.Peningkatan permukaan laut
3.Gangguan ekologis
4.Suhu global cenderung meningkat
5.Dampak sosial dan politik
v Menghilangkan karbon untuk
mengurangi pemanasan global Cara yang
paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Dan juga memelihara
tanaman-tanaman laut karena merekalah yang akan mengurangi pemanasan Global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar