Jumat, 06 April 2012

BATUAN SEDIMEN


BAB I
PENDAHULUAN


Daya tahan, keindahan, keragaman, dan letaknya yang tersebar luas membuat mineral, batuan, kerang, fosil menjadi subjek yang ideal untuk para kolektor amatir. Siapa pun yang ingin menghabiskan waktu santainya untuk mengkoleksi koral dan karang di pantai layaknya anak-anak, mereka akan terkejut dengan bentuk dan warna yang berbeda yang bisa ditemukan disana, hal ini dapat memberikan perasaan yang menyenangkan ketika menemukannya, mempelajari dan mengindentifikasi hasil-hasil alam yang mengagumkan yang berada dilingkungan sekitar kita.
Tentu saja, batu mulia, batuan, kerang dan fosil, secara umum, terbentuk dari mineral-mineral. Tetapi dalam bentuk yang berbeda dan dalam jenis yang berbeda-beda pula, sebagai salah satu dari hasil proses anorganik, seperti bongkahan granite, atau merupakan hasil dari reaksi beberapa organisme, seperti kerang, atau kombinasi dari keduanya seperti fosil.
Di dalam buku ini terdapat 4 golongan mineral dan batu mulia, batuan, kerang, fosil yang telah dipilih untuk memberikan gambaran yang contohnya diambil dari seluruh dunia. Informasi yang lebih detil tentang bentuk, warna dan cara terbentuknya setiap mineral, batuan, kerang serta contoh lainnya dengan disertai gambar serta warna yang jelas.
Setiap masing-masing golongan memiliki ciri khas tersendiri yang melatarbelakangi bagaimana batuan, kerang atau fosil itu terbentuk, dan bagaimana cara mengidentifikasikannya dan mengingat ciri khasnya.






Bagian I
BARANG-BARANG TAMBANG DAN PERMATA MURNI

            Bahan-bahan tambang merupakan komponen-kompoenen dasar yang berada dibawah bumi dibawah kaki kita berpijak. Ada sekitar 3000 jenis bahan tambang yang berbeda, dengan bentuk-bentuk jarak dari yang terbentuk dengan baik kristal-kristal yang berkilau, kwarsa transparan yang tak berbentuk, berwarna kuning cerah yang rapuh. Oleh karena itulah yang kita sebut dengan istilah mineral? sebuah meniral didifinisikan sebagai sesuatu yang dibentuk secara alami, padad, bahan inorganik dengan suatu komposisi yang tetap atau yang bervariasi bentuknya dengan suatu jarak tertentu, dan suatu sifat struktur atom tertentu.
            Beberapa barang-barang tambang telah memiliki nilai sepanjang sejarah untuk keindahannya, daya tahan, dan kelangkaannya. Batu permata murni ini, diciptakan untuk dipakai sebagai perhiasan permata, digunakan untuk menghiasi atau mendekor objek-objek tertentu, diukir dengan sangat indah yang sangat dikagumi atau dikoleksi sebagai suatu ungkapan rasa terkesan yang sangat mendalam.
*      SIFAT-SIFAT
            Sifat komposisi dan struktur atomik dari suatu barang tambang diungkapkan didalam sifat-sifat fisiknya, seperti bentuknya yang berbentuk kristal, warnanya dan kekerasannya dan itulah bentuk-bentuk fisik ini yang digunakan didalam identifikasi, untuk menghargai bagaimana sifat-sifat fisik ini  dihasilakan dan untuk memahami beberapa istilah-istilah tekhnik yang digunakan didalam buku ini, itu merupakan hal yang penting untuk melihat cara  yang mana kristal-kristal ini dibentuk dan didefinisikan atau ditetapkan.
*      SISTEM-SISTEM KRISTAL
            Banyak bahan-bahan tambang yang memiliki struktur kritalik, meskipun demikian itu memiliki bentuk yang tidak biasanya untuk kristal-kristal yang sempurna yang terbentuk didalam kondisi alami, bentuk kristal-kristal tersebut didalam suatu contoh  bahan tambang  yang akan memberikan para kolektor  suatu petunjuk nilai yang sangat berharga untuk identitasnya. Jika suatu bahan tambang dibuat dari suatu masa yang kecil, kristal yang terbentuk tidak baik seperti permukaannya yang  tidak bisa dikenali, itu diistilahkan dengan massive (secara besar-besaran).
            Kebiasaan sebuah kristal  adalah biasanya bentuknya diambil. Kebiasaan dapat digambarkan  sebagai satu bentuk  atau lebih  bentuk-bentuk kristal yang ditetapkan oleh seperangkat permukaan yang parallel dan siku-sikunya. Emerald (Jambrut), sebagai contoh, ditemukan sebagai sebuah prisma persegi enam (lihat diagram) dibuat dua bentuk. Suatu entuk terdiri dari sejumlah permukaan-permukaan yang dapat dikenali dan diistilahkan dengan istilah “bentuk yang tertutup” jika itu dapat menutup ruang  atau “membuka” jika itu tidak dapat.
            Jika kamu memutar sebuah tabung gula berbentuk kubus pada suatu poros lurus yang sedang berputar melalui tengah dari dua permukaan  yang berlawanan, kamu dapat melihat empat sisi segi empat yang dapat dikenali, satu sama lain. Oleh karena itu sebuah kubus dikatakan memiliki empat kali  simetri. Seterusnya pengujian akan menunjukkan bahwa ada tiga semacam  poros dari empat kali simetri itu. Bentuk-bentuk simetri ini sebagai dasar dari klasifikasi  dari sistem-sistem kristal.
            Ada tujuh sistem kristal: kubik (isometric), tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic, hexagonal dan trigonal, seperti yang digambarkan dalam kotak pada halaman 8.
            Sebuah kristal memiliki sejumlah permukaan, masing-masing permukaan  yang diberikan sejumlah bentuk berdasarkan  pada poros perpotongannya. Jumlah ini disebut dengan Milliar index
PERMUKAAN KUBUS

Dua bentuk yang terbuka yang mana merupakan kombinasi untuk membuat prisma hesagonal atau persegi enam bentuk pada jambrut
 
.
Gambar 1. Bentuk Permukaan Kubus













SISTEM-SISTEM KRISTAL
KLASIFIKASI
BENTUK PERMUKAAN DAN ORIENTASI POROS
BENTUK
CONTOH
ISOMETRIK
(atau kubik)



TETRAGONAL







HEXAGONAL






TRIGONAL






ORTHORHOMBIC




MONOCLINIC





TRICLINIC

























Semua ada tiga poros yang memiliki panjang yang sama dan pada siku yang benar  satu sama lain


Poros-poros yang ada pada posisi siku yang benar untuk satu sama lain, dua pada bidang adalah sama didalam panjangnya sedangkan yang ketiga adalah garis tegak lurus  untuk bidang  ini dan pada panjang yang berbed

Ada  empat poros didalam satu bidang dan titik potong atau pertemuan pada 600 poros yang keempat  adalah tegak lurus  dan tidak sama didalam panjang  pada yang lainnya . ada enam bidang pada simetri tersebut.
mirip dengan sistem hexagonal. Ada tiga poros pada 600 untuk masing-masing yang lainnya didalam bidang yang sama. Poros yang keempat adalah tegak lurus, ada tiga bidang simetri.


Tiga poros dengan panjang yang tidak sama. Dua adalah siku pada sebelah kanan dengan satu yang lainnya dan yang ketiga adalah garis tegak lurus.

Ada tiga poros dengan panjang yang tidak sama . dua pada titik perpotongan pada sudut/siku yang miring pada satu bidang dan yang ketiga adalah tegak lurus.

Tiga poros dengan panjang yang tidak sama, semua naik atau meninggi satu dengan yang lainnya pada setiap sudut yang berbeda





















Tabel 1. Sistem Kristal












*      WARNA
            Beberapa warna sangat ditekankan dan memiliki tujuan-tujuan diognosa, ketika yang lainnya memiliki nilai yang kurang atau lebih rendah. Bahan tambang dengan suatu sifat warna yang termasuk malachite atau hijau dan pyrites atau kuning seperti kuningan; bahan-bahan tambang yang memiliki variable warna termasuk fluorspar, barites dan kuarsa.

Gambar 2. Warna Mineral
 


DISAMPING: Malachite adalah suatu warna hijau yang sangat kuat diantara dua warna dan lapisannya adalah sama.
 

Ketika cahaya putih, dibuat dari semua warna-warna lainnya yang spekral, berpindah memlalui sesuatu yang transparan atau mineral yang tembus cahaya, beberapa dari warna-warna tersebut mungkin diserap didalam struktur kristal.  Warna-warna yang muncul mengkombinasikan memberikan warna mineral tersebut. Jika tidak ada bagian dari spektrum (seluruh dari aneka warna pandangan) diserap kristal tersebut akan muncul tanpa warna. “Penyerapan spektrum”  dihasilakan ketika cahaya putih melalui atau menembus sebuah batu permata  yang dapat dilihat dengan menggunkan sebuah instrument atau alat yang disebut dengan spectroscope. Garis-garis hitam dilihat didalam bagian  dari spektrum yang telah diseap oleh batu permata tersebut. Spectroscope mungkin digunakan untuk membedakan antara batu-batu dengan warna yang mirip.
Sebuah batu permata murni dilihat dari cahaya putih yang mungkin keluar  untuk menjadi satu warna tetapi melihatnya sebuah penyaring warna atau filter warna yang mungkin ditampakkan warna-warna menutupinya yang dapat membantu untuk mengenali batu tersebut. Sebuah filter warna Chelsea, sebagai contoh, membuyarkan semua spektrum kecuali merah dan hijau melalui filter tersebut sebuah jambrut yang asli muncul warna merah sedangkan yang palsu muncul warna hijau. Tampilnya dalam warna ultraviolet / ultra unggu dan juga penggunaan sinar-x atau sistem semacam ronsen juga dapat ditambahkan untuk mengidentifikasi.
Kemampuan dari sebuah batu permata murni untuk memancarkan cahaya putih kedalam warna-warna spektrum disebut disperse. Itu biasanya diukur  dengan menemukan dengan perbedaan  didalam memancarkan indeks  batu tersebut untuk sebuah warna cahaya merah, yang mana dipantulkan sedikit, dan biru yang paling banyak.
*      PEMBIASAN DAN PEMANTULAN CAHAYA
            Prilaku sebuah cahaya yang masuk kedalam sebuah kristal tergantung pada struktur atomic pada bagian dalam  pada bahan tambang tersebut dan dapat digunakan sebagai suatu alat atau tolak ukur untuk mengenalinya.
            Isometric (kubik) bahan-bahan tambang  dan bahan-bahan tambang non-kristal merupakan isotropic (memiliki ukuran optic yang sama pada semua arah). Ketika cahaya masuk kedalamnya ia akan menurun dan atau merdeup dan akan berubah (sinar cahaya diikat atau dipantulkan). Tiap-tiap sinar cahaya yang menurun atau meredup tersebut  dan dipantulkan dengan jumlah yang sama dan bahan tambang tersebut  dikatakan menjadi singly refractive / pemantulan atau pembiasan satu demi satu. Cahay yang masuk kedalam bahan tambang tersebut  yang berbentuk kristal didalam beberapa dari enam sistem kristal yang lainnya adalah pancaran nya kedalam dua cahaya dan masing-masing cahaya  dipancarkan oleh satu jumlah yang berbeda. Kristal-kristal ini dikatakan menjadi doubly reflective / pemantulan atau pembiasan cahaya dua demi dua cahaya.
            Pembiasan batu permata murni yang memiliki pemantulan dua demi dua pemantulan cahaya  mungkin muncul menjadi warna-warna yang berbeda dan corak yang berbeda dari induk warna / warna body batu permata tersebut ketika dilihat dari arah yang berbeda. Mereka dikatakan menjadi pleochoric. Batu permata murni yang menunjukkan dua warna  adalah dichroic dan memiliki kelas-kelas semitri kristal yaitu tetragonal, trigonal atau hexagonal. Batu permata murni yang menunjukkan tiga warna  disebut trichroic dan memiliki kelas-kelas semitri kristal orthorhombic, monoclinic atau triclinic.
            Indeks Pembiasan (IP) menunjukkan sejumlah cahaya yang mana cahaya tersebut diikat oleh sebuah batu permata atau bahan tambang lainnya dan itu diukur oleh sebuah refractometer. Sebuah pemantulan atau pembiasan cahaya dari sebuah batu permata yang memiliki sifat satu demi satu pembiasannya  memiliki satu indeks pembiasan tetapi yang memiliki dua demi dua pemabiasan cahaya memiliki jarak indeks pembiasannya. Perbedaan antara pembiasan minimum dan maksimum  menunjukkan  seperti didalam sebuah kristal  yang disebut dengan birefringence-nya. Ketika birefringence itu merupakan sebuah pemanutulan cahaya yang tinggi  yang dapat dilihat untuk memutuskan pemancaran pada bagian-bagian yang berbeda   pada bagian belakan batu permata tersebut karena suatu kemunculan atau pemunculan yang dabel pada pemukaan bagian belakang.
            Cahaya yang dipantulkan dari serabut atau serat pada rongga bagian tengah  didalam batu permata atau bahan tambang tersebut mungkin muncul sebagai mata kucing (chatoyancy) atau suatu bintang (asterism) ketika suatu pemotongan dengan sebuah domed top atau bagain ujung yang melengkung (encabochon). Permata yang cahayanya berbentuk Mata-kucing dapat dilihat ketika cahaya itu dipantulkan dari susunan-susunan yang dimasukkan merupakan parallel  seperti didalam mata-kucing chrysoberyl. Sedangkan yang berbentuk bintang dapat dilihat ketika beberaparangkaian serat atau serabut yang parallel memancarkan cahaya.
              
Gambar 3. Pembiasan dan Warna

*      SIFAT-SIFAT YANG LAINNY

Luster. Luster mengambarkan cara yang mana didalam cahaya yang dipantulkan tersebut dibuyarkan pada bagian permukaan pada sebuah material bahan tambag atau sebuah batu permata muarni. Istilah yang digunakan adalah metallic (seperti polished metal), adamantine (brilliant, seperti intan), vitreous (seperti gelas yang pecah), resinous (seperti resin atau lilin), pearly, silky, splendent  (pembiasan brilliant), shining (memancarkan suatu bentuk tertentu tetapi tidak jelas), glistening (memancarkan cahaya tetapi bukan sebuah bentuk tertentu) dan glimmering (tidak sempurna pemantulannya dari bagian-bagain bahan yang dicoba).
            Streak.  Streak merupakan warna yang dihasilkan ketika sebuah bahan tambang di-powder (kecikan atau diremuk), baik dengan cara dihancurkan atau dnegan membelah menjadi potongan-potongan pada poselin yang tidak dilapisi – sebuah streak yang datar. Ini seringkali agak berbeda dari warna-warna yang muncul  pada permukaan bahan tambang atau batu permata tersebut.
            Transparency merupakan bahan tambang yang baik dapat dilihat secara transparan – objek-objek yang ada dapat dilihat dnegan jelas melalui bahan percobaan, semitransparent – objek-objek dapat dilihat tetapi tidak jelas, translucent – cahaya yang lewat melalui bahan percobaan tetapi objek-objek  tidak dapat dilihat, atau opaque – tidak ada cahaya yang lewat melalui bahan percpobaan.
             Cleavage beberapa bahan tambang yang cenderung hancur dengan mudah dan bahkan sepanjang dengan bidang-bidang yang terbentuk dengan baik yang lemah yang disebut dengan bidang cleavage. Ini dihubungkan dengan struktur kristal pada bahan tambang tersebut. Cleavage baik yang sempurna, jelas, tidak jelas, atau tidak ada dan bidang-bidang cleavage diberi nomer menggunkan milliaran indek

Fracture beberapa bahan tambang memberikan suatu jenis yang jelas dari break atau fracture ketika memukulkan sebuah palu. Fracture atau pecahan mungkin digambarkan  sebagai conchoidal (shell-like/seperti shel), subconchoidal (conchodal tidak jelas), even (permukaan yang datar tetapi agak kasar), uneven (permukaan kasar  dan tidak teratur), hackly (dengan ujung-ujung yang tajam) atau earhy (permukaan gundul dan mudah patah atau rapuh).
            Hardness ahli bahan tambang dari Jerman Friedrich Mohs telah mengembangkan suatu skla atau ukuran untuk kwlitas kekerasan dari bahan tambang. Ia mengambil sepuluh bahan tambang  dan menempatkannya secara berurutan dan agar agar masing-masing dapat digores oleh masing masing itu pada bagian atasnya tetapi pada saat mengores  diukur dengan skalaketentuan dibawah ini.
Skala Kekerasan Mineral

Tenacity merupakan hubungan tes yang lain untuk tenacity. Bahan-bahan tambang diistilahkan dengan sectile jika mereka mudah dipotong dengan sebuah pisau, brittle jika mereka diremukkan dengan memukul menggunakan sebuah palu, malleable jika potongan yang dipotong  dapat diratakan dengan memukul menggunakan palu atau flexible jika mereka akan dilengkungkan tanpa mematahkannya.
Twinning kadang-kadang sebuah kristal akan muncul menjadi dua arah yang berbeda  dari satu permukaan. Ini dikenal sebagai twinning  dan khususnya secara umum didalam sistem isometric. Kristal  seperti dapat dikenali dengan adanya sudut-sudut atau siku-siku  re-entrant atau siku-siku yang mengikutinya kembali.
Specific grafity atau grafitas atau daya tarik khusus dari sebuah bahan tambang merupakan perbandingan beratnya  dari suatu volume air yang sama. Sebuah bahan percobaan  fluorite, oleh karena itu, dengan sebuah grafitas khusus yaitu diatas 3, akan menjadi jauh lebih ringan  dari pada sebuah bentuk dari ukurannya, say, galena, yang mana memiliki sebuah grafitas khusus  mencapai 7.6.
Magnetism beberapa bahan tambang magnetic dan sifat-sifatnya yang dapat digunakan untuk mengenali batu-batu dari warna yang sama. Pyrope garnet yang memiliki kandungan magnet sedang dan dapat dipisahkan dari non-magnet red spinel. Sinhalite dari brown peridot yang mana memiliki kandungan magnet sedang.  
Gambar, Simbol untuk Struktur Kristal
BAB III


CONTOH BATUAN SEDIMENTASI


*      CONGLOMERATE ( KONGLOMERAT)


 
   
Ciri-ciri khusus                : Berukuran bulat besar, berkerikil atau pipih,               susunan matrik sangat halus,terkadang menyerupai               beton yang kasar.
Warna                              : Tidak tetap, tergantung pada jenis dari fragmen                           batu.
Tekstur dan Butiran       : Tidak tetap
Komposisi                         : Batu berfragmen-fragmen bundar dengan susun               matrik sangat halus
Daerah pembentukkan   : Terdapat di pantai, endapan kerakal dan kerikil               dari deposit danau dan sungai. Terkadang               ditemukan dekat endapan deposit batu pasir dan               arkose.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Agregat
      

*      BRECCIA (BREKSI)

    

Ciri-ciri khusus                : Mirip dengan konglomerat, tapi fragmen-fragmen               batunya angular dan susunan   matrik sangat halus.              Dibedakan dari pengelompokan (padanan vulkani)               dengan sedimen asalnya sendiri.
Warna                              : Tidak tetap, tergantung pada jenis dari fragmen                                             batu.
Tekstur dan Butiran       : Berfragmen menyudut dengan susunan               matrik sangat halus.
Komposisi                         : Fragmen batuan terdiri atas bermacam bentuk               breksi. Secara normal matrik terdiri atas               pasir atau endapan lumpur, tersemen oleh               silika atau kalsit (kalsium carbonate).
Daerah pembentukkan   : Terdapat di screes dan di zona patahan. Terkadang                                             ditemukan di dekat batu konglomerat, arkose dan                                             batu pasir.
Variasi Jenis                    : Penamaan jenis batu menurut penyusunnya.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Agregat





*      SANDSTONE ( BATU PASIR)

          (Translator by Dina Susilawati)
Ciri-ciri khusus                : Butiran pasir terdiri atas campurat silika dan kalsit.               Mungkin juga tanpa tersemen dengan  halus dan               tersemen dengan campuran kasar.
Warna                              : Kecoklat-coklatan, kadang-kadang kemerah-                          merahan   karena   oksidasi   besi, kadang  kehijau-                          hijauan karena oksidasi besi dan  tercampur                          dengan glaukonit
Tekstur dan Butiran       : Berpasir dengan ukuran (diameter) butir lebih dari   2 mm  .
Komposisi                         : Butiran pasir (kuarsa), yang tersemen oleh silika               dan   kalsit (kalsium carbonate).
Daerah pembentukkan   : Tersusun atau tersemen dari campuran endapan               deposit  pantai, sungai delta, danau dan gurun pada               masa lalu.
Variasi Jenis                    : Batu pasir kuarsa, terdiri dari kuarsa                           dengan butiran menyudut atau membulat,                           batu pasir lignit, arkose dan batu pasir kapur yang                           telah disemen dengan  kalsit dalam jumlah  sangat                           besar.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Industri bahan bangunan


*      GREYWACKE (BATU PASIR GREWWACKE)


 
           
Ciri-ciri khusus              : Sedikit jenis abu-abu gelap kehijauan, butiran batu pasir yang baik.
Warna                            : Pergantian jenis-jenis dari abu-abu gelap menjadi abu-abu kehijauan yang gelap
Tekstur dan Butiran     : Granular dan berbutir halus
Komposisi                       : Kuarsa, plagioclase, batuan dari kuarsa , masssa batuan yang tersusun dari mineral aluminium silikat bercampur dengan potassium, kalium, sodium, dan barium, tanah liat dan mineral-mineral lain yang begitu kecil untuk ditentukan tanpa sebuah mikroskop
Daerah pembentukkan : Dibentuk di bawah dari samudera membatasi palung benua  oleh longsor dari sediment bagian laut. Terjadi pada  penyatuan dengan serpihan hitam dari kedalaman asli laut
Variasi Jenis                    : Feldispathic, greywacke, massa batuan yang                         tersusun dari mineral aluminium silikat bercampur                         dengan potassium, kalium, sodium, barium, dan                         lithic greywacke yang mana kaya akan pengendapan                         batuan kecil.
Tempat ditemukan        : Tersebar di seluruh dunia, terutama di jajaran                                            pegunungan  lipatan yang terbentuk pada masa lalu.
Kegunaan                       : Tidak mempunyai kegunaan yang penting.


*      SHALE (SERPIH)
  

Ciri-ciri khusus              : Membagi secara mudah ke dalam piring-piring tipis             sepanjang bidang garis lintang, dirumuskan dengan             baik  ke  stratifikasi asli. Endapan butiran batuan             mengkilap keabu-abuan sangat baik.
Warna                            : Mengkilat untuk jenis-jenis serpihan dari abu-abu.
Tekstur dan Butiran     : Butiran yang baik
Komposisi                       : Campuran yang kompleks dari mikroskopis mineral tanah liat ditambah mika dan kuarsa.
Daerah pembentukkan : Diperoleh dari penyimpanan Lumpur tua, itu terjadi pada kebanyakan rangkaian sedimentasi dengan batu pasir dan batu kapur yang baik.
Variasi Jenis                   : Kemungkinan batu lumpur
Tempat ditemukan        : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                       : Sumber pembuatan fosil






*      ARKOSE


 
 

Ciri-ciri khusus                : Kaya akan batu pasir dalam massa batuan yang   tersusun   dari mineral aluminium silikat   bercampur dengan   potasium, kalium, sodium dan   barium. Dasarnya adalah   sesuatu yang tersedia,   tetapi fosil-fosil yang langka.   Mencairnya zat   asam hidrolika, yang mana disebabkan   oleh   semen yang mengeras
Warna                              : Mengkilap kecoklatan, abu-abu atau pink
Tekstur dan Butiran       : Biasanya butirannya sedang (2 mm / 1/16 dalam                rata-rata) tapi butirannya baik. Butiran mineral                tidak dapat bersatu.
Komposisi                         : Terdiri atas batu pasir kuarsa yang memuat                seperempat massa batuan yang tersusun dari                mineral alimunium silikat bercampur dengan                potasium, kaliu, sodium, dan barium dengan               pengerasan atau semen oksida besi,               mungkin juga terdapat mika.
Daerah pembentukkan   : Diperoleh dari perubahan cuaca, pemindahan dan                penyimpanan dari batuan granit.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Batu bangunan, milstone untuk menghaluskan                                             jagung


*      LIMESTONE (BATU GAMPING)
  
      Ciri-ciri khusus              : Batuan padat terkecil yang buih-                                          bila berada dalam zat  asam hidrolik yang kaya                                           dalam fosil-fosil.
Warna                            : Putih kekuning-kuningan atau abu-abu. Batuan jenis hitam kaya dengan hidrokarbon.
Tekstur dan Butiran     : Berubah-ubah, padat, oolitic terdiri dari kristal, granula bumi, pisalitic keras
Komposisi                       : Kebanyakan terdiri dari kalsium karbonat.
Daerah pembentukkan : Disimpan dalam laut-laut tua oleh endapan atau oleh penambahan dari karang yang mengeras, dll. Terumbu karang disekitar sumber air panas.
Variasi Jenis                : Terdiri dari kristal batu kapur yang mana mempunyai granublastic kristal kalsium karbonat,crinoidal limestone yang mana kaya dengan endapan dari fosil crinoids, oolitic batu kapur yang mempunyai ooliths kecil dari kalsium karbonat, pisolite yang besar (lebih dari  4 mm / 1/8 inci), dan karang batu kapur yang mana kaya dengan fosil terumbu karang.
Tempat ditemukan     : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                    : Sumber pembuatan semen, konstruksi bangunan (secara local), kapur tulis.

*      CHALK ( BATU KAPUR)


 

Ciri-ciri khusus                : Berwarna putih, batu akan berbuih di dalam cairan               hidroklorit.sering mengandung  bongkol yang               kecil-kecil dan di dalamnya kaya akan fosil.
Warna                              : Putih kekuning-kuningan atau keabu-abuan
Tekstur dan Butiran       : Batu berbutir halus, berbatu karang, mudah               dihancurkan, berpori-pori atau berongga.
Komposisi                         : Kebanyakan mengandung kalsium karbonat               dengan sejumlah kecil lanau. Sering mengandung               bongkol-bongkol kecil batu api.
Daerah pembentukkan   : Pengendapan di laut dengan akumulasi dari               penimbunan kerang-kerang kecil dan organisme               mikroskopis laut yang   terjadi pada masa lalu.
Tempat ditemukan          : UK, Prancis, dan Denmark
Kegunaan                         : Sumber bahan baku semen.






*      COAL (BATU BARA)


 
 

Ciri-ciri khusus                : Batu dengan warna hitam, kotor, keras sampai                yang mudah dihancurkan. Nyala api kuning terang               jika di bakar.
Warna                              : Hitam kecoklatan tidak mengkipap (seperti tanah)                                              sampai  sub metalik yang berkilauan.
Tekstur dan Butiran       : Berukuran besar keras sampai rapuh.
Komposisi                         : Tersusun oleh fosil tumbuhan
Daerah pembentukkan   : Di hutan-hutan yang tumbuh dengan subur di               delta-delta  pada daerah tropis. Kebanyakan terjadi               pada masa pertengahan zaman karbonasi batuan,               meskipun beberapa batu bara terdapat pada               masa/zaman batuan lainnya.
Variasi Jenis                    : Batu arang yang membara dengan jernih dengan                            warna lembut hitam kecoklatan; Batu bara yang                            rapuh,   hitam,   kadang    berkilauan /  mengkilap;                           Antrasit.
Tempat ditemukan          : USA (Pennsylvania), Rusia bagian selatan,               Ukraina, UK(United Kingdom), Cina dan               Afrika.
Kegunaan                         : Bahan bakar industri dan pemenuhan keperluan                                             domestik.


*      DOLOMITE (DOLOMIT)
  
Ciri-ciri khusus                : Gamping keras berwarna muda, sering berongga-               rongga  kecil. Terkadang bergabung dengan                deposit evaporit dari  gypsum dan halid.
Warna                              : Putih cream sampai hingga coklat muda
Tekstur dan Butiran       : Kasar sampai halus
Komposisi                         : Kalsium karbonat, kadang kala dengan sejumlah               kecil  silika dan mineral lainnya.
Daerah pembentukkan   Pada daerah interbedding yang kaya akan kalsit               limestone, tetapi mungkin deposit dengan bentuk               yang keras.
Variasi Jenis                    : Kadang dikenal dengan magnesium limestone
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Agregat
    











*      SHELLY LIMESTONE


 
  
                                                                         
Ciri-ciri khusus                : Merupakan batu fosil karang berwarna abu-abu               pucat. Berbuih bila berada di dalam cairan zat               asam hidroklorit
Warna                              : Putih keabu-abuan sampai abu-abu kekuning-                          kuningan  atau kuning tua
Tekstur dan Butiran       : Kulit kerang
Komposisi                         : Kebanyakan keseluruhannya mengandung               hancuran fosil kulit kerang yang disemen              dengan kalsium karbonat.
Daerah pembentukkan   : Terbentuk dari akumulasi pengangkutan laut               berupa fosil  kulit kerang yang tebal dan kalsit               (kalsium carbonate) lain yang kaya akan endapan               organisme di perairan  dangkal.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Sumber dari fosil






*      SEPTARIAN NODULES


 
  

Ciri-ciri khusus                : Berstruktur seperti bola yang disertai fragmen                 kulit kerang atau nukleus . Tersusun dari pasir                atau lempung yang disemen oleh kalsit               dan silika yang mengalami penyusutan pada                rongga internal pada umumnya mengandung               kalsit, mungkin adakalanya  terlihat bongkol-              bongkol kecil yang hancur atau pecah.
Warna                              : Tidak tetap, abu-abu sampai kuning tua bahkan                           sampai warna coklat gelap, dengan kalsit petih                           kekuning-kuningan yang mengisi bagian dalam                           rongga
Tekstur dan Butiran       : Biasanya berbutir halus
Komposisi                         : Tidak tetap, tergantung asalnya. Campuran pasir,                lana  dengan kalsit.
Daerah pembentukkan   : Lempung yang terendapkan dengan sangat                                             baik.
Tempat ditemukan          : Tersebar di seluruh dunia
Kegunaan                         : Hiasan dan semir




BAB II
PEMBAHASAN


sedimentary rocks atau sering disebut Batuan Sediment Batuan. Sedimen  terbentuk secara alamiah di permukaan Bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan mengeras menjadi batuan. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air (arus sungai ataupun arus laut), angin atau es (glacier). Sebagian besar batuan sedimen memperlihatkan ciri perlapisan. Walaupun hanya 5% kerak Bumi dibangun oleh batuan sedimen, namun 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen. Batuan sedimen diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu :
1.      batuan sedimen klastik, yang berasal dari fragmen-fragmen batuan sebelumnya.
2.      batuan sedimen kimiawi atau dikenal juga dengan batuan sedimen evaporit, yang terbentuk biasanya di laut atau di danau dari presipitasi bahan mineral yang terlarut.
3.      batuan sedimen organik, yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya fosil dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Sifat-sifat utama batuan sedimen, yaitu :
1.      Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.
2.      Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas.
3.      Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4.      Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya gypsum, kalsit, dolomit dan rinjang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya strujtur pelapisan adalah :
1.      Adanya perbedaan warna mineral
2.      Adanya perbedaan ukuran besar butir
3.      Adanya perbedaan komposisi mineral
4.      Adanya perubahan macam batuan
5.      Adanya perubahan struktur sedimen
6.      Adanya perubahan kekompakan
Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, pengelompokkan ini berdasarkan  cara terbentuknya batuan tersebut. Setiap kelompok tersebut mempunyai tempat pengendapan tersendiri, mulai pengendapan di lingkungan darat, sungai, danau, sampai lingkungan laut. Pembagian batuan sedimen tersebut seperti :
1.      Batuan sedimen dendritus (klastik)
Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanis. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk di lingkungan darat  atau di lingkungan air laut. Contoh batuannya seperti batu pasir dan batu lempung (clay).
2.      Batuan sedimen evaporit
Proses untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan  danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan selalu memungkinkan terjadi pengayaan unsur-unsur tertentu. Suatu contoh adalah larutan garam yang akan semakin pekat apabila lingkungan tempat itu berupa danau yang tidak ada saluran pembuangannya. Dan faktor yang terpenting adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Bahan-bahan batuan yang terlarut di dalam air akan mengkristal membentuk mineral seperti gipsum dan halit. Gipsum adalah bahan mineral industri yang dipakai sabagai bahan plester; halit adalah bahan dasar garam dapur.
3.      Batuan sedimen batu bara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Di mana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan. Lingkungan untuk terbentuknya batu bara khusus sekali, harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau tumbuhan itu mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
4.      Batuan sedimen silika
Batuan ini terdiri dari rinjang (chert), radiolaria, dan tanah diatom. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
5.      Batuan sedimen karbonat
Batuan ini terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari material penyusunnya.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua macam :
1.      Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2.      Batuan sedimen nonklastik
Batuan sedimen nonklastik yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Proses pembentukkannya adalah kimiawi dan organis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi terutama dalam hal tekstur, pembagiantekstur meliputi :
a.      Warna
Pada dasarnya warna sangat pentind pada setiap batuan. Khususnya batuan sedimen akan membantu di dalam beberapa hal seperti masalah lingkungan pengendapan. Contoh warna pada batuan sedimen yaitu merah, hijau (lingkungan oksidasi), abu-abu tua atau pun hitam (lingkungan reduksi).
b.      Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan, beberapa istilah yang biasa digunakan untuk kekompakan batuan yaitu,
Dense                    : sangat padat
Hard                      : keras dan padat. Contuh kuarsit
Medium hard        : agak keras, tetapi masih dapat digores dengan jarum baja.
Soft                       : lunak, dengan mudah dapat digores atau dipecahkan
Friable                   : keras tetapi dapat diremas dengan tangan
Spongy                  : berongga
c.       Bentuk butir (shape)
Yang biasa digunakan adalah perbandingan antara panjang, lebar dan tebal. Maka akan menghasilkan kelas  seperti oblate, equiaxial, triaxial, dan prolate.
d.      Kebundaran
Kebundaran dapar dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan tersebut seperti : wellrounded (sangat membundar), rounded (membundar), subrounded (membundar tanggung), subangular (menyudut tanggung), dan angular (menyudut).
e.       Butiran
Butiran di dalam batuan sedimen klastik bisa terdiri dari pecahan-pecahan fragmen batuan, mineral, kristal dan cangkang-cangkang fosil atau zat organik. Butiran pada umumnya ditentukan oleh ukuran butir seperti : bongkah (boulder), berangkal (couble), kerakal (peabble), pasir sangat kasar (very coarse sand), pasir kasar (coarse sand), pasir sedang (medium sand), pasir halus (fine sand), pasir sangat halus (veri fine sand), lanau (silt), dan lempung (clay).


F.Matrik
Semacam butir (klastik), tetapi sangat halus sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat diantara butiran sebagai massa dasar. Umumnya terdiri atas lumpur atau sedimen halus lain yang mengelilingi butiran.
f.       Semen
Semen adalah bukan butir, tapi material pengisi rongga antar butir, biasanya dalam bentuk amorf atau kristalin. Bahan-bahan semen biasanya adalah kalsit, solomit, sulfat, oksida, silika, firit, lempung, silit, siderit.
g.      Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya dila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan yaitu : well sorted (terpilah baik), medium sorted (terpilah sedang), dan poor sorted (terpilah buruk).
h.      Kemas (fabric)
Ada 2 macam kemas yaitu kemas terbuka (butiran tidak saling bersentuhan / mengambang di dalam matrik) dan kemas tertutup (butiran saling bersentuhan saru dengan yang lainnya.
i.        Porositas
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan. Pembagian porositas biasanya dipergunakan sebagai berikut : negligible (0-5 %), poor (5-10 %), fair (10-15%), good (15-20%), very good (20-25%), dan exellent (25-40%).
j.        Permeabilitas
Cara mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan amati kecepatan air merembes. Biasanya isilah yang dipergunakan adalah fair (1,0-10md), good (10-100 md), dan very good (100-1000 md).






Struktur batuan sedimen
Berdasarkan asalnya struktur batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Struktur sedimen primer
Terbentuk karena proses sedimentasi  dengan demikian dapat merefleksikan mekanisasi pengendapan antara lain : perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, dan perlapisan tersusun.
b.      Struktur sedimen sekunder
Terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya seperti rekah kerut atau jejak binatang.
c.       Struktur organik
Terbentuk oleh keadaan organisme seperti molusca, cacing atau binatang lainnya.
Genesa struktur-struktur batuan sedimen
a.      Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
b.      Graded bedding (perlapisan pilihan)
Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan keatas semakin halus disebut normal grading , sebaliknya apabila dari halus keatas semakin kasar disebut inverse grading. Graded bedding disebabkan oleh arus turbin, dimana fraksi halus terdapat dibagian atas juga tersebar di seluruh batuan tersebut. Secara genesa graded bedding oleh arus turbin juga terjadi oleh kerja suspensi juga oleh pengaruh arus turbulensi.
c.       Laminasi
Pelapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm, terbentuk bila pengendapannya dengan energi yang konstant (homogen).


d.      Cross lamination / Cross bedding
1.      Cross lamination
Merupakan lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urutan-urutan sistematik, pelapisan dalam disebut fareset bedding yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi. Terbentuk karena pemindahan riple/gelombang-gelombang pori yang masing-masing urut berukuran kurang dari 5 cm.
2.      Cross bedding
Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding. Cross bedding dihasilkan oleh migrasi riple yang cukup besar  atau oleh gelombang yang membawa pori dimana masing-masing lapisan berukuran lebih dari 5 cm.
Pelapisan ini sering disebut dengan pelapisan silang siur yaitu pelapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan di atasnya atau di bawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.
e.       Clastic imbrication
Suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kemanpakan penjajaran material seperti susunan genting disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
f.       Primary current kineation
Struktur sedimentasi yang berbentuk garis di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelurusan suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.


g.      Fosil orientation
Struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh penggenangan yang energi transportasinya berkurang.
h.      Load cast
Struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen di atasnya.
i.        Flute cast
Struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong dengan ukuran 2-10 cm, struktur ini terbentuk pada batuan dasar akibat pengaruh aliran turbulen .
j.        Mud cracks
Struktur sedimen yang berupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinya. Hal ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
k.      Tool marks
Material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak yang menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapisan pasir ke bawah.
l.        Rain print
Suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering di atasnya terendapkan batu pair atau siltstone,
m.    Flame structure
Struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir. Kenampakan struktur ini terlihat pada cross section dari shale yang memasuki batu pasir akibat tekanan lateral.

n.      Ball pillow
Suatu bentukan akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut oillow dan bila sudah lepas disebut ball structure
o.      Convolute bedding
Struktur deformasi dari suatu lapisan yang membentuk lapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2-25 cm.
p.      Scours
Struktur sedimen yang terbentuk pada tubuh sedimen di mana terbentuknya lebih awal yang kemudian tererosi oleh arus berikutnya.
q.      Channels
Struktur sedimen yang mempunyai ciri erosional yang berkelak-kelok atau bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukuip besar.
r.       Dish and pillow structure
Struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
s.       Low relief erosion surface
Struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
t.        Syndepositional fold and slumps
Suatu bentuk lipatan kecil pada batu pasir yang terjadi karena perlapisan batu pasir tersebut belum terkonsolidasi benar kemudian terjadi pengangkatan hingga miring yang menyebabkan batu pasir meluncur kebawah membentuk struktur slumps dan fold.
u.      Hard ground mass
Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen yang relatif lebih lunak.

Beberapa contoh dari batuan sedimen

*      Batu bara
Proses pembentukan batu bara yaitu dari perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

*      Batu pasir
Batu pasir (sandstone) adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.

*      Batu pasir greywacke
Greywak  merupakan batuan yang keras dan bewarna kelabu hingga gelap, dan kebanyakkannya menunjukkan lapisan bergaris, konvolut dan laminasi arus. Iainya juga selalu berlapis dengan batu lumpur. Greywak  merupakan batuan yang mempunyai butirannya berukuran dari sangat kasar hingga ke sangat halus. Butiran selalunya bersudut .
Tidak seperti batu pasir jenis lain, greywak mempunyai banyak jenis-jenisnya, yaitu  batu pasir arkos tanpa matrik (matrik-free arkos),  arenit arkos, hingalah batu pasir arkos bermatrik lempung, arenit wak-arkos (arkosic wackes). Greywak tanpa matrik merupakan greywak matang dan dikelaskan sebagai arenit litit.
Greywak merupakan batu pasir yang mempunyai kandungan matrik yang melebihi 15%. Ia dicirikan oleh matirk yang berbutir halus, yang terdiri dari  intergrowth klorit, serisit dan juga kuarza serta feldspar yang berukuran  lumpur. Daripada butiran rangka, kuarza adalah butiran yang paling dominan berbanding dengan serpihan batuan dan juga feldspar. Kuarza merupakan separuh daripada keseluruhan butiran dan terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk. Selalunya ia berbentuk bersudut dan mempunyai pemadaman bergelombang (undulatory). Feldspar biasanya terdiri daripada jenis sodic plagioklas dan biasanya berkeadaan segar. K-feldspar kurang atau tiada. Chert serta batu kapur mikrit serta kuarza polihablur dan kuarzit berbutir halus juga kadang-kadang ditemui dengan banyaknya.
Matrik merupakan bahagian atau sifat yang penting dalam batu pasir greywak, yaitu melebihi 15% dan mencapai 50% matrik. Matrik dalam greywak terdiri daripada klorit, serisit, kuarza dan feldspar berbutir halus. Dalam batu pasir jenis lain, ruang antara butiran diisi oleh simen, seperti  kuarza. sehingga matrik dalam greywak kadang-kadang tidak terlihat. Ini karena terdapat serpihan batuan, contohnya batu lumpur. Ini kerana komposisi dan ukuran komponen dalam serpihan batu lumpur sama dengan ukuran dan komposisi matrik. Ini mengakibatkan jumlah matrik yang  akan berlebihan daripada yang sepatutnya.
*      Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor,terutama ion besi
            Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit
              Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.
*      Arkos
batu pasir arkos merangkumi 15% daripada keseluruhan batu pasir di dunia. Batu pasir disebut arkos bila kandungan feldsparnya mencapai 25% atau lebih, mengandungi banyak kuarza, dan sedikit serpihan batuan. Detrital mika juga biasa ditemui dengan sedikit matrik.
Arkos yang sebenarnya berbutir kasar dan terdiri daripada butiran kuarza dan feldspar. Feldspar kebanyakannya terdiri daripada jenis potassium feldspar (terutamanya mikroklin). Terdapat feldspar yang telah berubah kepada kaolinit ataupun serisit. Bila arkos disimen oleh bahan karbonat, mengkin terdapat sedikit perubahan pada mineral feldspar, samada di sekeliling bahagian tepi butiran ataupun keseluruhan butiran feldspar terubah kepada mineral lain. Kuarza polihablur dan serpihan batuan kuarza/feldspar adalah biasa ditemui. Kadang-kadang batu pasir arkos menunjukkan warna pink kerana kehadiran feldspar di dalamnya. Walau bagaimanapun, batuan yang berasal daripada granir atau gneiss yang terdiri dari feldspar putih atau gray boleh menyebabkan batu pasir arkos bewarna cerah di singkapan. Ia mempunyai tekstur pengasingan yang sangat buruk hinggalah ke pengasingan yang baik, dengan butiran yang bersudut hingga separa bulat. Butiran rangkanya bersaiz kasar. Teksturnya bergantung kepada sejauh mana diangkut.
Banyak batu pasir arkos yang dicirikan oleh detrital mika, samada muskovit ataupun biotit. Mika ini berkecenderungan dengan perlapisan dan mungkin bengkok atau melengkung disebabkan tekanan daripada butiran yang berdekatan. Biotit kadang-kadang terubah kepada klorit.
*      Batu kapur
Batu kapur  (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan "shell" yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite).
Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang "granular". Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.











BAB IV
KESIMPULAN


1.      5% dari kerak bumi dibangun oleh batuan sedimen namun hanya 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen
2.      Batuan sedimen dapat digolongkan dalam 5 bagian ayitu sedimen klastik, sedimen evaporit dan sedimen batu bara, sedimen bersilika dan sedimen karbonat.
3.      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi batuan sedimen yaitu melalui teksturnya yang meliputi warna, bentuk butir, butir, kebundaran, porositas, permeabilitas, pemilahan, matrik, semen, kekompakan, dan kemas. Hal ini akan berkaitan dengan lingkungan pengendapan dari batuan sedimen tersebut.
4.      Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air (arus sungai ataupun arus laut), angin atau es (glacier).
5.      Sifat-sifat utama batuan sedimen, yaitu :Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas.Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
















LAMPIRAN-LAMPIRAN



DOLOMIT
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.

Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit

Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.

Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya terdapat juga potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.

- Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa marmer dolomit. Cadangan masih berupa   sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.

- Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa dalam batugamping. Cadangan berupa sumberdaya   dengan kandungan MgO = 11 - 18%.

- Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukittinggi - Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.

- Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan   putih serta termasuk batugamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.

- Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan batugamping dolomitan.

- Propinsi Jawa Timur;
· Gn. Ngaten dan Gn. Ngembang, Tuban, formasi batu-gamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta m3, kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m3;
· Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan MgO = 18%;
· Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu – Tuban). Terdapat di Bukit Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m, bersifat lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak (9,5 - 20,8%);
· Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin;
· Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah. Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng   berumur Pliosen, warna putih, agak lunak, sarang. Ada di bawah batugamping dengan kandungan MgO 9,32 -20,92%.
· Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5 - 90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan dolomit   terdapat dalam formasi batu-gamping Pliosen, tebal + 35 m dan jcadangan sekitar 70 juta m3.

- Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan lensa-lensa dalam batugamping.

- Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%,   dan merupakan lensa-lensa dan kantong-kantong dalam batugamping.
1.     Ulasan
2.     Statistik
3.     Potensi
4.     Profil Perusahaan
































DAFTAR PUSTAKA


www.google.com; Data pertambangan mineral dan batu bara ( Dolomit)
www.google.com; Sedimentary rockc
www.google.com; Struktur srdimrn
www.google.com; Batu bara
www.google.com; Batuan sedimen, Balai informasi dan konservasi kebumian,.                               Karangsembung
www.google.com; Batuan sedimen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar